• Berita Terkini

    Selasa, 09 Oktober 2018

    Pemerintah Pangkas Anggaran Pertemuan IMF Jadi Rp 556 Miliar

    fotofredriktarigan/jawapos
    BADUNG – Pemerintah memastikan anggaran acara pertemuan tahunan International Monetary Fund (IMF)-World Bank Group di Bali sudah dihemat secara maksimal. Dari anggaran Rp 855,6 miliar, dana yang terpakai hingga kemarin (8/10/2018) Rp 566 miliar. Dari jumlah Rp 566 miliar itu, dana yang sudah direalisasikan atau dibayarkan kepada vendor-vendor Rp 192,1 miliar.


    Sebelumnya, sejumlah tokoh seperti cawapres 02 Sandiaga Uno, Wakil Ketua DPR Fadli Zon, dan mantan Menko Kemaritiman Rizal Ramli mengatakan bahwa anggaran penyelenggaraan acara pertemuan tahunan IMF-World Bank Group terlalu mahal. Pemerintah juga dinilai boros dan sempat disarankan untuk membatalkan acara tersebut. ”Sudah saya telepon juga sih yang bilang begitu itu. Saya bilang, ’Hei, Anda datang ke saya sini, saya tunjukkan angkanya (anggaran yang terpakai, Red),” kata Ketua Panitia Nasional Pertemuan IMF-World Bank Group Luhut Pandjaitan saat konferensi pers kemarin (8/10).


    Luhut yang juga Menko Kemaritiman menambahkan, pemerintah telah menghemat anggaran dengan membatalkan rencana menyewa mobil Toyota Camry keluaran terbaru. Pemerintah kini hanya menyewa mobil Mercedes E200 keluaran 2013 dan 2015 sebanyak 400 unit. Mobil-mobil itu digunakan khusus untuk para delegasi yang berstatus pejabat, tokoh-tokoh penerima nobel, dan para pimpinan perusahaan besar yang diundang. Sebelumnya, pemerintah juga menghemat anggaran dengan menurunkan jumlah peserta acara resepsi penyambutan negara dari 6.000 orang menjadi 2.500 orang.


    Selain menyiapkan teknis acara, sebelumnya pemerintah mempercantik Bali dengan revitalisasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung di Bali. Biaya revitalisasi tersebut Rp 250 miliar. Pemerintah juga memperluas apron Bandara Internasional Ngurah Rai yang menghabiskan biaya Rp 2,2 triliun serta membangun underpass Simpang Tugu Ngurah Rai dengan anggaran Rp 289 miliar. Investasi di sektor pariwisata juga dilakukan dengan menyelesaikan pembangunan Benoa Tourism Port Rp 1,7 triliun dan patung Garuda Wisnu Kencana Rp 450 miliar.


    Menurut Luhut, penyelesaian pembangunan infrastruktur itu bukan semata-mata untuk menyambut kedatangan tamu acara pertemuan tahunan IMF-World Bank Group. Namun, ada dampak jangka panjang yang ditargetkan pemerintah di balik itu. Di antaranya, jumlah turis naik menjadi 1,2 juta orang per tahun dan okupansi hotel di masa low season bisa naik dari rata-rata 60–70 persen menjadi 70–80 persen per tahun. Pemerintah juga menargetkan wisatawan di daerah lain seperti Banyuwangi naik 2,5 kali lipat. ”Pokoknya, kami cuma bayarin delegasinya. Delegasi yang bawa keluarga, ya biar saja. Kan dia bayar sendiri. Dan, infrastruktur-infrastruktur ini ya biar saja kan bagus buat ke depannya,” ucap Luhut.


    Hal senada disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Dia mengatakan bahwa pertemuan tahunan itu jauh lebih hemat karena menggunakan hotel-hotel yang sudah ada. Sebagai perbandingan, pada 2015, Peru sebagai tuan rumah acara serupa membangun berbagai fasilitas baru untuk acara tersebut. ”Dana infrastruktur yang kita keluarkan ini bukan saja untuk penyelenggaraan acara, tapi sama saja seperti kita bangun jalan tol dan lain-lain karena akan terus digunakan secara berkelanjutan oleh masyarakat di Bali,” ucapnya.


    Hingga kemarin, jumlah partisipan yang terlibat dalam pertemuan tahunan IMF-World Bank Group mencapai 34.223 orang. Dari event itu, ada sekitar 20.000 pelaku UKM dan karyawan yang kebagian job. Event tersebut juga memberikan job kepada sekitar 2.000 pekerja seni.


    Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyatakan, Indonesia akan mendapatkan imbal balik yang besar dari acara itu. Tidak benar jika ada anggapan hanya buang-buang uang. ”Manfaatnya luar biasa. Studinya Bappenas saja (dana yang akan masuk) ke Bali itu Rp 6 triliun lebih. Itu saja sudah balik modal,” ungkapnya.

    Apalagi, masyarakat di seluruh dunia akan datang ke Indonesia untuk mendukung acara tersebut. Karena itu, pihaknya memaksimalkan infrastruktur telekomunikasi dalam rangka menyukseskan penyelenggaraan event tahunan tersebut.


    Di sisi lain, Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa event itu akan memberikan kesan yang baik ketika para delegasi pulang ke negara masing-masing. ”Karena meeting seperti itu pasti memiliki dampak. Paling tidak memberikan citra yang baik terhadap negara yang dipakai untuk pertemuan itu,” katanya. Menurut dia, sebagian besar anggaran yang dialokasikan justru digunakan untuk perbaikan dan penunjang infrastruktur di Bali selaku tuan rumah.


    Selain itu, dengan hadirnya para partisipan dari luar negeri, kunjungan wisata dan devisa yang masuk akan meningkat. Sebab, ada 33 destinasi wisata Indonesia yang dipromosikan kepada para tamu. ”Kami harapkan ini justru memperkuat promosi kita untuk tempat-tempat wisata yang ada di Indonesia. Saya kira arahnya ke sana,” ucap dia. (rin/vir/far/c6/agm)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top