• Berita Terkini

    Jumat, 12 Oktober 2018

    Harga Pertamax Naik, Warga Wonosobo Beralih Ke Pertalite

    WONOSOBO – Dengan adanya kenaikan Bahan Bakar Minyak non Subsidi jenis Pertamax, mayoritas pembeli beralih ke Pertalite. Pertamax yang memiliki Research Octane Number atau RON lebih tinggi ketimbang pertalite naik menjadi Rp10.400 dari harga semula yakni RP9.500 sejak kemarin (10/10/2018).

    Menurut salah satu petugas SPBU di kawasan Selomerto, Yudi, kenaikan pertamax juga diikuti jenis BBM Pertamina Dex lite dari harga RP 9.000 menjadi RP10.5000. sementara itu untuk jenis BBM lain tidak mengalami kenaikan. Namun untuk jenis premium memang sudah semakin jarang dipilih pembeli.

    “Sejak kenaikan harga, hari ini terasa sekali banyak yang pindah ke pertalite. Meskipun dari pantauan kami, lebih dari 60 persen pengguna kendaraan jenis matic sebelumnya menggunakan pertamax, tapi hari ini terpantau separonya pindah ke pertalite,” ungkapnya kemarin. 

    Hal serupa juga terjadi di SPBU lain seperti SPBU Krasak yang juga terlihat antrean kendaraan mengular di BBM jenis Pertamax yang memiliki RON lebih rendah. Menurut  Yudi, meskipun harga pertalite di Rp7.800 namun penggunanya kini bervariasi, berbeda dengan di awal momen diluncurkan.

    “Dibanding dua tahun lalu, kini banyak kendaraan roda dua beralih ke pertalite. Bahkan yang tadinya tetap mengincar premium juga sekarang banyak yang ke pertalite. Selain karena ketersediaan juga karena kualitas dan kandungan RON nya,” ungkapnya.

    Salah satu konsumen yang juga mahasiswa di universitas swasta, M Ridho, mengaku tetap bertahan menggunakan pertamax karena untuk menjaga performa kendaraannya. Menurutnya, perbedaan saat menggunakan pertalite dan pertamax cukup signifikan.

    “Dari awal beli motor karena matic memang sudah pakai pertamax. Pernah coba pertalite karena terpaksa tidak ada di SPBU, tapi menurut saya dari sisi perhitungan jauh lebih hemat. Selain itu juga performa kendaraan lebih baik meskipun ron-nya hanya terpaut 2,” ungkap Ridho.

    Namun kenaikan harga tersebut menurutnya cukup disesalkan karena dikhawatirkan bisa memicu kenaikan harga barang yang bergantung pada distribusi dengan BBM khusus seperti pertamax. Selain itu kebutuhan masyarakat yang tinggi akan BBM juga menurutnya sangat bergantung pada ketersediaan BBM.

    “Kalau sudah naik, jarang sekali turun, itu pun kadang hanya beberapa ratus rupiah. Semoga pemerintah lebih bijak dalam menaikkan harga BBM kedepannya,” ungkapnya. (win)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top