• Berita Terkini

    Sabtu, 13 Oktober 2018

    Bank Dunia Bantu Rp 76 Miliar Korban Gempa Palu

    JAKARTA – Sejumlah pemimpin lembaga internasional menyempatkan diri menengok kondisi Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) di sela-sela acara Annual Meeting IMF – World Bank 2018 yang digelar di Bali sejak awal pekan lalu. Dalam kunjungan Jumat (12/10/2018), mereka menyatakan komitmen untuk membantu proses rekonstruksi pasca gempa dan tsunami yang memporak poranda beberapa kota di daerah tersebut.


    Sejumlah tokoh yang hadir di antaranya Sekjen Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Antonio Gutteres, CEO Bank Dunia Kristalina Georgieva, dan Country Director for Indonesia, Asian Development Bank (ADB) Winfried Wicklein. Saat mereka meninjau Palu, Wakil Presiden Jusuf Kalla turut mendampingi. JK menyampaikan bahwa beberapa lembaga internasional memiliki pengalaman membantu rekonstruksi pasca bencana.


    Bank Dunia dan PBB misalnya, ikut terlibat saat menangani bencana tsunami di Aceh 2014 lalu. Karena itu, ia menyampaikan ucapan terima kasih atas komitmen kedua lembaga untuk kembali terlibat. ”Sangat membantu dalam melakukan rekonstruksi Aceh,” kata Wapres. Pada kesempatan itu juga, pria asal Sulawesi Selatan itu menyampaikan apresiasinya terhadap komitmen ketiga lembaga untuk memberi bantuan.


    Sekjen PBB Antonio Gutteres dalam pernyataannya mengungkapkan keprihatinan yang mendalam dan solidaritas dari negara-negara anggota PBB. ”Solidaritas terhadap para korban yang terdampak sangat luar biasa,” kata Gutteres. Dia mengapresiasi respons cepat Pemerintah Indonesia dalam menangani bencana. Untuk itu, dia bersama para komunitas internasional akan terus mendukung.


    Sehingga penanganan bencana ini menjadi efektif. ”Saya percaya komunitas internasional siap memberi bantuan untuk memulihkan, merekonstruksi Palu,” ujarnya. Di tempat yang sama, CEO Bank Dunia Kristalina Georgieva menyampaikan simpati yang sama. Dia menyatakan bahwa tantangan dari bencana adalah membangun kembali dengan lebih baik. Pihaknya pun siap membantu dengan menggelontorkan dana.


    Untuk bantuan, World Bank menyiapkan dana sebesar USD 5 juta atau Rp 76 miliar untuk membantu proses rekonstruksi. Harapannya, dapat memberikan manfaat kepada mereka yang kehilangan segalanya. Pernyataan duka juga disampaikan Country Director for Indonesia, Asian Development Bank (ADB) Winfried Wicklein. ”Kami prihatin atas apa yang terjadi, dan kami siap membantu yang dibutuhkan oleh Indonesia,” ujarnya.


    Sejalan uluran tangan dari berbagai instansi maupun organisasi luar negeri, pemerintah dengan semua potensi yang mereka miliki terus berusaha membenahi wilayah terdampak gempa maupun tsunami. Membersihkan puing bangunan menjadi salah satu pekerjaan yang tengah digarap oleh masyarakat bersama aparat. Tidak hanya itu membuka akses jalan yang sempat tertutup juga mereka lakukan bersama-sama.


    Satuan Tugas (Satgas) Divisi Infanteri 3/Kostrad yang turut bergabung dalam upaya penanggulangan dampak gempa maupun tsunami di Sulteng  dikerahkan untuk membuka kembali jalur Donggala – Palu maupun sebaliknya. Kapten Infanteri Fajar Eko yang memimpin satgas tersebut menyampaikan bahwa akses jalan penting. ”Sangat vital dan harus segera dilakukan,” imbuhnya.


    Menurut Fajar, akses jalan tersebut bukan hanya penting untuk memudahkan distribusi dan penyaluran bantuan. Tetapi, juga penting sebagai salah satu fasilitas penunjang aktivitas masyarakat. ”Sebagai infrastruktur sosial dan ekonomi masyarakat,” terang dia. Akses jalan itu, masih kata dia, juga penting untuk mobilisasi tenaga, peralatan, dan perlengkapan yang bakal digunakan untuk membangun kembali sejumlah fasilitas umum.


    Menurut Komandan Batalyon Infanteri Para Raider 432/Waspada Setia Jaya Mayor Infanteri Gustiawan Ferdianto, anak buahnya digerakan tidak lain untuk mempercepat proses membuka jalan tersebut. ”Akan kami gempur (kerjakan) sampai akses jalan dapat berjalan dengan lancar. Dan tentunya roda perekonomian dan kegiatan sosial lainnya pun (diharapkan) akan segera pulih,” tegas Gustiawan.


    Berdasar data yang dia miliki, jalan yang menghubungkan Donggala dengan Palu juga menghubungkan Sulteng dengan Sulawesi Barat. ”Itu alasan utama lain pembukaan akses jalan itu menjadi prioritas kami,” imbuhnya. Karena itu pula, sambung dia, Kodim 1306/Donggala turut serta membuka jalur tersebut. Menurut Gustiawan, tanpa bantuan prajurit yang biasa bertugas di sana, akan sulit mempercepat pembukaan jalan. Sebab, mereka yang tahu medan. (far/syn)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top