• Berita Terkini

    Minggu, 30 September 2018

    Siswa SDN 1 Kretek Belajar Budidaya Hidroponik di Sekolah

    KEBUMEN (kebumenekspres.com) - Ratusan siswa dan guru SD Negeri 1 Kretek Kecamatan Rowokele kini memiliki bekal tentang cara budidaya tanaman menggunakan sistem hidroponik. Ini setelah mereka mendapatkan pelatihan hidroponik dari salah satu pakar hidroponik Kebumen, Handoko, Selasa (25/9/2018)

    Tak hanya sekedar teori, para siswa juga diajak praktik langsung sistem hidroponik dengan menggunakan media bekas botol air mineral. Sayuran yang ditanam antara lain bayam, kangkung, lombok hingga cesim.

    Siswa pun terlihat sangat antusias mendengarkan materi sekaligus praktek bersamapemilik Bukit Hidroponik Farm Sruweng Kebumen ini.

    "Kami senang bisa menanam sayur bayam dan kangkung. Seru bisa menjaga tanaman dan harus telaten," ucap salah satu siswa disela-sela kegiatan menanam.

    Handoko menuturkan, tanaman hidroponik memiliki kelebihan dibandingkan sayuran yang ditanam secara konvensional. Antara lain bisa dikonsumsi langsung karena perawatannya tidak menggunakan pestisida. Keunggulan lainnya adalah tidak membutuhkan lahan yang luas.

    "Hasilnya pun bisa lebih produktif dibanding model tanam konvensional asalkan dirawat secara benar," ucapnya.

    Kepala SDN 1 Kertek Rowokele, Eko Budi Setyono SPd menuturkan, pelatihan hidroponik ini untuk mengisi jeda mid semester. Lebih dari itu, juga untuk menanamkan jiwa cinta lingkungan dan gemar menanam sejak dini kepada para siswa.

    "Ini juga memotivasi siswa tentang jiwa kewirausahaan. Karena budidaya hidroponik bisa mendatangkan nilai ekonomis bagi siswa, guru maupun sekolah," ucapnya didampingi salah satu guru, Catur Ampri Indragiri SPd.

    Ditambahkan Eko, hal ini juga sejalan dengan kebijakan pemerintah Kebumen sebagai daerah agrowisata.

    Menurut Eko, pelatihan ini sengaja mendatangkan narasumber  dari luar. Harapannya bisa menambah wawasan keilmuan siswa dan wali murid tentang hidroponik langsung dari pakarnya.

    Media pembelajaran, lanjutnya, saat ini tidak harus selalu di dalam ruang kelas dengan cara mendengar penjelasan guru. Namun bisa dilakukan dengan cara mendatangkan narasumber maupun kunjungan ke beberapa tempat. Hal ini agar siswa tidak bosan.

    "Kami berharap budidaya ini bisa dikembangkan sehingga sekolah bisa mendapatkan nilai ekonomis dari hidroponik ini," imbuhnya. (has)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top