![]() |
darno/radarbanyumas |
Kepala Desa Sinduaji Agus Sukin mengatakan babi hutan masuk dan mengacak-acak rumah. "Tadi pagi sekitar jam 7 an. Babi hutan mengamuk dan merusak rumah Pak Ahmad di Dusun Tegalreja Desa Sinduaji," paparnya.
Padahal rumah tersebut cukup jauh dari hutan. Bahkan di tepi jalan raya. "Babi hutan menabrak kaca jendela depan dan masuk kemudian mengacak-acak isinya," jelasnya. Masuknya babi hutan ke rumah tentu membuat warga takut.
Agus mengatakan rumah yang dirusak babi hutan ini juga dijadikan untuk usaha warung kelontong.
Untungnya, saat itu tidak ada orang. Padahal biasanya ada balita yang berada di ruangan depan tersebut. "Kalau ada orangnya apalagi balita kemungkinan mati. Kaca sama kursi saja diobrak-abrik sampai babinya berdarah," tukasnya.
Dia menyebut babi hutan yang masuk dan merusak bukan kawanan. "Kebetulan sendirian. Ukurannya besar sekitar 70 kilogram," urainya.
Suara gaduh menarik perhatian, warga yang tengah bekerja. "Orang yang sedang membangun jalan mengintip dari jendela," ujarnya. Lalu babi hutan tersebut keluar dan berupa kabur. Untungnya bisa digebug di jalan raya pakai linggis. Sehingga babi hutannya mati.
Dia mengatakan sebelum kemarau, sudah dilakukan gropyokan di Sinduaji. Namun saat kemarau bekas babi tidak kelihatan. Sehingga perburuan dihentikan sementara. "Malah sekarang babi hutan sudah meraja lela lagi," lanjutnya.(drn)
Padahal rumah tersebut cukup jauh dari hutan. Bahkan di tepi jalan raya. "Babi hutan menabrak kaca jendela depan dan masuk kemudian mengacak-acak isinya," jelasnya. Masuknya babi hutan ke rumah tentu membuat warga takut.
Agus mengatakan rumah yang dirusak babi hutan ini juga dijadikan untuk usaha warung kelontong.
Untungnya, saat itu tidak ada orang. Padahal biasanya ada balita yang berada di ruangan depan tersebut. "Kalau ada orangnya apalagi balita kemungkinan mati. Kaca sama kursi saja diobrak-abrik sampai babinya berdarah," tukasnya.
Dia menyebut babi hutan yang masuk dan merusak bukan kawanan. "Kebetulan sendirian. Ukurannya besar sekitar 70 kilogram," urainya.
Suara gaduh menarik perhatian, warga yang tengah bekerja. "Orang yang sedang membangun jalan mengintip dari jendela," ujarnya. Lalu babi hutan tersebut keluar dan berupa kabur. Untungnya bisa digebug di jalan raya pakai linggis. Sehingga babi hutannya mati.
Dia mengatakan sebelum kemarau, sudah dilakukan gropyokan di Sinduaji. Namun saat kemarau bekas babi tidak kelihatan. Sehingga perburuan dihentikan sementara. "Malah sekarang babi hutan sudah meraja lela lagi," lanjutnya.(drn)
Berita Terbaru :
- 8.523 Kades dan Lurah se-Jateng Antusias Sambut Peluncuran Koperasi Merah Putih
- Ahmad Luthfi Optimistis 50% Koperasi Merah Putih di Jateng Beroperasi pada 2025
- Demi Ekonomi Keluarga, Program Magang ke Negeri Sakura menjadi Asa Para Pemuda
- Tingkatkan Kompetensi Tenaga Kerja, Pemprov Jateng Seleksi Ratusan Peserta Magang ke Jepang
- Pariwisata Olahraga di Jateng Terus Menggeliat, Perekonomian Meningkat
- Ahmad Luthfi Sebut Transaksi Soloraya Great Sale 2025 Sudah Tembus Rp7 Triliun
- Ditinjau Ahmad Luthfi dan Zulkifli, Inilah Potensi Ekonomi KDMP Sumbung Boyolali