• Berita Terkini

    Sabtu, 18 Agustus 2018

    Tito Soroti Tigas Masalah Polri

    JAKARTA – Gerbong pejabat teras Polri kembali berubah. Jumat (17/8/2018) Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian melantik Komjen Ari Dono Sukmanto sebagai wakapolri. Bersamaan pelantikan tersebut, Irjen Arief Sulistyanto diberi amanat menjadi kabareskrim. Sejumlah pekerjaan menanti Ari Dono maupun Arief. Tito yakin perubahan gerbong itu positif untuk institusi yang dia pimpin.



    Usai pelantikan dan sertijab kemarin, Tito menyampaikan bahwa mundurnya Syafruddin dari posisi wakapolri menjadi dasar perubahan posisi pejabat teras di bawah dirinya. ”Dengan adanya Pak Ari Dono, saya yakin akan menjadi pendamping bermitra dalam rangka memimpin Polri menjadi lebih baik,” ujarnya. Menurut dia, pemilihan Ari Dono sudah melalui pertimbangan matang. Termasuk berkonsultasi dengan Presiden Joko Widodo.



    Sebelum melantik Ari Dono dan memilih Arief, sempat beredar informasi Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Azis sebagai pengganti Syafruddin. Tito mengakui, dia memang mengajukan beberapa nama kepada presiden. Hasilnya, Ari Dono yang dinilai mumpuni menjadi wakil Tito. ”Sebagai kabareskrim beliau cukup bagus, sukses,” ucap mantan kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) itu.



    Selama menduduki posisi kabareskrim, Ari Dono mampu menangani berbagai kasus besar. Termasuk di antaranya menggagalkan penyelundupan 1,6 ton narkotika. ”Selain itu, beliau termasuk yang cool, tenang, dan saya yakin akan menjadi partner yang baik untuk mendukung tugas-tugas saya sebagai kapolri,” beber Tito. Sebagai perwira tinggi (pati) yang dipilih menggantikan Ari Dono, Tito menaruh harapan besar kepada Arief.



    Menurut Tito, Arief mampu menjalankan tugas dengan baik selama mejabat asisten SDM kapolri. ”Beliau banyak prestasi,” imbuhnya. Orang nomor satu di institusi Polri itu menyebutkan, banyak perubahan dilakukan oleh Arief selama menduduki jabatan tersebut. ”Sehingga membuat suasana proses rekrutmen, kemudian pembinaan di bidang SDM menjadi lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya,” tambah dia.



    Efek perubahan yang dikomandoi oleh Arief, sambung Tito, sangat besar. Kualitas SDM Polri kian tinggi. Untuk itu, dia ingin Arief juga melakukan gebrakan di Bareskrim. ”Termasuk di antaranya menangani masalah kasus-kasus konvensional, kejahatan transnasional, kasus-kasus kontigensi,” bebernya. Selain itu, dia juga meminta Arief mendukung penanganan kasus terorisme yang dilakukan oleh Densus 88 Antiteror.



    Kemudian, sebagai kabareskrim, Arief juga harus membantu pemerintah menjaga stabilitas ekonomi di berbagai bidang. ”Selain juga dapat membangun citra yang baik untuk bidang reserse. Salah satu program promoter, membangun profesionalisme dalam penegakan hukum,” terang Tito. Dia yakin betul dengan pengalaman Arief semua tugas itu bisa selesai sesuai harapan.



    Sementara itu, Ari Dono sangat bersyukur lantaran diberi kepercayaan menjadi wakapolri. Dia mengakui ada tanggung jawab besar dalam amanat tersebut. Untuk itu, dirinya bertekad terus membantu Tito sebaik mungkin. ”Dari aspek manajerial tentunya. Baik itu bidang pembinaan maupun operasional dengan strategi promoter,” tutur alumnus Akpol 1985 tersebut.



    Terhadap keputusan memilih Arief menjadi kabareskrim, Ari Dono juga mengapresiasi. Menurut dia, Arief punya modal yang sangat baik. Dia yakin Arief mampu membawa reserse ke era digital. Sebab, dirinya juga banyak belajar dari Arief. ”Yang sekarang sedang kami rintis sesuai dengan arah kebijakan kapolri. Khususnya di dalam modernisasi yang profesional untuk mencapai target masyarakat lebih percaya kepada kami,” ucap Ari Dono.



    Ketika diwawancarai kemarin, Arief menyebutkan bahwa dirinya bakal melanjutkan keberhasilan Ari Dono. Yang kali pertama akan dia lakukan adalah audit. ”Apa saja yang sudah dilaksanakan oleh Pak Ari Dono semasa menjadi kabareskrim,” ungkapnya. Selanjutnya, dia akan berkonsolidasi untuk memetakan kekuatan Bareskrim saat ini. ”Misi yang diberikan bapak kapolri adalah meningkatkan kinerja,” sambung dia.



    Arief memang bukan orang baru di Bareskrim. Sebelumnya, dia juga pernah bertugas di sana. Namun, untuk sementara dirinya tidak bisa menjelaskan secara terperinci apa saja yang akan dilakukan oleh dirinya. ”Audit dulu terhadap organisasi saya, baru tentukan target dan program-program kerja,” ujarnya. Apalagi dia diberitahu harus sertijab menjadi kabareskrim Kamis malam. ”Saya tadi (Kamis) malam dipanggil oleh pak kapolri,” ucap dia.



    Meski tidak menjelaskan secara detail, Arief mengakui bahwa dirinya dipanggil sekitar pukul 20.30 WIB. Menurut dia, keputusan yang diambil oleh Polri sudah melalui proses sebagaimana dijelaskan Tito. Juga sudah dibahas bersama Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi (Wanjakti). Di luar proses itu, dia mengakui dititipi pesan oleh kapolri. ”Pembenahan dalam pelaksanaan tugas bareskrim dan seluruh jajaran reserse di Indonesia,” bebernya.



    Arief pun menyampaikan bahwa Tito menggarisbawahi tiga masalah di institusi Polri. Yakni reserse, SDM, dan lalu lintas. Menurut dia, Tito sudah cukup puas dengan penyelesaian masalah SDM. Selanjutnya, dia kembali mendapat kepercayaan untuk menyelesaikan masalah yang belum sempat diselesaikan di Bareskrim. ”Meningkatkan apa yang sudah dicapai Pak Ari Dono,” tutur dia.



    Mantan kapolda Kalimantan Barat (Kalbar) itu pun menyampaikan, hal-hal yang sementara ini disoroti dari Bareskrim selain profesionalitas adalah kinerja, moralitas, juga SDM. Namun demikian, Arief kembali menyebutkan bahwa saat ini dirinya belum bisa menjelaskan langkah apa saja yang akan dilakukan. Yang pasti, dia berjanji memberikan yang terbaik untuk masyarakat. ”Iya (janji),” tegasnya.



    Bareskrim sebagai ujung tombak penegakan hukum di institusi Polri, sambung Arief, memastikan akan bekerja sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku. ”Dan penegak hukum harus berdiri di tengah, tidak berpihak ke mana-mana,” imbuhnya. ”Saya di SDM saja bisa transparan dalam bidang rekrutmen, dalam bidang seleksi. Apalagi di Bareskrim yang langsung bersentuhan dengan masalah-masalah keadilan,” lanjut Arief.



    Sebagai pengganti dirinya, sambung Arief, kapolri bisa memilih siapa pun. Termasuk lima kepala biro yang sudah dia persiapkan. Berdasar informasi yanga dia terima, Arief menyebutkan bahwa Kepala Biro Pembinaan Karir Staf SDM Polri Brigjen Polisi Eko Endra Heri yang bakal menduduki posisi asisten SDM kapolri. ”Memang kami sudah melakukan kaderisasi. Sehingga setiap saat saya dimutasikan sudah ada calon penggantinya,” ucap dia. (syn/)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top