• Berita Terkini

    Selasa, 07 Agustus 2018

    Sumber Gempa Lombok Merupakan Bidang Patahan yang Memanjang

    JAKARTA – Tim evakuasi gabungan terus menyisir daerah di Lombok. Dari data sementara yang berhasil dihimpun Posko Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 98 orang meninggal dunia, 236 orang luka-luka, ribuan rumah rusak. Diperkirakan jumlah korban dan kerusakan akibat dampak gempa akan terus bertambah.


    Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menuturkan bahwa belum semua daerah yang terdampak gempa sudah dijangkau petugas Tim SAR gabungan. ”Korban meninggal dunia paling banyak terdapat di Kabupaten Lombok Utara karena wilayah inilah yang parah terkena dampak gempa. Dari 98 orang meningggal dunia akibat gempa, terdapat di Kabupaten Lombok Utara 72 orang, Lombok Barat 16 orang, Kota Mataram empat orang, Lombok Timur dua orang, Lombok Tengah dua orang, dan Kota Denpasar dua orang,” katanyanya. Data tersebut dikumpulkan hinggal kemarin (6/8/2018) sore pukul 18.00.


    Menurut Sutopo, sebagian besar korban meninggal akibat tertimpa bangunan yang roboh.  ”Belum adanya laporan wisatawan asing yang menjadi korban akibat gempa,” ujarnya.  Sementara itu jumlah pengungsi belum dapat dipastikan. Diperkirakan ribuan pengungsi tersebar di berbagai lokasi. ”Bantuan juga belum dapat didistribusikan merata. Selain terbatasnya jumlah logistik yang ada, pengungsi juga tersebar di berbagai lokasi sehingga menyulitkan pembagian bantuan, khususnya di Kabupaten Lombok Utara,” imbuhnya.


      Evakuasi wisatawan di Gili Terawangan, Gili Air, dan Gili Meno  hingga brita ini ditulis, masih terus berlangsung. Tim evakuasi gabungan awalnya hanya memprediksi ada 1000 orang yang ada di pulau itu. Ternyata jumlahnya lebih banyak. ”Dipimpin Basarnas, tim evakuasi mengangkut wisatawan dengan perahu menuju Lombok,” tuturnya.


    Terpisah, Presiden Joko Widodo memastikan bahwa pemerintah akan memberikan bantuan bagi para korban terdampak gempa. Terlebih bagi mereka yang tempat tinggalnya mengalami kerusakan. Namun, terkait besarnya, pemerintah akan terlebih dahulu melihat kondisi lapangan untuk melihat kebutuhannya.


    ”Kita akan melihat dulu keadaan di lapangan, baru kita putuskan. Tetapi bahwa akan diberikan bantuan iya, jumlahnya yang belum diputuskan,” ujarnya di sela-sela peninjauan Venue Pencak Silat, TMII kemarin. Untuk diketahui, saat gempa pertama akhir Juli lalu sendiri, presiden menjanjikan Rp. 50 juta untuk setiap rumah.


    Terkait penanganan pasca gempa, Jokowi menuturkan pihaknya sudah menginstruksikan jajaran terkait untuk melakukan penanganan pascagempa dengan sebaik-baiknya. Dia pun menunjuk Menko Polhukam untuk mengoordinasi seluruh jajaran yang terkait dengan ini, baik BNPB, Kemensos, TNI, Polri, dan lainnya.


    Sehingga penanganan masalah gempa ini bisa dilakukan secepat-cepatnya. Kepada jajaran aparat negara dan relawan kemanusiaan, mantan Walikota Solo itu meminta memberikan pelayanan terbaik.


    Tak lupa, Jokowi juga memerintahkan Menko untuk memberikan perhatian kepada para turis. ”Jangan sampai ada pelayanan yang kurang terutama dalam rangka pengaturan jadwal penerbangan,” kata Presiden.


    Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) turut buka suara pasca gempa berkekuatan 7 skala richter mengguncang Lombok. Dia memastikan pemerintah tidak tinggal diam. ”Pemerintah berjanji untuk segera merehabilitasi semua itu. Tetapi, terlebih dahulu ada tanggap darurat,” ungkap dia ditemui usai rapat bersama dewan pertimbangan MUI di Jakarta kemarin. Menurut dia, masa tanggap darurat bisa berlangsung sampai dua atau tiga minggu ke depan.


    Berdasar informasi yang diterima JK, Kabupaten Lombok Utara menjadi wilayah yang paling parah terdampak gempa bumi Minggu malam. Sebagian besar bangunan di sana hancur. ”Menurut gubernur tadi pagi, di sekitar Lombok Utara itu 70 persen bangunan rusak,” imbuhnya. Untuk itu, langkah cepat dilakukan pemerintah. Mereka juga turut serta menggandeng berbagai instansi untuk membantu masyarakat.


    Setelah menunda Sub Regional Meeting on Counter Terrorism, kemarin Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto memimpin koordinasi penanggulangan bencana di Lombok. Menurut dia, petugas sudah melakukan berbagai upaya untuk membantu masyarakat. Mulai evakuasi sampai membawa mereka ke tempat aman dan lokasi pengungsian.


    Akibat gempa Minggu malam dan gempa akhir bulan lalu (29/7), masyarakat semakin trauma. ”Kami lihat di lapangan, hampir semua lapangan diisi oleh tenda-tenda masyarakat yang mengungsi,” ungkap Wiranto. Saat ini, mereka butuh uluran tangan. Bukan hanya pengungsian yang layak, mereka juga butuh makanan, minimuman, dan obat-obatan. Untuk itu, dia memastikan bahwa semua instansi bergerak bersama.


    Bukan hanya BPBD, BNPB, dan Basarnas. Instansi lain seperti TNI, Polri, serta kementerian dan lembaga lain di bawah naungan pemerintah bergerak. Bahkan, institusi swasta pun turut ambil bagian. ”Penanganan cepat sudah dilakukan,” imbuhnya. Laporan yang diterima oleh Wiranto, TNI maupun Polri sudah mengirim bantuan tambahan dari Jakarta. Mereka bertolak ke Lombok kemarin pagi.


    Berdasar data Mabes TNI, jumlah prajurit TNI yang dikerahkan ke Lombok sebanyak 387 orang. Mereka terdiri atas 82 personel Yonkes Divisi 2 Kostrad, seratus personel Yonkes Marinir, seratus personel Batalyon Paskhas, seratus personel Yonzipur 10 Kostrad, serta lima orang personel Satkomlek. Selain itu, TNI AL juga mengirimkan KRI dr Soeharso dari Surabaya. ”Akan bergerak ke Lombok Utara sebagai rumah sakit darurat,” ungkap Wiranto.


    Kapal bantu rumah sakit itu juga turut membawa satu kompi prajurit Zeni Tempur TNI AD dan seratus personel Pasmar-2 Surabaya. Menurut Wiranto, tambahan tenaga itu diperlukan lantaran banyak masyarakat dan korban gempa yang butuh penanganan medis. Hasil pantauan yang kemarin dia lakukan, RSUD Kota Mataram penuh. ”Kami lihat di tenda-tenda itu tidak cukup. Oleh karena itu dikerahkan TNI,” jelasnya.


    Selain itu, mereka juga mendirikan rumah sakit lapangan. Di antaranya rumah sakit lapangan dari Yonkes 1 Kostrad dengan kekuatan seratus personel dan perlengkapan medis. ”Lalu tim kesehatan Polri ada lima unit. Sekarang sudah masuk ke daerah-daerah bencana,” ungkap Wiranto. Tim medis sengaja diperintahkan bergerak ke daerah-daerah bencana. Sebab, masih ada korban gempa yang belum berhasil dievakuasi dari reruntuhan bangunan.

    Tidak heran Wiranto menyebutkan bahwa jumlah korban masih berpotensi bertambah. Baik korban luka maupun korban meninggal dunia. Agar evakuasi lebih cepat, pemerintah mengerahkan ekskavtor. Pemda NTB dibantu TNI, Polri, dan pihak swasta sudah mengerahkan ekskavator ke beberapa titik. ”Untuk pembersihan puing-puing rerentuhan. Sehingga diharapkan dapat menyelamatkan saudara-saudara kita,” kata dia.


    Lebih lanjut, Wiranto menyampaikan bahwa upaya evakuasi ribuan wisatawan dari sejumlah destinasi wisata di NTB juga dilakukan. Termasuk di antaranya dari Gili Trawangan. ”Kami bersyukur dengan sangat cepat maka dikerahkan kapal-kapal dari polda ada empat kapal, Pelni 3 kapal, Mabes Polri ada 2 kapal, dan Angkatan Laut 2 kapal,” jelasnya. Sampai kemarin sore, sudah 1.870 wisatawan asing yang disebrangkan ke Mataram.


    Mantan Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) itu memastikan bahwa tidak satu pun wisatawan asing di Gili Trawangan menjadi korban. ”Yang dilaporkan tadi delapan orang meninggal dunia itu bukan orang asing,” imbuhnya. Menurut dia, semua warga negara asing (WNA) yang tengah berada di Lombok maupun destinasi wisata di sekitar pulau tersebut selamat.


    Persoalan lain yang berkaitan dengan listrik maupun saluran komunikasi juga terus diupayakan agar segera tuntas. Sebab, keduanya sangat penting dalam penanggulangan bencana. Wiranto menyebutkan, BNPB sudah menyiapkan seratus unit genset untuk disebar ke lokasi-lokasi yang kini tidak teraliri listrik. Sementara saluran komunikasi dipastikan bakal pulih secara bertahap. ”Sudah akan lancar kembali, akan dipulihkan,” tegasnya.


    Kapuspen TNI Mayjen TNI M. Sabrar Fadhilah menyampaikan, tambahan pasukan sebanyak 82 prajurit TNI juga dikerahkan dari Malang. Mereka membawa serta sejumlah peralatan yang dibutuhkan untuk membantu masyarakat maupun korban gempa di Lombok. ”Antara lain perlengkapan kesehatan berupa modul bedah, modul perawatan, modul gawat darurat, modul farmasi, makanan, dan tenda rumah sakit lapangan,” bebernya.


                    Di sisi lain, Kementerian Dalam Negeri kembali mengirimkan para praja IPDN untuk ikut membantu tim tanggap darurat di Lombok Utara. ’’Hari ini (kemarin, red) praja IPDN Mataram sudah turun membantu bersama tim lainnya meringankan bencana, khususnya di pusat penampungan,’’ terang Mendagri Tjahjo Kumolo kemarin.

                    Selain itu, Direktur Sapol PP dan Pemadam Kebakaran juga mengoordinasikan jajarannya yang ada di Pulau Lombok untuk bergerak ke Lombok Utara. ’’Melalui Korpri, Kemendagri dan BNPP (Badan Nasional Pengelola Perbatasan) menghimpun dana untuk membeli kebutuhan untuk masyarakat di Lombok Utara,’’ lanjutnya.

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun terus memantau kemunculan gempa susulan pasca gempa 7 SR yang mengguncang Lombok Utara. Data dari BMKG sampai pukul 19.00 WIB tadi malam terjadi 184 kali gempa susulan. Namun dari jumlah tersebut hanya 13 gempa susulan yang dirasakan guncangannya.


    Melihat grafik perekaman gempa susulan, menunjukkan informasi penurunan. Sepanjang Senin (6/8) kemarin, gempa susulan pada pukul 19.00 tercatat sebanyak empat kali. Dibadningkan pada Senin (6/8) dini hari pukul 02.00 tercatat sebanyak 20 kali.


    Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan belasungkawa kepada para korban gempa Lombok. Menurut dia kebanyakan korban meninggal akibat tertimpa reruntuhan bagunan. Untuk itu dia menghimbau supaya masyarakat tetap tenang dan waspada. ’’Untuk sementara waktu tidak berada di bawah bangunan-bangunan yang rawan runtuh,’’ katanya kemarin. Selain itu masyarakat dihimbau tidak berada di sekitar lereng atau tebing yang rawan longsor ketika ada gempa susulan.


    Terkait gempa susulan, dia mengatakan gempa susulan dengan daya guncang terbesar terjadi pada Minggu malam (5/8) dengan kekuatan mencapai 5,7 SR. Dia mengatakan munculnya gempa bumi susulan merupakan mekanisme alam guna menghabiskan energi gempa yang masih tersisa. Dengan demikian setelahnya batuan atau lempeng bumi kembali dalam kondisi stabil.


    Dia menyebutkan gempa bumi yang mengguncang Minggu itu adalah gempa bumi dangkal. Pemicunya adalah aktivitas sesar naik Flores (flores back arc thrust). Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan patahan naik (thrust fault).


    Dwikorita lantas menjelaskan kenapa peringatan tsunami muncul, padahal episentrum gempa berada di daratan. Dia menjelaskan bahwa sumber gempa bumi bukanlah suatu titik. Tetapi merupakan bidang patahan yang menerus atau melampar memajnag hingga bidang patahan atu robekan batuan tersebut masuk di dasar laut dekat Pantai Lombok bagian  utara. ’’Hal inilah yang akhirnya memicu terjadinya tsunami,’’ jelasnya.


    Bukan kali ini saja Indonesia diguncang gempa. Sebagai negara yang berada di kawasan cicin api, Indonesia begitu rawan dengan gempa. Hanya Pulau Kalimantan saja yang diprediksi tidak akan terjadi gempa. Salah satu cara meminimalisir korban dan kerugian saat gempa adalah memperhatikan kontruksi bangunan. Pengamat Manajemen Konstruksi dari Universitas Pelita Harapan Manlian Ronald A Simanjuntak mengatakan bahwa bangunan yang aman bukanlah yang kaku. ”Kokoh di sini bukan yang kaku. Harus dinamis terhadap beban, seperti lentur mengikuti ayunan getaran” ucapnya kemarin.


    Dia menjelaskan bahwa sudah banyak penelitian mengenai gedung-gedung tinggi (lebih dari empat lantai, Red) yang tahan gempa. Bagaimana kontruksi atas dan bawah sudah memiliki kajian. Namun yang diabaikan justru kontruksi bangunan berlantai kurang dari empat. Akibatnya sering didapati rumah-rumah penduduk yang roboh. ”Perlu dipelajari karakter gempanya sehingga ada kajian. Mungkin pemerintah menggandeng akademisi mempelajari karakter perwilayah sehingga memiliki formula bangunan tahan gempa sendiri,” tuturnya.


    Ronald juga menghimbau agar pemerintah daerah memiliki menejemen penanggulangan bencana. Contohnya saja penataan ruang daerah baik yang rawan ataupun aman terhadap bencana. Pemda juga perlu membuat peraturan dan standar penanggulangan bencana yang mungkin berbeda di setiap wilayah. ”Harus ada sosialisasi berkala kepada masyarakat tentang materi manajemen penanggulangan bencana. Serta mengoptimalkan tim penanggulangan bencana yang mengikutsertakan masyarakat lokal,” tuturnya. (wan/far/byu/syn/lyn)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top