• Berita Terkini

    Sabtu, 25 Agustus 2018

    Proyeksi 2045, Jumlah Penduduk Indonesia 318 Juta

    JAKARTA – Saat usia Indonesia genap 100 tahun pada 2045 jumlah penduduk diperkirakan mencapai 318,961 juta orang. Data proyeksi berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 itu akan menjadi acuan penyusunan seluruh program jangka panjang. Mulai dari penyediaan infrastruktur, pangan, hingga lowongan kerja.


                Wakil Presiden Jusuf Kalla menuturkan jumlah penduduk yang mencapai 318 juta itu jangan dianggap sebagai beban. Tapi dianggap sebagai potensi yang bisa dipergunakan untuk menggerakan ekonomi. Karena jumlah penduduk yang besar berarti tingkat produksi bisa naik dan begitu pula konsumsi. Namun, semua itu perlu dipersiapkan sejak dini.


                ”Angka ini harus dipakai untuk berapa beras yang harus diproduksi untuk mencapai swasembada berkelanjutan. Berapa tingkat kebutuhan kita akan infrastruktur, berapa tingkat rumah sakit musti dibuat, berapa tingkat lapangan kerja yang harus dicreate, berapa investasi minimum yang harus diadakan,” ujar JK saat peluncuran buku Proyeksi Penduduk Indonesia 2015-2045 di Istana Wakil Presiden, Jakarta, kemarin (24/8/2018).


                Berdasarkan data dari buku terebut, jumlah penduduk pada 2045 sebanyak 318,961 juta orang. Jumlah perempuan 160,206 juta lebih banyak dari laki-laki (158,755 juta). Bandingkan dengan penduduk pada 2018 sebanyak 264,161 juta. Komposisinya laki-laki 132,025 juta. Sedangkan perempuan 131,478 juta.


                Sementara proyeksi jumlah warga Jawa Timur pada 2045 mencapai 41,615 juta. Perinciannya 20,436 juta laki-laki dan 21,178 juta perempuan. Sedangkan hasil sensus pada 2015  jumlah penduduk mencapai 38,784 juta. Tediri atas 19,146 laki-laki dan 19,637 perempuan.


                Lebih lanjut, JK menuturkan bahwa perlu strategi untuk menyesuaikan jumlah penduduk yang besar. Misalnya tidak bisa lagi mengandalkan lapangan kerja dari pertanian tapi harus dari industri. Begitu pula dengan pemukiman diarahkan menjadi hunian vertikal bukan rumah tapak. Transmigrasi keluar Jawa tidak bisa lagi dianggap sebagai solusi untuk mengatasi jumlah penduduk yang besar.


                ”Dulu solusinya transmigrasi sekarang bagaimana tingkat produktivitas ditingkatkan. Karena itu industri harus masuk keluar Jawa, harus masuk ke Sumatera agar tingkat produktivitas, lapangan kerja dapat meningkat,” imbuh JK.


                Sementara itu, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro menuturkan diperkirakan pertumbuhan ekonomi pada 2045 mencapai 5,7 persen rata-rata pertahun. Tapi minimal pertumbuhan tiap tahunnya bisa 5,1 persen pertahun.


    ”Dengan (pertumbuhan ekonomi) 5,7-5,1 tadi perkiraaannya sekitar tahun 204 sudah masuk ke negara yang berpendapatan tinggi. High income,” ujar Bambang.

    Jumlah pedapatan tinggi itu diperkirakan sekitar USD 15 ribu perkapita pertahun.  Sedangkan jumlah warga miskin sekitar satu persen. ”Itu ciri negara maju adalah jumlah kemiskinannya hampir 0 persen. 0 persen hampir tidak mungkin tapi mendekati 0 persen,” tambah Bambang. (jun)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top