• Berita Terkini

    Selasa, 21 Agustus 2018

    Mukhib-Tiara Kawinkan Dua Emas bagi Indonesia

    SUBANG - Balap sepeda Indonesia membuktikan diri bisa menyumbang medali emas di Asian Games 2018. Tak tanggung-tanggung, dua emas sudah diamankan dari nomor downhill putra dan putri dalam lomba yang berlangsung di Khe-Bun Hill, Subang, Jawa Barat kemarin (20/8/2018).


    Adalah Khoiful Mukhib, dan Tiara Andini Prastika yang menjadi pahlawan bagi balap sepeda Indonesia. Tiara menjadi yang tercepat di sektor putri dengan catatan waktu 2 menit, 33,056 detik. Hasil tersebut sekaligus membuat Tiara untuk pertama kalinya menang atas rider Thailand, Vipavee Deekaballes.

    Padahal pada Kejuaraan Asia 2017 dan 2018, Tiara selalu menjadi yang kedua di bawah Vipavee. Di atas kertas, rider downhill Indonesia sudah paham betul seluk beluk lintasan balap yang mereka hadapi di Asian Games 2018.


    Ketika dikonfirmasi, Tiara mengungkapkan bahwa pada beberapa sisi lintasan mengalami kerusakan. “Jalurnya sedikit beda ketika saya latihan dalam tiga bulan terakhir,” terang gadis asal Semarang tersebut.


    Beruntung bagi pembalap Indonesia, Khe Bun sudah menjadi homebase mereka dalam pemusatan terakhir menjelang Asian Games. Hasil tersebut sebenarnya cukup mengejutkan bagi PB ISSI. Sebab, downhill, meskipun secara hasil juga bisa diprediksi bahwa, Indonesia bakal mengamankan medali, minimal perunggu.


    Yang menarik adalah, Februari lalu, Tiara mengalami crash yang membuat telunjuk kanannya patah. Alhasil, dia  harus menjalani operasi pemasangan pen. Bahkan saat meraih perak di kejuaraan Asia 2018, dia masih merasakan nyeri.


    “Sebenarnya dibuat gerak pun masih sering terasa, rencana nanti setelah Asian Games pen-nya dicabut dulu,” lanjut pembalap 22 tahun itu. Selain Tiara, masih ada Nining Porwaningsih, pembalap asal Jepara yang tercepat ketiga. Dengan begitu, dua rider Indonesia mengamankan dua medali, satu emas dan 1 perunggu dari downhill.

    Satu emas lainnya lahir dari seorang Khoiful Mukhib. Pembalap asal Jawa Tengah itu melesat tercepat mengalahkan pembalap yang lain. Dia mencatatkan waktu 2 menit, 16,687 detik. Sebelumnya, dalam latihan terakhir, Popo Ario Sejati, rider downhill Asia lainnya.


    Apalagi, Jepang juga tidak mengirimkan wakilnya. Yang secara teknis bisa mengganggu upaya tim balap Indonesia merengkuh emas. Untuk medali perak ada Chiang Shengshan (Taiwan) yang merengkuh perak, selanjutnya ada Suebsakun Sukchanya (Thailand).


    Budi Saputra, manajer pelatnas balap sepeda Indonesia menyatakan hasil pelatnas lebih cepat di Khe Bun membuat segalanya berbeda. “Kami sudah menyesuaikan waktunya, karena kami merancang trek yang di sana juga untuk menyesuaikan karakter anak-anak,” terangnya.


    Sementara itu, di angkat besi, Sri Wahyuni Agustiani, andalan Indonesia di kelas 48 kg harus puas dengan medali emas. Dia mampu mengangkat snatch 88 kg, dan 107 kg untuk clean and jerk. Yuni-sapaan karib Sri Wahyuni-kalah dari Song Gum-ri dari Korea Utara. Gum-ri mencetak angkatan 87 kg snatch dan 112 clean and jerk.

    Yuni mengaku sudah berupaya keras untuk bisa menambah angkatan clean and jerk. “Tetapi tadi belum nyampe saja,” terangnya. Ini menjadi perak kedua bagi Yuni setelah empat tahun lalu juga mendulang prestasi yang sama di Incheon, Korea Selatan. (nap)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top