KEBUMEN (kebumenekspres.com) - Bangsa Indonesia sebentar lagi merayakan kemerdekaannya yang ke-73. Namun, bagi Sutinem, kemerdekaan itu sepertinya belum sepenuhnya dia nikmati. Bagaimana tidak, di usianya yang sudah renta itu, dia masih hidup di bawah garis kemiskinan.
Perempuan berusia 76 tahun itu hidup sebatangkara di rumah reotnya, RT 2 RW 3 Dukuh Krajan Desa/Krakal Kecamatan Alian. Rumah itupun jauh dari kata layak, kalau tidak mau disebut sebagai gubuk. Rumah sempit milik Sutinem terbuat dari anyaman bambu. Sudah begitu, rumahnya sebagian sudah lapuk termakan usia. Bahkan, sebagian sudah bolong-bolong disana-sini.
Sekedar menahan gempuran cuaca dingin, bolongan itu ditutup dengan serpihan papan bekas.
Tak ada listrik. Tak ada perabotan rumah tangga.
Untuk tidur, Sutinem yang berstatus belum kawin di KTPnya itu menggunakan dipan seukuran tubuhnya. Tak jauh dari situ, terletak dapur yang hanya disekat dengan kain usang.
Lalu bagaimana Sutinem memenuhi kebutuhan hidupnya? Sutinem mengaku hanya bisa mengandalkan bantuan dari sanak saudara dan tetangganya. Sebab, tubuhnya sudah tak mengijinkan lagi untuk dipaksa bekerja. "Mpun dangu boten saged ngode (Sudah lama tak bisa bekerja)," ujarnya ditemui Minggu (12/8/2018).
Ya, tak banyak yang bisa diharapkan Sutinem saat ini. Kalaupun ada, dia hanya bisa berdoa agar ada pihak-pihak yang peduli akan nasibnya tersebut. (*/cah)
Sekedar menahan gempuran cuaca dingin, bolongan itu ditutup dengan serpihan papan bekas.
Tak ada listrik. Tak ada perabotan rumah tangga.
Untuk tidur, Sutinem yang berstatus belum kawin di KTPnya itu menggunakan dipan seukuran tubuhnya. Tak jauh dari situ, terletak dapur yang hanya disekat dengan kain usang.
Lalu bagaimana Sutinem memenuhi kebutuhan hidupnya? Sutinem mengaku hanya bisa mengandalkan bantuan dari sanak saudara dan tetangganya. Sebab, tubuhnya sudah tak mengijinkan lagi untuk dipaksa bekerja. "Mpun dangu boten saged ngode (Sudah lama tak bisa bekerja)," ujarnya ditemui Minggu (12/8/2018).
Ya, tak banyak yang bisa diharapkan Sutinem saat ini. Kalaupun ada, dia hanya bisa berdoa agar ada pihak-pihak yang peduli akan nasibnya tersebut. (*/cah)
Berita Terbaru :
- 8.523 Kades dan Lurah se-Jateng Antusias Sambut Peluncuran Koperasi Merah Putih
- Ahmad Luthfi Optimistis 50% Koperasi Merah Putih di Jateng Beroperasi pada 2025
- Demi Ekonomi Keluarga, Program Magang ke Negeri Sakura menjadi Asa Para Pemuda
- Tingkatkan Kompetensi Tenaga Kerja, Pemprov Jateng Seleksi Ratusan Peserta Magang ke Jepang
- Pariwisata Olahraga di Jateng Terus Menggeliat, Perekonomian Meningkat
- Ahmad Luthfi Sebut Transaksi Soloraya Great Sale 2025 Sudah Tembus Rp7 Triliun
- Ditinjau Ahmad Luthfi dan Zulkifli, Inilah Potensi Ekonomi KDMP Sumbung Boyolali