• Berita Terkini

    Kamis, 02 Agustus 2018

    Khitanan Massal Hari Jadi Jateng Minim Peserta

    sudarno ahmad/ekspres
    KEBUMEN (kebumenekspres.com) - Khitanan massal dalam rangka Hari Jadi Provinsi Jawa Tengah ke-68 di Pendopo Kecamatan Pejagoan, Rabu (1/8/2018) minim peserta. Hanya empat anak yang mengikuti acara tersebut. Jumlah ini jauh dari target panitia sebanyak 50 anak.

    Padahal peserta khitanan massal mendapatkan berbagai bingkisan. Mulai dari sarung, baju koko, peci, tas sekolah, hingga uang saku. Selain khitanan massal, di tempat itu juga digelar kegiatan bakti sosial berupa pengobatan gratis. Sedikitinya 250 warga memeriksakan kesehatannya oleh dokter dan tenaga medis dari RS Margono Soekarjo Purwokerto.

    Pengobatan gratis itu disambut baik oleh warga setempat. Salah seorang warga, Siti Ngaisah (69) mengaku senang adanya kegiatan sosial tersebut. Warga Pejagoan ini mengaku sakit pada pernafasannya. Dengan adanya pengobatan gratis itu, dia langsung datang mendaftar sebagai peserta.

    Acara tersebut dibuka oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah, Heru Sudjatmoko. Dalam kesempatan tersebut, turut mendampingi Pj Sekda Kebumen Mahmud Fauzi dan serta sejumlah pejabat lainnya.

    Dalam sambutannya, Heru Sudjatmoko meminta para orang tua supaya memperhatikan tumbuh kembang putra putrinya. Terutama menyangkut gizi yang cukup, fisik sehat, dan otak cerdas sehingga menjadi generasi bangsa yang berkualitas.

    “Apabila sumber daya manusia Indonesia terutama generasi muda bangsa berkualitas maka negara akan maju,” ujarnya.

    Menurutnya, hidup sehat tidak hanya terkait gizi. Kebersihan lingkungan juga penting dalam upaya menjaga kesehatan. Biasakan membersihkan lingkungan rumah, tidak lupa mencuci tangan, sayur maupun buah-buahan yang akan dikonsumsi.

    Tidak kalah penting adalah keberadaan jamban di setiap rumah agar warga tidak lagi buang air besar di sembarang tempat, baik di darat maupun di sungai. Karena kebiasaan buang air besar di sembarang tempat termasuk di sungai selain mencemari lingkungan juga rentan menularkan berbagai penyakit.

    “Kalau ada warga yang belum mempunyai jamban, maka kepala desa, camat, dan para kader kesehatan menggencarkan gerakan agar tidak membuang air besar sembarangan. Ini bagian dari tanggung jawab kita semua, baik pemerintah mauoun para kader jangan segan memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang bagaimana menjaga kesehatan,” terang mantan Bupati Purbalingga ini.

    Ditambahkan, selain kesehatan, bidang pendidikan juga tidak kalah penting dalam upaya memajukan Indonesia di tengah persaingan global. Semua anak Indonesia berhak memperoleh pendidikan minimal mengenyam wajib belajar sembilan tahun atau sampai jenjang SMP atau SMA. Sedangkan bagi yang tidak mampu sekolah, pemerintah dan lingkungan sekitar harus membantu.

    “Bagi yang kurang mampu, pemerintah dan lingkungan harus membantu. Dari tingkat RT, kelurahan, hingga kabupaten dan provinsi ikut terlibat bergotongroyong membantu. Jangan sampai ada anak usia sekolah yang tidak sekolah,” pintanya.(ori)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top