• Berita Terkini

    Jumat, 10 Agustus 2018

    Jadi Cawapres Jokowi, Ma'ruf Amin: Ditelpon Habis Magrib

    FOTOSETPRESKEPRESIDENAN
    JAKARTA- SORE Selepas ngantor, Rais Am PBNU KH. Ma'ruf Amin pulang ke rumahnya di Lorong 27, Koja, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Selepas magrib, Telepon Ma'ruf  berbunyi. Dari Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno.



    "Dia tanya, mau nggak saya jadi cawapres alternatif," tutur Ma'ruf Amin di kantor PBNU beberapa jam setelah namanya diumumkan oleh Jokowi sebagai cawapresnya kemarin malam (9/8/2018).



    Seharian itu Ma'ruf mengaku tidak ikut ikutan hiruk pikuk pemilihan Cawapres. Dengan Jokowi pun, Ma'ruf mengaku sebelumnya tidak penah sekalipun membahas soal pilpres. "Ya diskusi saja, nyambung gitu, akur," tuturnya.



    Tapi pria kelahiran Tangerang, 11 Maret 1943 ini mengaku sudah memiliki firasat dan membaca tanda-tandanya. Beberapa orang terdekat juga sempat berbisik-bisik bahwa ada kemungkinan pilihan Jokowi jatuh padanya. Tapi karena nama-nama calon cawapres Jokowi ada sepuluh, maka Ma'ruf tidak pernah memikirkannya.



    Tapi ketika ditanya oleh Pratikno lewat telepon maghrib itu, Alumnus Pondok Pesantren Tebuireng Jombang ini langsung mengiyakan. "Ini panggilan negara, seorang 'ulama itu idza ihtaja, fa'a. Kalau dibutuhkan ya harus bermanfaat," tutur Ma'ruf.



    Sementara menjelang pukul 19.00 WIB, Kemeriahan pecah di ruangan Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siroj lantai 3 kantor PBNU di Kramat Raya, Jakarta Pusat saat Jokowi secara live mengumumkan pilihan cawapresnya. Suara takbir dan hamdalah menggema, diikuti doa yang dipimpin oleh Said Aqil.



    Keputusan Jokowi Ma'ruf anggap sebagai penghargaan terhadap ulama dan penghargaan terhadap umat islam. "Jadi NU seharusnya mendukung beliau atas penghargaan ini," ujarnya.



    jika nanti terpilih menjadi Wapres nantinya, paling tidak, ia wajib membantu Jokowi setidaknya dalam 4 aspek. Yang pertama adalah menjaga keutuhan bangsa dan negara dalam bingkai pancasila.



    Apalagi, situasi terakhir menunjukkan bahwa bangsa Indonesia tengah dirongrong oleh ideologi-ideologi yang ingin mengganti Pancasila sebagai dasar negara dengan mempermaikan isu-isu SARA dan menebarkan perpecahan. "Negara ini harus kita jaga dengan ukhuwah islamiyah dan ukhuwah wathoniyah," katanya.



    Yang kedua adalah aspek keamanan. Banyak negara didunia, kata Ma'ruf yang selalu terlibat konflik sehingga tidak bisa memanfaatkan sumber daya alamnya yang melimpah. "Kalau negara tidak aman, tidak bisa kita melakukan pembangunan," katanya.



    Yang ketiga adalah aspek ekonomi. Konsep ekonomi harus berubah menjadi ekonomi keumatan. Ma'ruf menamakan cita-citanya dengan "Arus Baru Ekonomi Indonesia". Prinsipnya adalah menguatkan usaha-usaha kecil. Diantaranya dengan Redistribusi Aset dan Kemitraan. "Karena arus ekonomi yang lama itu melahirkan konglomerat," katanya.



    Yang keempat adalah pembangunan karakter bangsa dan yang kelima adalah penegakan hukum. Menurut Ma'ruf, jika pembentukan karakter berjalan baik, maka penegakan hukum akan makin sedikit. "Kalau tidak bisa dibentuk pakai karakter, ya berarti pakai penegakan hukum," jelasnya.



    Ketua PBNU Said Aqil Siroj belum secara eksplisit menghimbau warga NU untuk memenangkan pasangan Jokowi-Ma'ruf, namun menurutnya, warga NU akan otomatis memberikan dukungannya.



    Said menjamin Ma'ruf adalah sosok yang tepat untuk Jokowi, keulamaannya dan komitmennya untuk bangsa dan negara tidak diragukan lagi. Soal Usia, menurut Said tidak masalah. "Ada tuh presiden Oman 90 tahun masih kuat memimpin negara, Mahathir Mohamad lebih tua. Beliau (Ma'ruf Amin,Red), masih 75 tahun, jadi masih kuat," katanya.(tau)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top