• Berita Terkini

    Rabu, 22 Agustus 2018

    Geliat Warga Selogiri, Desa di Perbatasan Kejar Ketertinggalan

    KEBUMEN (kebumenekspres.com) - Desa Selogiri Kecamatan Karanggayam menjadi salah satu wilayah yang berada di daerah perbatasan Kebumen-Banjarnegara. Selama ini, wilayah ini identik sebagai desa tertinggal.

    Kondisi infrastruktur di wilayah tersebut masih tergolong buruk dan berdampak luas pada sektor-sektor lain seperti ekonomi, pendidikan, kesehatan yang juga tertinggal dari daerah lain.

    Kepala Desa Selogiri, Sukiman, mengakui situasi tak ideal itu. Selogiri diakuinya masuk "dua besar" desa paling tertinggal di Kecamatan Karanggayam. Namun bukan berarti, pihaknya tinggal diam. Salah satu yang dilakukan saat ini, katanya, warga membuka akses jalan yang baru.

    "Kami membuka jalan desa yang telah kami usulkan menjadi jalan kabupaten. Saat ini sudah bisa dilalui meski kondisinya masih jalan tanah," katanya ditemui pertengahan Agustus 2018.

    Waktu itu, Kebumen Ekspres sempat merasakan rute yang dimaksud Sukiman. Dibonceng Kepala Puskesmas Karanggayam, Dr Pudjo Trimakno, koran ini merasakan beratnya medan tak kurang dari 8 kilometer tersebut. Jalan yang dibuat dengan membuka hutan pinus itu masih berupa tanah, bergelombang dan pastinya berkelok-kelok dengan tikungan tajam yang sebagian kemiringannya bisa mencapai nyaris 50 derajat.

    Situasi itu juga membuat warga Selogiri kadang terlintas untuk menjadi bagian dari Kabupaten Banjarnegara daripada Kebumen. "Warga sini bisa ke Banjarnegara kota 30 menit. Kalau untuk ke Kebumen harus 1,5 jam," kata Sukiman.


    Sukiman mengakui, infrastruktur menjadi sektor pertama yang harus ia benahi di desa yang memiliki luas 1080 hektare itu. Buruknya infrastruktur membuat warganya banyak yang berkategori miskin. Dampaknya pun luas. Banyak anak-anak di Selogiri memilih hanya menamatkan pendidikan dasar. Mereka juga kesulitan mendapat layanan kesehatan karena faktor medan. Sebagian besar anak muda itu pilih merantau usai menamatkan pendidikan dasar.

    Dia yakin, seiring membaiknya infrastruktur jalan, sektor lain akan mengikuti. Salah satu terobosan yang dilakukan Sukiman, pihak desa tengah merintis obyek wisata Gunung Menyan. Perbukitan yang berada di Dusun Semampir itu diharapkan akan menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan berkunjung ke tempat itu.

    "Saat ini kami baru mengajukan ijin secara lisan kepada Perum Perhutani. Di saat yang sama, desainnya sedang dibuat oleh tim pendamping desa," ujar Sukiman.

    Ya, dibalik keterbatasan, desa berpenduduk sekitar 5 ribu jiwa itu punya sejuta pesona pada panorama alamnya. Dari desa itu, hamparan hutan berlatar belakang pegunungan menjadi pemandangan tersendiri. "Pada 28 September mendatang warga akan gotong royong memulai pembangunan Gunung Menyan jadi obyek wisata," katanya.

    Yang menggembirakan, kata Sukiman, dukungan warga untuk kemajuan desanya luar biasa. "Para perantauan banyak membantu. Mereka bahkan sudah membangun masjid yang nilainya ratusan juta juga mushola," imbuhnya.

    Yang terbaru, Sukiman mengaku sangat berterimakasih kepada Puskesmas Karanggayam yang telah menambah jumlah bidan di daerah itu. Adanya bidan yang siaga 24 jam, diharapkan dapat mempermudah masyarakat mendapatkan layanan kesehatan. Sekaligus meningkatkan derajat kesehatan mereka.

    Terpisah, Anggota DPRD Kabupaten Kebumen, Joko Budi Sulistyanto, mengatakan, kawasan pegunungan utara menjadi kantong kemiskinan di Kabupaten Kebumen.Data yang ia punya, ada 60 persen penduduk di kawasan ini yang hidup dalam garis kemiskinan. Diapun mendorong pemerintah agar fokus memperhatikan masyarakat di kawasan ini dalam upaya memberantas kemiskinan. "Sudah saatnya Pemerintah memprioritaskan program-program pembangunan di daerah pegunungan agar mereka mentas dari jurang kemiskinan," ujarnya. (cah)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top