• Berita Terkini

    Kamis, 16 Agustus 2018

    Bantuan Tahap Pertama Gempa Lombok Rp 59 Miliar

    JAKARTA – Pemerintah menyerahkan bantuan dana stimulasi untuk korban Gempa Lombok Nilai total bantuan Rp. 59,55 miliar rupiah. Hingga hari ke 10, Gempa 7.0 Skala Richter telah menyebabkan 460 orang meninggal dunia dan kerugian ekonomi senilai Rp. 7,45 triliun.



    Sesuai arahan Presiden RI, Joko Widodo, besaran bantuan untuk rumah rusak berat sebesar 50 juta per Kepala Keluarga (KK). Bantuan diserahkan dalam bentuk tabungan Bank Rakyat Indonesia (BRI) untuk 1.191 penerima bantuan. 



    “Nanti semua yang rumahnya rusak akan mendapatkan bantuan ini,” kata Kapusdatin dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho kemarin (15/8/2018)



    Dari jumlah tersebut, 125 KK untuk penduduk Lombok Utara, 20 KK Lombok Tengah, 6 KK di  Lombok Barat, 1.020 KK untuk kabupaten Lombok Timur, dan 20 KK di Kota Mataram.



    Kapusdatin dan Humas BNPB  Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, angka jumlah korban, pengungsi, kerusakan, dan kerugian ekonomi terus bertambah hingga hari kesepuluh. ”Bertambahnya jumlah dampak disebabkan oleh laporan pendataan yang makin lancar,” katanya kemarin.



    Korban meninggal tercatat 460 orang.  Tersebar di Kabupaten Lombok Utara 396 orang, Lombok Barat 39 orang, Lombok Timur 12 orang, Kota Mataram 9 orang, Lombok Tengah 2 orang dan Kota Denpasar 2 orang.



    Lagi-lagi, Sutopo mengatakan pergerakan angka jumlah korban jiwa masih belum berhenti  mengingat Tim SAR gabungan masih melakukan pencarian korban tertimbun longsor di Dusun Dompu Kecamatan Kayangan, Lombok Utara. Diduga masih ada 4 orang tertimbun longsor.



    Selain itu masih ada 1 orang lagi yang diduga tertimbun di Dusun Busur Timur Desa Rempek Kecamatan Gangga, Lombok Utara. 



    Sutopo mengatakan pengungsi masih memerlukan bantuan mengingat belum semua distribusi bantuan lancer dan merata. Selain itu, diperkirakan mereka masih cukup lama akan berada di pengungsian sambil menunggu perbaikan rumah.



    Pendataan sementara kerusakan rumah hingga saat ini yakni  71.962 unit rumah rusak. Dengan rincian  32.016 rusak berat, 3.173 rusak sedang, dan 36.773 rusak ringan. Kerusakan fisik lainnya  terdapat 671 unit fasilitas pendidikan rusak dimana 124 PAUD, 341 SD, 95 SMP, 55 SMA, 50 SMK, dan 6 SLB.



    Juga terdapat kerusakan 52 unit fasilitas kesehatan yakni 1 Rumah Sakit, 11 puskesmas, 35 pustu, 4 polindes, dan 1 gedung farmasi.  128 unit fasilitas peribadatan  meliputi 115 masjid, 10 pura, 3 pelinggih, 20 unit perkantoran, 6 unit jembatan, dan jalan-jalan rusak dan ambles akibat gempa.



    Dengan menggunakan basis data per 13 Agustus, Tim dari Kedeputian Rehabilitasi dan Rekontruksi BNPB menaksir kerusakan dan kerugian akibat gempa di NTB mencapai Rp. 7,45 triliun.



    Kerusakan dan kerugian ini meliputi sektor permukiman Rp 6,02 trilyun, sektor infrastruktur Rp. 9,1 miliar, sektor ekonomi produktif Rp. 570,55 miliar, sektor sosial Rp. 779,82 miliar, dan  lintas sektor Rp. 72,7 miliar. ”Sektor permukiman adalah penyumbang terbesar dari kerusakan dan kerugian akibat bencana yaitu mencapai 81 persen,” kata Sutopo.



    (Satgas PDB) Gempa Lombok mulai mmbersihkan puing bangunan yang roboh. Dengan jumlah yang tidak sedikit, mereka akan berupaya sebaik mungkin agar seluruh puing bangunan sudah selesai dirapikan pekan depan.



    Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Benny Susianto menyampaikan bahwa TNI tidak bekerja sendiri. Mereka turut dibantu oleh instansi lainnya. ”Diperlukan kerja sama dan sinergitas semua stakeholder yang ada. Baik TNI, Polri, Basarnas, BNPB, BPBD, dan pemda,” ungkap dia kemarin (15/8). Tanpa itu, Benny menyebut, target yang sudah dipatok akan sulit tercapai. Mengingat dampak gempa di Lombok cukup luas.



    Sebelumnya, Mabes TNI sudah mengirimkan sejumlah alat berat untuk membantu pembersihan puing bangunan. Menurut Komandan Satgas PDB Gempa Lombok Kolonel Czi Ahmad Rizal Ramdhani, pembersihan puing bangunan bakal dilakukan di enam kecamatan. Prosesnya dilaksanakan secara terpadu. ”Kami akan bekerja secara maksimal. Baik pagi, siang, dan malam. Dengan mengerahkan semua alat berat yang ada,” terangnya.



    Perwira menangah TNI AD itu merinci enam kecamatan yang menjadi sasaran pembersihan puing bangunan. Yakni Kecamatan Gunung Sari, Kecamatan Tanjung, Kecamatan Pemenang, Kecamatan Bayan, Kecamatan Gangga, dan Kecamatan Kayangan. ”Prioritas utama adalah Kecamatan Pemenang yang merupakan pintu masuk bagi wisatawan ke daerah Lombok Utara,” jelasnya.



    Kapuspen TNI Mayjen TNI M. Sabrar Fadhilah menyampaikan bahwa guna mempercepat pembersihan puing bangunan pihaknya juga mengerahkan sejumlah batalyon zipur. Selain membersihkan puing bangunan, pasukan itu juga digerakan untuk membantu rekonstruksi bangunan. ”Sehingga masyarakat korban gempa dapat beraktivitas kembali seperti semula,” terang dia kemarin.



    Lebih lanjut, Sabrar menyebutkan, sejak kali pertam gempa mengguncang Lombok sepuluh hari lalu, instansinya sudah mengirim 2.607 prajurit dari berbagai satuan. Baik yang bernaung di bawah TNI AD, TNI AL, maupun TNI AU. Selain itu, berbagai bantuan dari instansi lain juga sudah mereka kirimkan. ”Dari Lanud Halim Perdanakusuma, Abdul Rahman Saleh, Adisutjipto, dan Adi Soemarmo,” ujarnya.



    Tidak hanya itu, bantuan juga mereka kirimkan melalui jalur laut dengan menggunakan lima KRI. Mulai KRI Banjarmasin – 592, KRI Teluk Sibolga – 536, KRI Teluk Banten – 516, KRI Teluk Parigi – 539, sampai KRI dr Soeharso – 990 yang bertugas sebagai kapal bantu rumah sakit. ”Selain mengerahkan personel, alat perlengkapan, dan KRI, TNI masih menyiapkan tiga heli,” terang Sabrar.



    Seluruhnya disiapkan guna mendukung evakuasi dan distribusi bantuan ke daerah yang sulit terjangkau. ”Di antaranya heli MI 17, Heli Bell 412, dan Heli Panther TNI AL,” jelas dia. Sampai kemarin, sambung Sabrar, melalui jalur udara TNI sudah menyalurkan bantuan sebanyak 412,2 ton. Sedangkan lewat laut, bantuan yang sudah dikerahkan sebanyak 428 ton. Bantuan masih akan terus dikirim. (tau/syn).

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top