• Berita Terkini

    Kamis, 07 Juni 2018

    Warga di Purwokerto ini Sulap Sampah Jadi Mesin Uang

    aulia/radarbanyumas
    PURWOKERTO-Di saat sampah menjadi polemik paska ditutupnya TPA Kaliori akibat kerusakan IPAL. Di Keluraham Tanjung justru tetap bersih bebas sampah, bahkan semakin mendulang pindi pundi rupiah dari adanya sampah.

    Warga Kelurahan Tanjung adem ayem, tidak ambil pusing dengan masalah sampah yang menghebohkan banyak pihak. Sebab, sejak beberapa tahun yang lalu Kelurahan Tanjung sudah memiliki Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST). ‎Apalagi, didukung saat ini TPST KSM Sehat Tanjung telah memiliki alat pemilah sampah. Yang dapat otomatis memisahkan sampah plastik dan organik.

    Lurah Tanjung, Tarwan mengatakan, pengelola TPST,  H. Tarpin Susiloaji menemukan alat pemisah tersebut di Kertanegara, Purbalingga. Sekitar tiga bulan paska dilantik sekitar 10 Mei 2017, ia yang sudah resmi memimpin Kelurahan Tanjung mengaku mendapat tugas dari DLH untuk mengecek keseluruhan wilayah Kelurahan Tanjung.

    "Hasilnya, di RW 4, termasuk pondok pesantren dulu setiap kali membuang sampah pasti di sungai. Sekitar 3-7 hari kemudian saya stop. Karena sudah saya stop, otomatis harus ada solusinya. Setelah ngobrol bersama KSM sehati tanjung, ada info di Purbalingga ada mesij yang bisa mengolah sampah," kata dia.

    Setelah mendapat info tersebut, pihaknya langsung menghubungi pembuatnya, yang merupakan Kepala desa Kertanegara, Purbalingga. Meskipun sudah menemukan alatnya, masalah kembali menghampiri. Mesin tersebut dijual senilai Rp 17 juta pada waktu itu. Nilai yang terbilang murah, namun kondisi saat itu pihaknya sama sekali tidak memiliki uang.

    Akhirnya, ia pun mencoba meminjam uang kepada BKM PNPM. Niat baiknya direspon pihak BKM, setelah uang keluar, langsung dibelikan alat tersebut. Sekitar bulan september 2017, TPST Tanjung sudah mulai mengoperasikan alat tersebut hingga sekarang.

    "Alhamdulillah, sekarang sudah bisa mengatasi sampah yang dibuang ke sungai. Hasilnya, sampah organik kita jual ke DLH senilai Rp 2 juta perton," katanya.

    Setiap hari, kata dia tim KSM Sehat Tanjung selalu berkeliling rumah ke rumah mengambil sampah dengan gerobak sampah yang telah disediakan. Di saat banyak yang meributkan sampah, Kelurahan Tanjung masih bermafas lega tanpa harus memikirkan dibuang ke mana sampah-sampahnya.

    Sementara itu, Ketua KSM Sehat Tanjung, H. Tarpin Susiloaji mengatakan‎ setiap harinya normal ada 22 gerobak sampah masuk dan 1 kendaraan roda tiga yang membawa sampah warga Tanjung. Ditambah beberapa kelurahan di dekat Tanjung. Sampah plastik yang terpisah, sejak awal sudah pesan oleh tengkulak rongsokm

    Namun, belakangan, ada banyak sampah yang datang dari luar Tanjung. Rabu (6/6) ini saja, ada 2 truk yang membawa sampah ke ‎TPST Tanjung. Padahal, jalan tersebut tidak boleh dilalui truk.

    Sampah kata dia memang menjadi masalah bersama. Karena masing-masing menghasilkan sampah kian hari kian banyak. ‎Ia mengungkapkan, untuk menuju Tanjung bebas sampah seperti saat ini, kata dia bukan hal yang instan.

    Sebab, awalnya ia mulai dengan memberikan kantong plastik untuk memilah sampah di rumah masing-masing. Namun tidak mendapat respon baik dari masyarakat. Begitu juga saat pihaknya telah mengganti memberi keranjang. Mereka mengatakan repot. Akhirnya pemilahan dilakukan di TPST, beruntung sudah ada mesin pemilah tersebut.

    ‎Untuk menambah pemasukan, ia mengatakan telah mencoba membuat paving block dari sampah plastik. Namun, karena dalam perda Banyumas, sampah tidak boleh dibakar, pembuatan paving block tersebut dihentikan.

    Kini, setiap hari, proses pengelolaan sampah dilakukan sekitar pukul 08.00-12.00 dengan jumlah sampah normal dari warga Tanjung dan sekitarnya saja. "Karena kita harus bisa mengatasi sampah ‎yang ada di lingkungan kita. Karena inu tidak hanya di Tanjung saja, tapi dari desa lain juga. Kami bertekad membuat Tanjung bebas sampah," kata dia. (hkm)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top