 |
| fotoahmadsaefurrohman/ekspres |
Mbah Dori mengungkapkan, banyak suka duka dialami saat menempuh perjalanan bersama temannya, M Nurudin warga Desa Sidomoro Kecamatan Buluspesantren. Perjalanan dilakukan kebanyakan pada malam hari, yakni pukul 22.00 hingga 04.30 WIB. Setelah Solat subuh dipergunakan untuk beristirahat.
Perjalanan kemudian dilanjutkan dengan menghindari kesibukan warga masyarakat berangkat dan pulang kerja. Pada jam-jam sibuk itu, yakni pukul 07.00-08.00 WIB dan 17.00-20.00 WIB, dipergunakan untuk beristirahat.
Tak ada halangan berarti saat perjalanan. Bahkan, dia menemukan banyak saudara. Warga masyarakat dan komunitas sepeda dan simpatisan menyambutnya, bahkan tak sedikit dari mereka hendak mempersilahkan istirahat dirumahnya.
"Banyak orang dijalan menyambut baik terutama komunitas, dan beberapa memberikan uang sebagai bekal," katanya saat ditemui Kebumen Ekspres, di rumahnya, kemarin (1/6/2018).
Hanya diakui Mbah Dori, dia sempat kram saat sampai di Batam Kepulan Riau. Rupanya, itu seperti firasat buruk. Benar saja, di Batam inilah, perjalanan Mbah Dori berakhir. Diapun harus menunda keinginannya beribadah ke Mekah karena gagal mendapatkan visa. "Saya merasa ada firasat yang aneh dan ternyata benar kami gagal melanjutkan perjalanan karena visa tidak bisa turun," katanya.
Kendati sempat mengurus visa, Mbah Dori akhirnya harus menerima kenyataan dia gagal ke Mekah tahun ini dan pulang dengan menggunakan pesawat dan dilanjutkan dengan bus. Sepedanya sendiri dia tinggal di Batam Kepulauan Riau.
Seperti pernah diberitakan, M Khudori alias Mbah Dori (57) warga Desa Roworejo Kecamatan Kebumen berangkat ke Mekah dengan menggunakan sepeda bersama M Nurudin warga Desa Sidomoro Kecamatan Buluspesantren. Mereka berangkat dari Kebumen pada 29 April 2018 lalu. (saefur/cah)
