• Berita Terkini

    Rabu, 13 Juni 2018

    Soal Kelangkaan Elpiji, Sudarmaji Pertanyakan Kesiapan Pemkab Kebumen

    KEBUMEN(kebumenekspres.com)-Ketua Komisi B DPRD Kebumen Sudarmadji angkat bicara terkait adanya kelangkaan gas elpiji 3 kilogram di masyarakat. Pihaknya menuding jika kelangkaan terjadi salah satunya diakibat oleh kurang terprogramnya pengawasan pemerintah.


    Seakan terjatuh di lubang yang sama, manakala kelangkaan elpiji 3 kilogram selalu terjadi menjelang dan saat lebaran. Padahal lebaran merupakan sebuah rutinitas tahunan yang selalu ada dan berulang. Jika setiap kejadian, dijadikan proses pembelajaran dan mau belajar dari sebuah kesalahan maka kelangkaan elpiji seharusnya tidak terulang kembali pada setiap tahunnya.


    Sudarmaji mengemukaan pada gas elpiji 3 kilogram bersubsidi adalah barang yang disitu terdapat uang pemerintah untuk masyarakat miskin. Maka sudah menjadi sebuah kewajiban bahwa pendistribusiannya harus selalu diawasi oleh pemerintah.

    Kelangkaan gas menjelang Idul Fitri di Kabupaten Kebumen jelas salah satunya disebabkan oleh kurang terprogramnya pengawasan pemerintah. “Ini penting untuk menjadi pembelajaran. Dengan demikian seharusnya tahun mendatang tidak akan terulang kembali,” tuturnya, Senin (12/6/2018).

    Kini dengan distribusi yang bebas dalam suatu wilayah kabupaten, maka mengakibatkan sulitnya pengawasan. Bisa jadi terdapat gas dalam jumlah banyak terkonsentrasi hanya pada satu wilayah saja, sedangkan wilayah lain justru mengalami kekosongan. “Jika itu yang terjadi maka diperlukan pemerataan dalam distribusi,” katanya.

    Selain itu kelangkaan juga dapat disebabkan oleh tidak meratanya jatah dari agen perpangkalan. Hal ini menimbulkan banyak bermemunculkan pengecer.

    Sebab pengecer terjadi pada satu wilayah yang jauh atau sedikit terdapat pangkalan elpiji. “Soal adanya kenaikan, itu disebabkan oleh langkanya barang. Jika barang sedang langka sementara kebutuhan naik, maka harga cenderung melambung,” paparnya.

    Pihaknya sangat berharap ke depan distribusi gas disesuaikan kebutuhan per wilayah dan bukan peragen/pangkalan.

    Hal ini sangat penting untuk memudahkan dalam pengawasan. Selain itu banyaknya warga mampu yang menggunakan gas elpiji 3 kilogram menjadi bukti nyata bahwa sosialisasi dan himbaunan hingga kini belum berhasil.

    “Untuk itu  dibutuhkan tindakan nyata yang menjurus ke penekanan bahwa gas 3 kilogram hanya untuk masyarakat miskin,” ucapnya. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top