• Berita Terkini

    Senin, 25 Juni 2018

    Petani Jeruk Purworejo Keluhkan Anjloknya Harga

    ekosutopo/purworejoekspres
    PURWOREJO- Kualitas dan kuantitas buah jeruk hasil budidaya para petani di sejumlah wilayah di Kecamatan Bayan Kabupaten Purworejo terus menurun.  Kondisi itu menyebabkan anjloknya harga pada musim panen ini.

    Tidak hanya itu, buruknya kualitas jeruk juga menyebabkan para petani kesulitan dalam memasarkannya.

    Muhdiharjo (73), salah satu petani asal Desa Beringin Kecamatan Bayan mengaku tidak banyak tengkulak atau penebas yang mau membeli seperti tahun-tahun sebelumnya. Ia bersama sejumlah petani lain pun terpaksa mengecerkan hasil panennya secara langsung kepada konsumen dengan cara berkeliling dari satu kampung ke kampung lain.

    “Panen tahun ini benar-benar anjlok. Saya baru kali ini muter sendiri keliling kampung untuk memasarkan, biasanya sudah ada penebas yang membeli di kebun,” kata Muhdiharjo saat berjualan menggunakan sepeda di wilayah Kelurahan Kledung Karangdalem, Minggu (24/6/2018).

    “Penebas hanya mau membeli jeruk yang super-super saja,” lanjutnya.

    Disebutkan, rata-rata petani di wilayahnya membudidaya jeruk jenis siyem. Harga jeruk yang biasanya mencapai Rp10 ribu hingga Rp12 ribu per Kilogram, pada musim panen ini hanya berkisar Rp6 ribu per Kilogram. Sementara dari segi kuantitas, Muhdiharjo yang biasanya dapat memanen 6-7 ton, kini hanya 1 ton.

    “Kualitas jeruk paling jelek ya tahun ini, kecil-kecil buahnya. Tidak hanya saya, petani lain juga mengalami,” sebutnya.

    Menurut Muhdiharjo, kualitas jeruk terus memburuk dalam beberapa tahun terakhir. Penyebab utamanya yakni adanya serangan virus yang hingga kini belum dapat diatasi. Pihaknya berharap pemerintah dapat membantu petani untuk memberikan solusi.

    “Buah banyak yang rontok dan tanaman juga banyak yang mati. Sampai sekarang kami belum tahu cara mengatasi virus itu,” ungkapnya. (top)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top