• Berita Terkini

    Selasa, 19 Juni 2018

    Korban Gempa Banjarnegara Rayakan Lebaran di Pengungsian

    heruradarbanyumas
    BANJARNEGARA-Sebagian korban bencana gempa Kalibening harus merayakan Idul Fitri di Pengungsian. Bukan karenan pilihan, namun mereka terpaksa melakukanya karena rumah miliknya yang rata dengan tanah, karena gempa yang menimpanya. Khususnya bagi warga Desa Kertosari, dimana desa tersebut mengalami kerusakan terparah. Hingga saat ini, banyak dari penduduknya yang masih harus tinggal di Shelter, rumah sederhana dari terpal dan bambu yang disekat-sekat.

    Meski begitu, semangat beribadah pengungsi tidak surut karena minimnya fasilitas yang ada. Dari pantauan yang Radarmas lakukan, anemo masyarakat menjalani serangkaian ibadah Ramadhan justru terlihat semarak. Mulai dari awal ramadhan, mereka harus menyelenggarakan solat terawih di Masjid Sementara. Dan, tetap penuh, bahkan sempat menggelar tikar tambahan untuk menampung jamaah yang membludak.

    Tak hanya itu, semarak Ramadhan juga terasa saat malam takbiran tiba. Puluhan masyarakat, bahkan ratusan berbondong-bondong mengikuti pawai takbir. Dengan membawa sebatang oncor, masing-masing dari mereka serentak bertakbir bersama. Mulai dari orang tua, pemuda, hingga anak-anak terlibat disana. Dari pengakuan masyarakat setempat, mereka memang telah melaksanakan kebiasaan pawai itu selama bertahun-tahun silam.

    Sekretaris Desa Kertosari Arif mengatakan, sampai akhir bulan Ramadhan, masih banyak warganya yang menduduki pengungsian. Paling banyak di Lapangan Desa Kertosari. Setidaknya, ratusan keluarga masih menghuni tenda/shelter dirian relawan. “Sholat Eid juga dilakukan di masjid sementara pengungsian,” katanya. Masjid itu tepat berada di tepi utara pengungsian. Dibangun dengan material seadanya sumbangan dari Universitas Negeri Semarang.

    Arif menyebutkan, tidak ada perbedaan perayaan hari raya idul fitri kali ini dengan yang sebelumnya. “Hanya tempatnya saja yang berbeda, kali ini di pengungsian,” ujarnya. Menurutnya, warganya tetap antusias menjalani ibadahnya selama bulan puasa. Ia juga menuturkan, selama Ramadhan tidak ada kekurangan logistik seperti bahan pokok pangan dan sandang, mengingat bantuan yang terus datang dari para donatur yang hampir tidak berhenti.

    Keluarga Sutomo, salah satu penghuni shelter kertosari mengungkapkan, selama bulan puasa ia beserta keluarganya tinggal disana. Menempati sepetak shelter berukuran 4 X 5 Meter. Tanpa alas lantai ataupun kayu. Hanya terpal dan karpet sebagai lantainya. “Sejak awal puasa saya sudah disini (shelter), sampai lebaran kali ini,” ungkapnya. Sutomo juga menerima kunjungan silaturahmi dari sanak saudara ditempatnya mengungsi saat ini.

    Seperti lebaran sebelumnya, Sutomo juga menyiapkan beberapa kebutuhan hari raya sejak satu minggu sebelum hari H tiba. Ia juga membuat jajanan tradisional seperti peyek dan kue lain pada umumnya. Tak lupa, dengan ketupat lebaran dengan opor ayam kampung yang sudah menjadi menu hampir setiap peraya lebaran. Kesemuanya itu dikerjakanya didapur sempit pengungsian yang penggunaanya harus mengantri dengan penghuni lain.

    Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjarnegara, Arief Rachman membenarkan hingga saat ini masih cukup banyak warga/korban gempa Kalibening yang masih harus menempati shelter pengungsian, hingga perayaan Idul Fitri 1439 Hijriyah tiba. Menurtnya, hal itu dikarenakan rumah hunian mereka yang rusak dan masih dalam proses perbaikan.

    “Setidaknya terdapat 231 rumah rusak berat, 182 rusak sedang dan 280 rusak ringan. Rumah rumah tersebut terletak di Desa Kertosari, Kasinoman, Sidakangen, Plorengan, dan Kalibening. Untuk perbaikanya masih menunggu prosesnya diselesaikan, terutama rumah yang rusak berat atau yang sudah tidak dapat ditinggali sama sekali,” terangnya.

    Terkait dengan fasilitas, Arief mengklaim pihak BPBD telah mencukupi kebutuhan darurat pengungsi. Seperti tempat tinggal yang dijamin keamananya, logistik permakanan, serta kebutuhan sandang dan bantuan fasilitas kesehatan, keagamaan dan kependidikan. Khusus untuk lebaran kali ini, BPBD telah memberikan pasokan logistik selama kurun waktu musim libur pegawai. “Supaya aman sebelum sebagian petugas libur,” katanya.

    Kecukupan fasilitas pengungsi memang diklaim Arief tidak bermasalah. Kendati demikian, berapa lama lagi mereka harus bertahan di Pengungsian?. Menanggapi hal itu Arief berujar bahwa lamanya waktu mengungsi masih dalam taraf standar. Pasalnya, perbaikan sejumlah kerusakan juga memerlukan waktu yang tidak sebentar.

    Perbaikan terhadap kerusakan rumah ringan yang menjadi tanggung jawb pemerintah daerah Banjarnegara menurutnya hanya tinggal menunggu waktu eksekusi. “Sudah disiapkan,” katanya. bantuan akan diberikan dalam bentuk bahan mateial bangunan. “Kalau rusak sedang dan berat tanggungjawab Pemerintah Pusat,” ujar Arief.(her)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top