• Berita Terkini

    Senin, 04 Juni 2018

    Densus 88 Gagalkan Serangan Bom ke DPR

    JAKARTA— Densus 88 Anti Teror berhasil mencegah terjadinya serangan aksi bom yang akan menyasar  gedung DPR Sabtu (2/6/2018). Dari tiga orang yang ditangkap di gelanggang Universitas Riau, seorang bernama M. Nur Zamzam ditetapkan menjadi tersangka kasus terorisme. Dari penyisiran petugas di tiga bom pipa, granat tangan rakitan dan sejumlah bahan peledak.


    Kadivhumas Polri Irjen Setyo Wasisto menjelaskan bahwa penangkapan dilakukan di komplek Unri. Dimana terdapat tiga orang, yakni M. Nur Zamzam, Rio Bima Wijaya dan Saputra. ”Setelah penangkapan tersebut dilakukan olah tempat kejadian perkara (olah TKP) ,” jelasnya.


    Sejumlah barang bukti ditemukan, diantaranya tiga bom pipa, sebuah granat tangan rakitan, bahan peledak TATP dan sejumlah zat kimia. Sesuai pemeriksaan, ternyata M. Nur Zamzam berencana melakukan penyerangan ke gedung DPR RI dan DPRD. ”Naun berhasil dicegah Densus 88 Anti Teror,” paparnya.


    Pembuat bom tersebut diduga merupakan Zamzam. Kemampuannya membuat bom itu kemungkinan berasal dari otodidak. Dalam olah TKP juga ditemukan sejumlah buku yang memuat tata cara untuk membuat bom dan ranjau, sekaligus bertahan hidup di alam.


    ”Dia juga diduga melakukan penyebaran informasi tentang tata cara pembuatan bom melalui telegram dan sebagainya. Ada sebuah grup di Telegram yang diikutinya ,” papar Setyo.


    Dalam pemeriksaan terhadap tersangka M. Nur Zamzam diketahui akan melakukan aksi bom ke sejumlah tempat, diantaranya Gedung DPR RI dan gedung DPRD. ”Tersangkanya hanya satu, yang lainnya menjadi saksi dalam kasus tersebut,” terangnya.


    M. Nur Zamzam diduga terkait dengan jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD), khususnya kelompok Batty Bagus Nugraha alias Kholid. Kholid ini tewas dalam penangkapan kelompok JAD di Bekas bulan lalu. ”Dia juga mengakui untuk penyerangan di Polda Riau, pelaku penyerangan memesan bom kepada Zamzam,” jelasnya.


    M. Nur Zamzam merupakan alumni dari UNRI, Setyo menjelaskan bahwa sekarang dilakukan penelusuran kemungkinan adanya orang lain yang mengetahui terkait perakitan bom yang dilakukan Zamzam. ”Kalau sudah dapat akan disampaikan,” paparnya.


    Menurutnya, penangkapan yang dilakukan di komplek UNRI tersebut telah berkoordinasi dengan pihak kampus. Terkait adanya protes pembawaan senjata ke kampus, sebenarnya eperlu dipahami bahwa pelaku telah menyiapkan bom. ”SOP-nya memang begitu bawa senjata, bagaimana kalu masuk bawa tongkat tapi bom sudah siap. Ya regulasinya begitu,” tuturnya. (idr)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top