• Berita Terkini

    Senin, 21 Mei 2018

    Tradisi Ramadhan, Santri di Kebumen Gelar Sepak Bola Api

    IMAM/EKSPRES
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)-Bulan Suci Ramadhan selalu diperingati dengan berbagai tradisi. Masing-masing daerah mempunyai tradisi sendiri-sendiri satu sama lain dalam menyambut dan mengisi Bulan Ramadhan. Salah satu tradisi unik yakni yang dilakukan oleh santri Pondok Pesantren Al Kahfi Somalangu. Para santri akan bermain sepak bola api pada malam Ramadhan.

    Sepintas terlihat ngeri, pasalnya api yang mempunyai sifat panas dan dapat membakar itu justru malah menjadi ajang permainan. Kendati terkesan menakutkan, namun para santri tampak menikmati permainan tersebut bersama para rekan-rakannya.

    Ya, dalam permainan sepak bola api, bola dibuat dari kelapa yang dibakar. Sebelumnya bagian sabut kelapa terlebih dahulu dibuat sedikit lunak. Setelah itu kelapa direndam dalam minyak agar dapat menyala saat dibakar. Dengan penuh suka cita, dan semangat membara, para santri pun beradu tanding dalam sebuah tim yang terdiri dari tujuh orang. Itu dilaksanakan di halaman masjid pondok setempat.

    Seolah tak merasakan rasa panas dan sakit, tim sepak bola api pun menggiring bola, menggumpan dan melakukan tendangan ke arah gawang. Uniknya semua pemain tidak ada yang menggunakan celana melainkan mengenakan sarung. Tanpa alas kaki dan pengaman, semua tim terlihat begitu menikmati setiap detik dari permainan tersebut.

    Tak seperti umumnya permainan bola yang ditentukan oleh waktu, pada sepak bola api, waktu ditentukaan saat bola pecah. Pertandingan semakin meriah, saat ratusan penonton saling memberi dukungan kepada tim kesukaanya. Meski tergolong ekstrem, namun berbekal doa dan keyakinan, dipastikan sepak bola api aman bila dilaksanakan oleh pemain yang telah profesional.

    Imam Nur Hidayat salah satu santri menyampaikan buah kelapa yang digunakan haruslah jenis buah kelapa tua. Sebelum digunakan, airnya dibuang terlebih dahulu dengan membuat lubang. Kelapa kemudian direndam di dalam minyak tanah selama empat hingga lima jam. Sebelum digunakan, bola kelapa juga disiram mengunakan bensin. "Sepak bola api dilakukan setelah kegiatan mengaji malam selesai," tuturnya, Senin (20/5/2018).

    Kendati kaki para santri menghitam dan beberapa utas rambut terbakar,  namun tak ada luka dalam permainan tersebut. Sepak bila api telah menjadi tradisi para santri di Ponpes Al Kahfi pada Bulan Ramadhan. “Selain itu pada puasa hari ke 25 juga dilaksanakan sepak bola api. Ini untuk acara perpisahan para santri yang akan mudik ke rumah masing-masing,” ucapnya. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top