• Berita Terkini

    Rabu, 23 Mei 2018

    Status Gunung Merapi Waspada

    JAKARTA - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menaikan status Gunung Merapi dari normal menjadi waspada. Hingga berita ini ditulis, PVMBG belum menurunkan stastus gunung yang berada di Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Jogjakarta itu. Level II atau waspada terhitung mulai tanggal 21 Mei 2018 pukul 23:00 WIB.



    Menurut pengamatan PVMBG, Gunung Merapi mulai mengalami erupso freatik pada Senin (21/5/2018) dini hari pukul 01.25. Kepala PVMBG Kasbani menyampaikan, gunung api dengan ketinggian 2.968 m dpl tersebut dalam satu hari mengalami erupsi tiga kali. Erupsi kedua terjadi pukul 09.38 WIB dengan durasi enam menit ketinggian kolom erupsi 1.200 m. Sedangkan erupsi ketiga terjadi pada 17.50 WIB dengan durasi tiga menit di hari yang sama.



    ”Masyarakat yang tinggal di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III Gunung Merapi juga dimohon untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas Gunung Merapi,” ungkapnya. PVMBG mencatat dalam seminggu terakhir Gunung Merapi mengalami satu kali gempa vulkanik dan tremor, 12 kali gempa guguran, tiga kali gempa letusan, dan lima kali gempa tektonik.



    Alasan PVMBG meminta warga untuk mengungsi karena KRB III merupakan kawasan yang rawan terlanda awan panas, aliran lava, guguran batu, lontaran batu pijar, dan hujan abu lebat. Wilayah yang masuk KRB III ini diantaranya Desa Kepuharjo, Glagaharjo, Umbulharjo, Hargobinangun, Purwobinangun, Girikerto di Kabupaten Sleman, Desa Balerante di Kabupaten Klaten, Desa Jrakah di Kabupaten Boyolali dan Desa Nglumut di Kabupaten Magelang. ”Kegiatan pendakian untuk sementara tidak direkomendasikan kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana,” tuturnya.



    Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan jika masyarakat yang berada di radius berbahaya sudah mengungsi. Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB menegaskan jika sejak ditingkatkan status Gunung Merapi, sebagian masyarakat telah mengungs mandiri ke tempat yang lebih aman. ”Sekitar 298 jiwa warga dari Dusun Kalitengah Lor, Kalitengah Kidul, dan Srunen di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman mengungsi mandiri  ke Balai Desa Glagaharjo. Sebanyak 362 jiwa warga Dukuh Takeran dan Dukuh Stabelan di Desa Tlogolele Kabupaten Boyolali mengungsi mandiri di tempat pengungsian Desa Tologolele. Jumlah pengungsi mandiri terus bertambah,” ucapnya. Namun dari laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah, warga yang mengungsi sebagian sudah pulang lantaram Gunung Merapi tidak menunjukkan gejolak.



    Sutopo menyayangkan masih ada masyarakat yang memanfaatkan kepanikan warga dengan menyebar video letusan gunung. Video yang beredar di WhatsApp tersebut menunjukkan guguran lava di Gunung Merapi. Padahal video itu diambil saat Gunung Sinabung meletus. ”Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang. Tidak terpancing pada isu-isu mengenai letusan Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya,” ucapnya. (lyn)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top