• Berita Terkini

    Minggu, 27 Mei 2018

    Soko Tunggal, Masjid Bersejarah Diyakini Masjid Tertua di Kebumen

    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Masjid Soko Tunggal di Desa Pekuncen, Kecamatan Sempor, Kabupaten Kebumen diyakini masjid paling tertua di Kebumen. Bahkan, masuk dalam jajaran masjid tertua di Pulau Jawa. Masjid yang lokasinya berjarak sekitar 15 kilometer sebelah utara Kota Gombong ini dibangun pada zaman Adipati Mangkuprojo sekitar tahun 1719 M.

    Seperti pernah disampaikan Imam Masjid Soko Tunggal, Muhammad Jafar, Masjid Soko Tunggal dikenal karena soko guru masjid hanya satu. Bangunan yang semula pesanggrahan itu dibangun pada penjajahan Kompeni yang mengungsi dan bergerilya di daerah Pekuncen.

    Waktu itu dia hanya membuat pesanggrahan yang bersifat sementara. Dalam perkembangannya selain bergerilya, Adipati Mangkuprojo juga giat melakukan syiar agama Islam. Setelah pengikutnya banyak akhirnya Adipati Mangkuprojo pun mendirikan masjid soko tunggal ini.

    Pertama kali atapnya menggunakan daun bambu yang di anyam dan dindingnya menggunakan tabak bambu. Dalam perkembangannya atap daun bambu tersebut diganti dengan ijuk, tetapi dindingnya masih menggunakan tabak bambu. Kurang lebih seabad kemudian ijuk tersebut diganti dengan genteng. Pada tahun 1922 dinding bambu diganti dengan bangunan tembok.

    Masjid ini memang memiliki keunikan tersendiri. Umumnya masjid biasanya ditopang oleh empat saka sebagai penyangga utama bangunan. Namun sesuai namanya maka masjid ini hanya ditopang oleh satu saka saja atau lebih dikenal dengan nama soko tunggal.

    Soko tunggal sebagai penopang utama bangunan ini berbentuk segi empat dengan ukuran 30 x 30 cm. Soko tunggal tersebut menjulang ke atas sekitar 4 m tingginya. Diujung atas soko tersebut terdapat 4 buah kayu melintang sebagai penyangga utama bangunan masjid tersebut.

    Sementara ditengah-tengah soko terdapat 4 buah danyang atau skur untuk membantu menyangga kayu-kayu yang ada di atasnya.  Kayu yang digunakan sebagai soko tunggal tersebut merupakan kayu jati pilihan. Kecuali soko tunggal dan skur tersebut, lainnya telah direnovasi.

    Makna soko tunggal tersebut sebenarnya mengandung filosofi tersendiri. Soko tunggal melambangkan ke-Esaan Allah SWT sebagai sang pencipta tunggal alam semesta. Makna tunggal tersebut diejawantahkan dengan memaknai masjid soko tunggal tersebut sebagai tempat untuk meyakini bahwa Allah SWT itu Tunggal atau Esa. Sedangkan dalam kaitannya dengan sejarah perjuangan, masjid itu juga sebagai simbol satu tekad untuk mengusir penjajah dari bumi Indonesia.(cah)



    Berita Terbaru :


    Scroll to Top