• Berita Terkini

    Jumat, 18 Mei 2018

    Senyum Lebar Pengrajin Peci Kebumen di Bulan Ramadan

    IMAM/EKSPRES
    KEBUMEN (kebumenekspres.com) - Datangnya Bulan Suci Ramadhan ternyata sangat berdampak positif pada perekonomian masyarakat. Bulan yang penuh berkah ini membuat banyak pedagang menjadi laris manis hingga kebanjiran order. Hal ini pula yang dirasakan oleh pedagang/pengrajin peci di Desa Bandungsruni Kecamatan Kebumen.

    Adanya Bulan Suci Ramadhan membuat para pedagang peci kebanjiran order. Kondisi tersebut tentunya membuat keuntungan pedagang menjadi meningkat drastis bila dibandingkan dengan hari biasa. Bukan Ramadhan benar-benar dapat dirasakan sebagai bulan penuh berkah.

    Peningkatan permintaan terjadi tidak tanggung-tanggung. Pengrajin peci banyak mendapat order hingga tiga kali lipat pada Bulan Ramadhan ini. Dengan dapat dikatakan bahwa permintaan meningkat hingga 300 persen dari hari biasa.Pesanan peci bukan hanya dari Kebumen saja, melainkan telah merambah ke kabupaten sekitar bahkan hingga ke pulau seberang yakni  Pulau Sumatera.

    Salah satu pengrajin peci, Syarif (44) mengaku beberapa minggu lalu telah disibukan untuk mengurus banyaknya pesanan peci. Di rumahnya yang berada di RT 4 RW 1 Desa Bandung Sruni Kebumen dijadikan tempat pembuatan peci yang selalu terlihat sibuk pada setiap harinya. “Jika kondisi biasanya pesanan hanya 100 kodi, namun menjelang puasa pihaknya produksi mencapai 300 kodi,” tuturnya, Kamis (17/5/2018).

    Adanya lonjakan pesanan, membuat semua mesin yang dimilikinya difokuskan untuk mengejar mengejar target. Banyaknya permintaan juga membuat syarif menggandeng beberapa pengrajin lain untuk menyelesaikan pesanan tersebut. “Kalau hanya dilakukan sendiri maka tidak akan selesai sesuai waktu yang ditentukan,” jelasnya.

    Kendati hanya industri rumahan, namun peci buatan Syarip telah banyak mendapatkan pesanan, terlebih menjelang Ramadhan dan lebaran.

     Setiap harinya, tak kurang dari 50 kodi berhasil diproduksi. Padahal jika hari biasa hanya sekitar 15 kodi saja perhari.  Kemampan produksi yang masih terbatas itu, membuat Syarip terkadang terpaksa menolak pesanan. Ini lantaran pihaknya sendiri telah kewalahan dalam menyelesaikan order. “Beberapa warga yang biasanya bertani, jika musim seperti ini ikut membuat peci juga,” ucapnya. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top