• Berita Terkini

    Kamis, 24 Mei 2018

    Santriwati Kudus yang Menghilang Ditemukan

    KUDUS – Setelah menghilang lebih dari sepekan, Farikah Amafiroh akhirnya ditemukan di rumah temannya di Desa Jepang Pakis, Kecamatan Jati, kemarin. Usai dibujuk sepupu, Farikah akhirnya mau kembali ke rumah dengan catatan tidak dikekang lagi. Sebab, dia merasa didikan orang tuanya terlalu keras.

    Sebelumnya, santri Pondok Pesantren Arwaniyyah Kudus ini mengadu tidak ingin melanjutkan menghafal Alquran lagi. Tidak jelas perkaranya apa, namun Farikah bersikeras tidak ingin ke pesantren. Sayang keinginannya itu tak disambut baik kedua orang tuanya, Aminatun dan Rohman Pramono. Orang tua Farikah tak rela anaknya berhenti menghafal Alquran.

    Tiga hari setelah perdebatan itu, gadis yang berdomisili di RT 3/RW 4, Desa Jetis Kapuan, Jati, Kudus, menghilang dengan membawa dua handphone dan pakaian. Rupanya, Farikah menginap selama empat hari di rumah teman SMA-nya di Desa Kirig, Mejobo. Sedangkan lima hari selanjutnya berpindah ke rumah adik kelasnya di Desa Jepang Pakis.

    Setelah viral di media sosial, teman Farikah berinisiatif menelepon keluarga. Dari keluarga akhirnya menjemput Farikah yang kemarin masih di Jepang Pakis. Sempat menolak pulang, Farikah sepakat kembali dengan catatan tidak dimarahi orang tua. ”Awalnya tidak mau pulang. Setelah saya berjanji akan membela dia, akhirnya mau pulang,” ungkap Yulianto, sepupu yang menjemput Farikah.

    Menurut keterangan Yulianto alias Ebleh, Farikah pergi dari rumah lantaran iri dengan kakaknya (kakak kedua) yang diperlakukan lebih oleh orang tuanya. Sedangkan Farikah merasa diperlakukan berbeda dan lebih keras. ”Ternyata perkaranya, sepupu saya ini merasa diperlakukan keras,” tegasnya.

    Ebleh mengaku, selama menghilang, Farikah menjual satu handphone untuk kebutuhannya selama ini. Sedangkan barang lainnya masih ada. ”Makanya saat ditelepon tidak bisa itu karena HP satunya dijual,” ucapnya.

    Saat ini Farikah sudah berada di rumah. Orang tuanya juga tidak memintanya untuk kembali ke pesantren. Untuk selanjutnya Farikah dibiarkan memilih. ”Orang tuanya memberikan pilihan, mau di rumah dulu, kuliah, atau mondok. Kalau misal ingin kuliah ya nanti persiapan dulu. Kalau mau di rumah ya tidak masalah,” jelasnya.

    Ebleh juga berterima kasih kepada Polres Kudus dan warga Kudus yang sudah membantu membagikan postingan berita menghilangnya Farikah. Dia berharap kejadian serupa tidak terulang kembali. ”Polres Kudus dan Polsek Jati juga sudah membantu mencari keberadaan sepupu saya. Kami ucapkan banyak terima kasih,” imbuhnya. (mal/lil)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top