• Berita Terkini

    Minggu, 27 Mei 2018

    Program Mudik Motor Gratis 2018 Diklaim Lebih Tertata

    SOLO-Program mudik motor gratis Kementerian Perhubungan (Kemenhub) baik menggunakan truk maupun kereta api (KA) terus dievaluasi. Mulai dari lokasi penempatan sepeda motor, verifikasi pemilik, hingga ketika pemudik kembali ke ibu kota. Tahun ini, sistem yang diterapkan berbeda.

    KOORDINATOR Terminal Tipe A Tirtonadi Joko Sutriyanto menuturkan, pihaknya mulai menyusun mekanisme sebelum truk pembawa 465  kendaraan roda dua pemudik tiba di Kota Bengawan sekitar Kamis (7/6/2018).

    “Kalau dulu, setiap truk datang kita langsung drop, ada yang datang motor langsung diturunkan,” tuturnya.
    Tapi, berbeda untuk tahun ini. Petugas menunggu seluruh truk pengangkut sepeda motor pemudik tiba di Terminal Tirtonadi baru kemudian seluruh muatan diturunkan secara berbarengan.

    “Rencanya, tahun ini (lokasi penyimpanan, Red) sepeda motor di sisi timur terminal dekat pintu darurat. Ketika pemudik hendak mengambil sepeda motor bisa lewat pintu darurat sehingga tidak menggaggu jalur keluar masuk bus,” jelas dia.

    Nah, pada musim mudik tahun sebelumnya, yang membutuhkan waktu cukup lama dalam pengambilan sepeda motor pemudik adalah saat pencocokan data. Kali ini hal tersebut dijamin lebih mudah karena pemerintah menerapkan sistem barcode.

    “Ini akan memangkas waktu pencocokan data, karena antara data pemilik dan kendaraanya sudah tercatat. Petugas tinggal mengarahkan di mana sepeda motornya berada,” ungkapnya.

    Keuntungan lain dari sistem barcode yakni memudahkan pemudik kembali ke ibu kota. Sebab, pendaftaran program tersebut terpusat di lokasi pemberangkatan asal mereka.
    “Jadi mana yang nanti pulang pergi, mana yang datang saja, atau pas pulang saja, akan jelas. Termasuk busnya apa, nomor busnya berapa, hingga tempat duduknya,” katanya.

    Sistem tersebut sekaligus mencegah pihak tak bertanggung jawab yang mengaku telah mengantongi tiket program mudik gratis. “Nanti saya minta ketika kembali (ke ibu kota, Red) para pemudik gratis bisa datang pukul 05.00 untuk verifikasi data. Bus yang sudah penuh berangkat lebih dahulu. Tidak perlu menunggu bus lainnya penuh,” ucapnya.

    Selain itu, antara peserta mudik gratis dan penumpang bus reguler akan dipisah menggunakan barikade sejak mereka masuk ke dalam terminal. Itu dilakukan agar lebih tertib karena ada sekitar 70 bus program mudik gratis yang membawa sekitar 2.000 orang pemudik.

    “Dengan cara ini, satu sisi memudahkan petugas, satu sisi tidak menganaktirikan penumpang reguler. Untuk personel yang mengatur juga kita tingkatkan 100 persen. Bila hari-hari biasa ada 10 orang, ini menjadi 20 orang petugas,” terangnya.

    Di sisi lain, Terminal Tirtonadi mendapat surat pemberitahuan dari dinas perhubungan (dishub) Provinsi Jawa Barat yang juga melaksanakan program mudik gratis. Sayanya, dishub Jawa Barat hanya menginformasikan ada 100 bus gratis yang akan dikirim ke Terminal Tirtonadi dan dan Terminal Giwangan (Jogjakarta, Red).

    “Tanpa perincian yang jelas berapa bus yang ke kita (Tirtonadi, Red), termasuk jumlah pemudiknya, dan apakah ada sepeda motornya atau tidak. Akan jadi masalah kalau ada motornya dan tempuk (berbenturan, redO dengan program Kemenhub. Kita harus menata ulang. Beda kalau cuma penumpang saja,” papar Joko.

    Berbeda dengan persiapan Terminal Tirtonadi yang lebih kompleks, Humas Daop VI Jogjakarta PT Kereta Api Indonesia (KAI) Eko Budianto menuturkan, tidak ada kendala dalam persiapan mudik sepeda motor gratis. Hanya saja, PT KAI bakal menambah jumlah gerbong karena jumlah motor bertambah dibandingkan tahun lalu. Mencapai 19.136 unit.

    “Tahun lalu masalahnya verifikasi. Namun sekarang karena menggunakan sistem barcode, petugas sudah dimudahkan. Kita juga telah melakukan rapat internal dengan stasiun tujuan dan semua menyatakan siap. Baik ketika kedatangan, lokasi penataan sepeda motor, hingga nanti motor diambil pemiliknya,” katanya. (atn/wa)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top