• Berita Terkini

    Minggu, 13 Mei 2018

    Nenek Dwi Cahyo Tak Menduga Cucunya Seorang Terduga Teroris

    fotoahmadsaefurrohman/ekspres
    KEBUMEN (kebumenekspres.com) - Dwi Cahyo Nugroho (23), warga Desa Klegenwonosari Kecamatan Klirong, Kebumen menjadi satu dari empat terduga teroris yang tewas dalam penyergapan Densus 88 Anti Teror Polri Minggu (13/5/2018) dini hari.

    Bagaimana sosok Dwi Cahyo Nugroho di mata orang yang mengenalnya?

    Masa kecil Dwi Cahyo dihabiskan bersama sang nenek, Samilah (78), di RT 02 RW 04 Desa Klegenwonosari Kecamatan Klirong. Di rumah ini terduga tinggal bersama nenek, paman, dan kakaknya.

    Sementara, orang tuanya, pasangan suami istri Sunarto-Supriyatmi, telah tinggal dan menjadi warga Jakarta, bersama saudara kandung Dwi Cahyo yang lain.

    Ditemui Minggu (13/5/2018), Samilah (78), nenek Dwi Cahyo mengaku tak menyangka cucunya tersebut disebut sebagai terduga teroris bahkan tewas dalam penyergapan Densus. Apalagi, Dwi Cahyo sudah dirawatnya sejak Mts hingga tamat SMK N 2 Kebumen."Dia ke Kebumen kemudian masuk MTs. Lalu bersama saya sampai lulus SMK. Setelah lulus, pergi merantau ke Jakarta," katanya.

    Di mata Salimah, Dwi Cahyo anak yang baik dan suka membantu orang tua. Hanya memang, diakui Salimah, Dwi Cahyo type anak yang penyendiri dan jarang bergaul dengan warga sekitar. "Saya dan tetangga juga bingung dengan sikap pendiamnya itu," katanya.

    Baca juga:
    (Baku Tembak, 4 Terduga Teroris Tewas di Cianjur)

    Selepas menamatkan pendidikannya di bangku SMK, Dwi Cahyo diterima di Astra. Namun kemudian putus kontrak. "Kalau orang tuanya sering kemari," kata Salimah.

    Sementara itu, Hadi Saptono (45), warga lain menyebut Dwi Cahyo mulai terlihat berubah sejak dua tahun terakhir. Cara berpakaiannya berubah model cingkrang. Selain itu, Dwi Cahyo dibesarkan dengan cara keras oleh keluarganya. Bahkan Dwi Cahyo dilarang melihat televisi karena disebut haram.

    "Dia bahkan lebih sering shalat Jumat di Kecamatan Petanahan, Masjid Azzuhud daripada masjid dekat rumah," ujarnya.


    Kepala desa Klegenwonosari, Giyono, membenarkan jika Dwi Cahyo Nugroho adalah warga RT 02 RW 04. Dia sudah menerima kabar tewasnya Dwi Cahto oleh Densus 88 Anti Teror.

    Dikonfirmasi terkait kepastian apakah jenasah akan dibawa ke Kebumen atau dikuburkan di alamat orang tuanya di Jakarta, Giyono menyampaikan sampai sore ini belum menerima kabar apapun. Namun pihaknya bersama warga menyatakan tidak akan melakukan penolakan terhadap jenasah. "Akan kami terima. Orang yang sudah mati ya harus dikuburkan," ujarnya.

    Empat terduga teroris ditembak mati Densus 88 di Cianjur, Jawa Barat, pada Minggu (13/5/2018) dini hari. Dari tempat kejadian perkara (TKP), aparat mengamankan mobil warna abu abu dengan nomor polisi F 1416 UZ. Keempat terduga teroris adalah BBN (21) asal Jakarta Pusat, DCN (23) asal Kebumen, AR (33) asal Pekalongan, dan S (28) asal Lampung Utara.

    Barang bukti yang diamankan berupa dua senjata api Revolver, delapan buah peluru, dan sejumlah identitas.(saefur/cah)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top