• Berita Terkini

    Selasa, 15 Mei 2018

    Ledakan di Polrestabes Surabaya

    SURABAYA - Bom bunuh diri menyasar Mapolrestabes Surabaya kemarin (14/5/2018). Empat anggota polisi dan dua warga sipil terluka akibat serangan tersebut. Lima orang terduga pelakunya yang masih satu keluarga tewas di depan pintu gerbang mapolrestabes.


    Para pelaku itu yakni Tri Murtiono, Tri Ernawati, M. Amin Murdana dan M. Satria Murdana. Mereka merupakan keluarga yang tinggal di kawasan Krukah Selatan 11B, Ngagelrejo, Wonokromo.


    Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyatakan bahwa pelaku merupakan satu keluarga. Kejadian tersebut masih berhubungan dengan bom bunuh diri di tiga gereja Surabaya dan penindakan teroris di Taman Minggu lalu (13/5). “Ini satu keluarga lagi. Yang di tiga gereja juga satu keluarga. Yang di Sidoarjo juga satu keluarga,” jelasnya.


    Berdasar rekaman CCTV (Closed Circuit Television) yang sempat beredar di kalangan wartawan, tampak jelas aksi mereka terencana dengan matang. Mereka berusaha menerobos pos penjagaan namun dihadang tiga orang petugas. Selain itu, aksinya terhambat oleh mobil Toyota Avanza hitam yang juga hendak masuk ke polrestabes.


    Para pengacau itu datang dengan menggunakan dua motor. Murtiono membonceng istrinya, Ernawati di jok belakang dan Aisyah Putri di jok depan dekat kemudi dengan menaiki motor Honda Supra X warna merah bernopol L 5539 G. Sedangkan dua anak lainnya,Amin dan Satria mengendarai motor Honda Beat warna pink bernopol L 6629 MF.

    Mereka hendak merangsek masuk melalui pos penjagaan. Namun terhambat oleh mobil Toyota Avanza hitam bernopol W 1885 AZ. Para teroris berbaju koko itu lantas dihadang tiga anggota polisi bersenjata lengkap. Begitu ditanyai, bom diledakkan. Duarr !


    Potongan tubuhnya terlempar ke segala penjuru. Kaca mobil di bagian kiri pecah semua. Empat polisi bernama Bripda M. Aufan, Bripka Rendra, Aipda Umar dan Briptu Dimas Indra berusaha melarikan diri meski terkena pecahan kaca. Begitu juga dengan petugas loket tiket kendaraan.


    Suasana mencekam. Kepulan asap putih muncul. Juga, ada api yang menjilat di motor pelaku. Dentuman itu membuat seluruh anggota berhamburan menuju halaman Mapolrestabes Surabaya. Mereka mencari tahu apa yang terjadi. Sambil mengenakan rompi anti peluru.


    Tampak dalam video, Kasatreskrim AKBP Sudamiran, Kasatresnarkoba AKBP Roni Saiful Fathoni dan Wakasatintelkam Kompol Edy Kresno saling berteriak dan berusaha menolong para anggota.

    Piti Werdiningsih, saksi, menyebut terdengar dua kali dentuman sekitar pukul 09.00. Kala itu dia baru saja sampai di kantornya di Jalan Veteran. Tiba-tiba mendengar suara ledakan. “Saya kira petir. Ternyata bom,” ucapnya.


    Karyawan perusahaan ekspedisi itu mengaku resah dengan aksi-aksi yang dilancarkan oleh para teroris dua hari terakhir. “Nggak tenang mas. Kemana-mana jadi was-was,” ucapnya.


    Seluruh perkantoran yang terletak di Jalan Veteran serentak tutup kemarin (14/5). Berdasar pantauan Jawa Pos, ada dua bank nasional yang memilih tutup. Sebab, mereka menilai keadaan belum aman. Terlebih, sirine mobil polisi dan ambulans saut menyaut.


    Proses penyisiran dilakukan selama hampir tiga jam. Seluruh akses jalan menuju Mapolrestabes Surabaya ditutup. Mulai dari Jalan Kepanjen, Jalan Rajawali hingga di trafficlight menuju Jalan Pahlawan. Barrier dan garis polisi dipasang melintang.


    Penjagaan super ketat tiga lapis diberlakukan. Anggota Satbrimob Polda Jatim dan Satsabhara Polrestabes Surabaya dipasang di setiap perimeter berjarak 50 meter.


    Pukul 10.06 suara megaphone menggema. Wartawan yang diminta meliput 200 meter di barat pos penjagaan mendengarkan dentuman satu kali. Ternyata, Unit Jihandak Satbrimob Polda Jatim melakukan prosedur disposal. Sebab ada satu bom yang masih aktif.


    Mapolrestabes baru bisa dinyatakan steril dan bisa dimasuki wartawan sekitar pukul 17.30. Meskipun sudah dibersihkan, aroma anyir darah di area gerbang masih tercium. Persisnya, aroma itu bercampur dengan bau cairan disinfektan.


    Loket tiket yang hancur sudah diangkut dari Mapolrestabes. Hanya palang pintu besi yang tersisa, Itupun juga sudah patah. Hingga pukul 18.00 sejumlah petugas kebersihan masih menyemprot dinding pos penjagaan dengan air.


    Dikonfirmasi secara terpisah, Kabidhumas Polda Jatim Kombespol Frans Barung Mangera, menjalaskan saat ini Aisyah Putri masih dalam kondisi shock. Saat ini, dia dirawat di RS Bhayangkara, Polda Jatim. “Masih di sini, sekarang, masih dalam perawatan intensif kami,” ucapnya.


    Ada beberapa luka yang dia derita. Ini didapatnya, setelah terlempar hampir 3 meter ke udara akibat hempasan bom. Luka-lukanya diantara lain, memar di beberapa bagian tubuhnya. Yang terpenting, saat ini bocah 8 tahun itu sedang mengalami goncangan psikologis. Karena melihat orang tua, dan kedua kakaknya, meninggal dunia. “Kami sudah melakukan pendampingan terhadap korban, sekaligus dua pelaku selamat yang ada di pengeboman di Sepanjang juga,” tegas perwira dengan tiga melati di pundak itu.

    Sebab, Barung menjelaskan, ketiga pelaku selamat itu merupakan saksi kunci. Tentang kasus pengeboman yang ada akhir-akhir ini. Namun, karena masih kecil, pendekatan harus dilakukan secara hati-hati. Agar tidak, membekaskan trauma yang lebih dalam lagi. “Akan kami informasikan lebih lanjut, jika ada perkembangan,” imbuh mantan Kabidhumas Polda Sulsel tersebut. (mir/bin)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top