• Berita Terkini

    Selasa, 08 Mei 2018

    Keris Zaman Pajajaran Dipamerkan di Pekalongan

    MUHAMMAD HADIYAN
    PEKALONGAN- Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Pekalongan menggelar Pameran Keris Tosan Aji di kantor dinas selama dua hari kemarin. Pameran ini dibuka bersamaan dengan pagelaran seni budaya 2018 untuk pelajar PAUD sampai SMA di area kantor dinas setempat. Setidaknya ada seratus lebih keris di pamerkan, termasuk keris yang berasal dari zaman Pajajaran, tepatnya sekitar tahun 1200 Masehi lalu.

    Pameran keris ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada generasi muda terkait nilai-nilai di dalam keris yang merupakan cagar budaya asli Indonesia dan sudah diakui oleh UNESCO.

    Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Pekalongan, Sumarwati, melalui Kabid Kebudayaan, Suwarno mengatakan, Pameran Keris Tosan Aji ini menyuguhkan seratus lebih keris dengan berbagai jenis. Tujuannya untuk mengenalkan kepada generasi muda akan jatidiri bangsa.

    "Keris juga cagar budaya yang diakui UNESCO. Sehingga perlu dilestarikan," kata Suwarno, kemarin.

    Berdasakan data yang ia dapat, ada ribuan keris yang masih ada di Kabupaten Pekalongan. Usianya bermacam-maca, ada yang dari zaman Majapahit, Pajajaran, bahkan adapula yang dari zaman kerajaan sebelum masehi.

    "Kita kenalkan ke masyarakat, bahwa keris bukan soal mistis, tapi soal budaya yang sarat akan filosofis," lanjut Suwarno.

    Sementara, salah seorang Budayawan Pekalongan Nur Rochim yang juga meruapakan Pecinta keris, menambahkan, dari sisi budaya, keris adalah salah satu warisan budaya yang diakui oleh Unesco. Namun, yang perlu diketahui oleh masyarakat, adalah nilai-nilai di dalam keris yang membuat benda tersebut menjadi cagar budaya.

    "Salah satunya teknologi Metalurgi, yakni meleburkan kandungan-kandungan logam, seperti besi, baja, bahkan uranium dan titanium ke dalam bentuk keris. Ini membutuhkan ketrampilan dan pengetahuan yang tinggi, agar menemukan titik lebur untuk menjadi sebuah keris," kata Rochim.

    Nilai di dalam keris sendiri, lanjut dia, ada nilai isoteri yakni energi atau kekuatan, dan nilai eksotori yang berarti seni dari material itu. "Orang Jawa sudah menguasai teknologi pembuatan senjata dalam hal ini adalah logam yang sangat luar biasa sejak zaman sebelum masehi," kata dia.

    Ia berharap, pameran keris tosan aji di Kabupaten Pekalongan dapat digelar kembali dengan skala yang lebih besar. Mengingat banyak potensi keris di Kota Santri. "Bahkan, kalau perlu mungkin perlu ada musium keris di Kabupaten Pekalongan," tandasnya. (yan)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top