• Berita Terkini

    Minggu, 06 Mei 2018

    Bisnis Wayang Karton Makin Menjanjikan

    foto : wiwid arif/magelang ekspres
    MAGELANG TENGAH - Dibanding dengan wayang kulit, kerajinan wayang karton memang kalah jauh. Namun, soal pangsa pasar, rupanya wayang karton sudah punya segmen sendiri. Terutama kalangan anak-anak dan pelajar yang hendak belajar tentang cerita budaya masyarakat Jawa tersebut.

    Salah satu perajin wayang karton asal Tidar Sari, Kelurahan Tidar Selatan, Magelang Selatan, Sugeng Prayitno mengaku, wayang karton sudah punya pasar tersendiri. Peminatnya pun beragam, dari kalangan anak-anak hingga dewasa.

    ”Kebanyakan konsumen yang memilih wayang karton karena harganya sangat ekonomis dibanding berbahan kulit. Kalau kulit biasanya dibeli oleh profesional,” kata Sugeng, saat ditemui di stand pameran Magelang Fair, Alun-alun Kota Magelang, Jumat (4/5/2018).

    Sugeng kesehariannya tidak hanya sebagai seorang perajin wayang, karena dia juga memiliki profesi sebagai guru. Namun di waktu senggangnya ia bisa memproduksi wayang-wayang karton. Saat ini dia memiliki ratusan karakter tokoh perwayangan.

    ”Ada sekitar 145 karakter dalam perwayangan, baik itu Ramayana maupun Mahabarata. Semua karakter, lekukan, cat warna, dan ukirannya saya hafal. Jadi tidak perlu buka buku untuk buat satu wayang,” ujar Sugeng.

    Dia sendiri mengaku sudah memproduksi wayang karton sejak usianya masih remaja. Hal itu tidak lepas dari rasa kagumnya terhadap cerita maupun tokoh-tokoh perwayangan.

    ”Untuk harga wayang karton mulai dari Rp50 ribu sampai dengan Rp250 ribu. Yang paling laris itu yang ukurannya kecil Rp50 ribu,” ucapnya.

    Menurut Sugeng, konsumen tidak terpaku terhadap tokoh perwayangan, berkarakter baik atau tidak. Konsumen, katanya, cenderung memilih warna dan kerapian dalam wayang-wayang yang dijualnya.

    ”Yang paling laris malah bukan seperti Gatotkaca, Arjuna, Kresna, dan lainnya, tetapi malah Sabrang, Rahwana, dan tokoh-tokoh Kurawa. Memang dari segi bentuk dan catnya, tokoh-tokoh buto (raksasa) lebih bagus, ketimbang tokoh kesatria,” ucapnya.

    Ia menyebutkan, sejauh ini pemasarannya bisa sampai ke luar daerah. Paling banyak hingga ke Borobudur Kabupaten Magelang. Di sana dia mampu menjual belasan hingga puluhan wayang karton setiap harinya.

    ”Tapi karena keterbatasan tenaga saya, ya terpaksa jual sedikit-sedikit saja. Ini juga jadi hobi kok, ketika senggang setiap hari saya bisa membuat ukiran sampai ngecat, 5 wayang karton,” ungkapnya.

    Kendati basisnya adalah wayang karton, bukan menjadi penggemar wayang jika Sugeng tak bisa membuat wayang kulit asli. Menurutnya, membuat karakter wayang dengan bahan kulit lembu lebih rumit dan prosesnya pun sangat lama. Tak heran jika satu buah wayang kulit asli dijual hingga Rp500 ribu.

    ”Harga segitu untuk ukuran tanggung, karena selain dari kulit lembu asli, catnya juga harus yang khusus. Kemudian cempuritnya, saya buat dari tanduk kerbau atau kambing. Wajar kalau harganya mahal, karena prosesnya panjang, terutama buat cempuritnya,” sebutnya. (wid)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top