• Berita Terkini

    Selasa, 03 April 2018

    Peringati HUT Tagana, Mensos Resmikan Pulau Momonga

    fotoahmadsaefurrohman/ekspres
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Menteri Sosial RI Idrus Marham meresmikan Pulau Momong yang terletak di kawasan muara Sungai Bodo di Desa Ayah, Kecamatan Ayah, Senin (2/4/2018). Peresmian tersebut merupakan rangkaian dari Peringatan HUT ke-14 Taruna Siaga Bencana (Tagana) yang dipusatkan di Pantai Logending. 

    Peresmian itu ditandai dengan dibentangkannya spanduk bertuliskan Pulau Momong, yang dilanjutkan dengan pelepasan seribu burung emprit dan peking. Kemudian, Mensos bersama Ketua DPR RI Bambang Soesatyo menanaman bibit mangrove serta melepas kepiting bakau di pulau tersebut.

    Mensos Idrus Marham, mengatakan diresmikannya Pulau Momongan karena di kawasan tersebut terdapat hamparan mangrove seluas 55 hektare yang penanamannya diinisiansi oleh Tagana Kebumen bernama Sukamsi. Yang juga merupakan Tagana Teladan Nasional tahun 2017.

    Penanaman mangrove ini, lanjutnya, merupakan upaya mitigasi bencana. Ide ini muncul setelah terjadinya tsunami Pangandaran. Pada saat itu, Sukamsi merangkul anak-anak jalanan, gelandangan, pengemis, pengamen, dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) lainnya untuk bersama-sama menanam mangrove.

    Sukamsi mulai menanam mangrove sejak tahun 2006. Saat itu ia mengajak 27 PMKS agar tidak lagi berada di jalanan. Kamsi menampung mereka di "Rumah Singgah Empati" yang bernaung di bawah yayasan yang ia dirikan secara swadaya bernama Yayasan Nurani Bangsa.

    "Tidak mudah mengajak mereka. Perlu pendekatan cukup lama karena mereka terbiasa berada di jalanan. Ngamen sebentar dapat uang. Kalau menanam mangrove harus menunggu bertahun-tahun tapi manfaatnya dirasakan masyarakat dan lingkungan. Keberadaan mereka memberi manfaat untuk sesama," katanya.

    "Pulau itu merupakan hasil kerja dari para pejuang Tagana, itu prestasi Tagana. Ini bisa menjadi contoh Tagana lain di Indonesia," kata Idrus Marham.

    Pada kesempatan itu, Mensos juga meminta Tagana Indonesia menjadi front liner dalam penanggulangan bencana di Indonesia. Hal ini sesuai arahan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, bahwa negara harus memastikan seluruh korban bencana tertangani dengan baik.

    "Maka saya minta Tagana Indonesia terus menjaga semangat dan terus berkarya sesuai dengan tema tahun ini yakni 14 Tahun Mengabdi Momentum Untuk Meningkatkan Karya Nyata Bagi Negeri," kata Mensos saat memberikan arahan dalam acara puncak HUT ke-14 Tagana,di Lapangan Pantai Logending.

    Dalam pidatonya dihadapan sekira 2.000 relawan kemanusiaan ini, Mensos menyampaikan dan menegaskan apresiasi dan rasa bangganya kepada Tagana Indonesia atas kerja keras dan kerja ikhlasnya dalam penanganan kebencanaan di Indonesia.

    "Saya bangga dan bahagia berdiri di depan para relawan kemanusiaan yang senantiasa mengabdikan dirinya untuk membantu orang lain. Tak terhitung kiprah telah dilakukan Tagana yang berdiri pada 2004 lalu. Kehadiran saudara di tengah masyarakat sebagai the first to help and care telah nyata dirasakan oleh masyarakat," ujarnya.

    Menurutnya, Tagana merupakan potensi yang sangat berharga bagi Kementerian Sosial RI terutama dalam menerapkan pratek penanggulangan bencana berbasis masyarakat. Dikatakannya, Indonesia memiliki potensi bencana alam yang sangat tinggi di Asia Tenggara. Untuk itu, diperlukan kesiapsiagaan semua unsur masyarakat agar bisa mengurangi dampak bancana dan korban jiwa.

    HUT ke-14 Tagana diwarnai dengan beragam aktivitas bersama masyarakat dan mitra kerja. Diantaranya Tagana Goes To School, bakti sosial, dan penanaman mangrove.
    Pelatihan Sahabat Tagana, pembuatan dan pemasangan kaki/tangan palsu, serta layanan kacamata gratis dari Yayasan Sinar Kebenaran Indonesia (YSKI).

    Ada pula pameran peralatan potensi dan peralatan penanggulangan bencana baik dari Kementerian Sosial, Basarnas, BPBD, PMI dan Pramuka Kebumen, serta TNI/Polri. Serta penyerahan Mobil Penanggulangan Becana Rescue Tactical Unit (RTU) dari Kementerian Sosial untuk Dinas Sosial dan PPKB Kabupaten Kebumen.

    Pada kesempatan ini juga dilakukan pengukuhan Ketua DPR RI, Panglima TNI, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, Kepala Badan Intelijen Negara, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, menjadi Pembina Kehormatan Tagana. Serta pengukuhan Wakil Gubernur Banten menjadi Pembina Tagana Provinsi Banten dan Wakil Bupati Kebumen menjadi Pembina Tagana Kabupaten Kebumen.

    Ketua DPR RI Bambang Soesatyo, menyampaikan Tagana adalah pahlawan yang terdepan dalam menghadapi bencana. Ketangkasan Tagana dibutuhkan bangsa ini untuk menghadapi bencal. "Tagana memiliki peran penting untuk mengatasi potensi kerawanan dan DPR akan mendukung peran penting dari Tagana," tegasnya.

    Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melansir, sejak awal tahun 2017 sampai 4 Desember 2017, terdapat 2.175 kejadian bencana di Indonesia dengan jumlah korban meninggal mencapai 335 orang, korban luka-luka sebanyak 969 orang, dan korban mengungsi dan menderita sebanyak 3,22 juta orang.

    Berdasarkan Data Markas Komando TAGANA Training Centre Sentul Bogor Jawa Barat, sepanjang Januari dan Februari 2018 telah terjadi sebanyak 224 bencana alam di Indonesia, jumlah ini meningkat dibanding periode yang sama tahun 2017 sebanyak 115 bencana alam.

    Dari total 224 bencana alam tersebut, terbagi 36 bencana gempa bumi, 59 bencana banjir, 34 bencana tanah longsor, 68 bencana puting beliung, 26 bencana kebakaran, dan satu bencana erupsi Gunung Sinabung. Bencana alam sepanjang Januari-Februari 2018 merenggut nyawa 29 orang meninggal, 33 orang luka berat, 39 orang luka ringan, 1.829 orang mengungsi. Bencana juga menyebabkan 1.662 unit rumah rusak berat, 3.583 rumah rusak sedang, dan 6.459 rumah rusak ringan, dan korban terdampak sebanyak 146.794 Kepala Keluarga (KK).   

    Tagana merupakan relawan sosial atau Tenaga Kesejahteraan Sosial berasal dari masyarakat yang memiliki kepedulian dan aktif dalam penanggulangan bencana bidang perlindungan sosial. Tagana pertama kali dikukuhkan pada 24 Maret 2004.

    Dalam melaksanakan tugasnya, satu jam setelah bencana Tagana harus berada di lokasi bencana. Hal ini telah menjadi komitmen seluruh personil Tagana dan telah dibuktikan dengan kiprahnya dalam penanganan berbagai bencana di Indonesia.

    Seperti yang terjadi pada Januari-Februari 2018 di antaranya KLB Campak dan Gizi Buruk di Kabupaten Asmat, Gempa Bumi di Banten, Tanah Longsor di Bogor, Erupsi Gunung Sinabung, Banjir di Cirebon, Tanah Longsor dan Banjir di Brebes. Serta tanah longsor dan banjir di Kabupaten Bandung dan Bandung Barat. Hingga Maret 2018, jumlah personil Tagana sebanyak 37.817 orang dan tersebar di seluruh pelosok Indonesia.(ori)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top