• Berita Terkini

    Senin, 02 April 2018

    Indonesia Aman dari Jatuhnya Tiangong-1

    JAKARTA – Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) memperbaharui informasi pemantauan jatuhnya stasiun luar angkasa milik Tiongkok yang bernama Tiangong-1. Hasil update informasi kemarin (1/4) pukul 12.40 WIB menyebutkan Indonesia aman dari jatuhnya stasiun luar angkaaa yang sudah rusak sejak 16 Maret 2016 lalu.


    Kepala Lapan Thomas Djamaluddin mengatakan perkiraan terkini menyebutkan titik jatuhnya Tiangong-1 ada di lautan Pasifik. ’’Tidak ada dampak apapun kalau jatuh di Laut,’’ katanya kemarin (1/4). Dilihat dari prediksi titik jatuh yang dilansir oleh Lapan, lokasinya juga sangat jauh dari wilayah Indonesia.


    Thomas menuturkan stasiun Tiangong-1 akan jatuh pagi hari ini (2/4/2018) pukul 07.15 WIB (+/- 15 menit). ’’Stasiun Tiangong-1 diperkirakan mengalami reentry (jatuh ke bumi, red) di Samudra Pasifik bagian selatan,’’ kata Thomas. Dia menjelaskan meskipun sudah dikonfirmasi titik jatuh Tiangong-1 aman dari wilayah Indonesia, Lapan tetap melakukan pemantauan.


    Guru besar bidang antariksa itu menuturkan saat diluncurkan pada 30 September 2011 lalu, bobot stasiun ruang angkasa ini mencapai 8,5 ton. Kemudian ukuran panjangnya 10,5 meter dengan diameter 3,5 meter.

    Thomas mengatakan Tiangong-1 bakal jatuh ke bumi tidak dalam keadaan utuh. Sebab akan terbakar di lapisan atmosfer padat.


    Dia memprediksi bagian yang berpotensi besar bakal jatuh ke bumi adalah tanki tempat penyimpanan bahan bakar. Dia menjelaskan jika tanki ini jatuh ke daratan, bisa berbahaya karena mengandung Hidrazine. Kandungan Hidrazine itu selain beracun juga mempunyai sifat korosif.


    Meskipun untuk kali ini Indonesia aman dari jatuhnya stasiun luar angkasa Tiangong-1, bukan berarti Indonesia tidak pernah kejatuhan sampah luar angkasa. Pada 18 Juli 2017 lalu masyarakat di Sungai Batang, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, dikejutkan dengan jatuhnya sebuah sampah angkasa. Hasil analisis tim Lapan menduga sampah angkasa itu adalah puing bekas roket tingkat 3 CZ-3A nomor katalog NORAD 31116 milik Tiongkok.


    Kemudian pada 26 September 2016 sebuah komponen bekas roket FALCON 9 R/B yang jatuh di wilayah Sumenep, Jawa Timur. Roket FALCON 9 R/B adalah peluncur satelit komunikasi JCSAT 16 milik Jepang. Selama ini tim Lapan langsung turun ke lapangan untuk melakukan identifikasi dan pengamanan setiap ada laporan jatuhnya sampah angkasa. (wan)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top