• Berita Terkini

    Selasa, 03 April 2018

    Hari Pertama Unas SMK Tak Ada Kendala

    ILUSTRASI
    JAKARTA - Sebanyak 1.485.302 siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) selama empat hari mulai kemarin mengikuti ujian nasional (unas). Hanya dua persen atau 26.240 siswa peserta unas yang menggunakan metode berbasis kertas dan pensil (UNKP). Mayoritas adalah peserta ujian nasional berbasis komputer (UNBK).



    Mendikbud Muhadjir Effendy menjamin ketersediaan listrik dan jaringan internet tidak akan terganggu selama UNBK berlangsung. Tahun ini jumlah peserta UNBK meningkat 6.293.552 peserta dibanding sebelumnya 3.782.453. "Untuk UNBK kan belum seluruh provinsi siap 100 persen. Baru ada 19 provinsi yang betul-betul 100 persen UNBK. Sisanya masih ada yang 80,90 persen. Yang paling rendah adalah 60 persen," kata Muhadjir pada saat sidak di SMK 29 Jakarta kemarin (2/4/2018).



    Daerah terpencil akan menjadi prioritas Kemendikbud. Caranya dengan memberikan bantuan-bantuan yang dibutuhkan agar bisa segera memenuhi ketentuan standar UNBK. "Justru kita mulai pada daerah pinggiran. Jawa kita anggap sudah selesai. Kita akan fokus ke ping


    Menurut Muhadjir, sebenarnya sekolah perbatasan sudah banyak yang mampu menyelenggarakan UNBK. Namun, ada peraturan daerah yang mengharuskan ujian dilaksanakan dengan tertulis. Dia mencontohkan di salah satu kabupaten di Maluku. "SMK-nya sebenarnya sudah siap melakukan UNBK. Namun ada kebijakan dari pemda bahwa semua masih harus UNKP sampai tahun ini," ungkapnya.



    Sejauh ini, Muhadjir mengaku belum ada kendala di daerah. "Kerja sama dengan PLN dan Telkomsel sudah dimulai sejak kemarin (Minggu, Red)," tuturnya. Untuk SMK yang masih UNKP, Muhadjir juga tidak khawatir akan soal yang belum terdistribusi atau bocor. "Saya minta dijamin Kabalitbang, bahwa satu bulan sebelum unas ini diselenggarakan, soal yang berbasis kertas harus sudah ada di lokasi dan dalam pengawasan," ungkapnya.



    Sementara itu, Faqih Sayidinah, siswa SMK 29 Jakarta, mengaku siap menghadapi UNBK. Namun, dia berharap jaringan internet yang lemot tidak terjadi. "Waktu try out sempat ngelag. Semoga kali ini tidak," paparnya. Materi matematika masih menjadi momok bagi dia. Faqih merasa belum percaya diri dengan penguasaan materi. "Tapi saya selalu mengulang pelajaran. Ikut les juga," ungkap siswa yang tinggal di Pasar Minggu, Jakarta, itu.



    Asep Supriatna, kepala sekolah SMK 29 Jakarta, justru percaya diri siswanya akan lulus 100 persen. Apalagi try out sudah kerap dilakukan. "Untuk masalah listrik dan jaringan, kami sudah persiapkan. Kami ada genset," timpalnya. (lyn/oki)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top