• Berita Terkini

    Selasa, 24 April 2018

    Dolalak Lanang Purworejo Terancam Punah

    ekosutopo/purworejoekspres
    PURWOREJO- Kesenian tradisional Dolalak dengan penari laki-laki (lanang) sebagai cikal bakal lahirnya tari Dolalak di Kabupaten Purworejo kian sulit dijumpai. Keberadaannya terancam punah karena minim grup Dolalak yang memiliki penari laki-laki dan masyarakat cenderung lebih meminat Doalak dengan penari perempuan.

    Kondisi itu disikapi oleh Sanggar Seni Swastika Purworejo dengan mengadakan Pagelaran Dolalak Lanang di kawasan Romansa Kuliner Purworejo (RKP), Minggu (22/4/2018). Pagelaran difasilitasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI serta didukung Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Dinparbud) Kabupaten Purworejo.

    Event langka yang dibuka oleh Kasubdid Seni Rupa Kemendikbud, Dra Susiyanti MM, tersebut menyedot perhatian masyarakat. Sejak pagi hingga sore, ratusan penonton memadati area RKP untuk memilhat secara dekat pementasan utama Dolalak lanang grup Budi Santoso Desa Kaliharjo Kecamatan Kaligesing. Ada pula penampilan Dolalak massal anak-anak dari sejumlah kecamatan, aksi musik perkusi, serta berbagai tari tradisional oleh Sanggar Tari Prigel Purworejo. 

    “Untuk mengenalkan anak-anak terhadap Dolalak dan Karawitan, kami juga mengadakan lomba mewarnai yang pelaksanaannya diiringi dengan karawitan,” kata Zuletri Susanto, Ketua Sanggar Seni Swastika selaku ketua panitia penyelenggara.

    Menurut Zuletri, pada awal munculnya Dolalak zaman Belanda, Dolalak ditarikan oleh laki-laki. Namun, pada era tahun 1990-an, popularitas Dolalak laki-laki kian redup. Banyak grup yang memilih konsen dengan penari perempuan dan lebih diminati masyarakat.

    “Masyarakat memang lebih suka Dolalak wanita. Jadi keberadaan Dolalak lanang semakin tergeser,” sebutnya.

    Bahkan, hanya segelintir grup yang kini masih mempertahankan Dolalak dengan penari lanangnya. Salah satu yang dinilai paling eksis yakni grup Budi Santoso.

    “Untuk grup Budi Santoso ini masih memiliki penari lanang generasi ketujuh yang masih mempertahankan tradisi. Grup-grup lain tidak banyak yang menonjol dan lebih eksis dengan Dolalak wanita,” jelasnya.

    “Pagelaran kali ini menjaga salah satu upaya untuk menjaga keberlanjutan Dolalak Lanang. Agar masyarakat tahu bahwa cikal bakal Dolalak itu ditarikan oleh kaum laki-laki,” imbuhnya.

    Sementara itu, Kepala Dinparbud Kabupaten Purworejo Agung Wibowo, memberikan dukungan penuh terhadap upaya sanggar-sanggat tari untuk kembali mempopulerkan Dolalak lanang. Melalui Dinparbud, pihaknya juga berjanji akan menggencarkan event Dolalak Lanang.

    “Untuk Dolalak lanang ini tahun depan akan saya coba lebih intenskan untuk mengembalikan tradisi semula. Kita lihat antusias penonton hari ini luar biasa, ternyata Dolalak lanang tidak kalah menarik," ungkap Agung. (top)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top