• Berita Terkini

    Selasa, 03 April 2018

    Atlet Asal Kebumen Bela Indonesia di Kejuaraan Junior Asia Tenggara

    KEBUMEN (kebumenekspres.com) - Kabupaten Kebumen patut berbangga terkait penyelenggaraan Kejuaraan atletik yunior ASEAN, bertajuk ‘’13 th Youth Athletic Championship ASEAN’’di Thailand, 3-4 April 2018 ini.

    Ini setelah ada atlet asal Kebumen yang ikut bertanding dalam event olahraga internasional tersebut. Dia adalah Adi Ramli Sidiq (17), yang turun di nomor 100 dan 200 meter. Ramli, sapaan akrabnya, diketahui atlet kelahiran Desa Widoro Kecamatan Karangsambung.

    Dihubungi Kebumen Ekspres, Selasa siang (3/4/2018), Edy Suparman, salah satu pelatih Ramli, membenarkan hal tersebut. Edy mengatakan, Ramli sudah terlihat memiliki bakat yang menonjol sejak duduk di bangku SMPN 1 Karangsambung. Pertama kali, bakatnya ditemukan oleh sang guru, Ardi.

    Kemudian, Ramli berlatih bersama Pengkab PASI Kebumen. Karena prestasinya yang menonjol, Ramli kemudian ditarik ke PPLP Semarang sejak tahun 2016. Sejak saat itu, prestasinya semakin mengkilap hingga kemudian sekarang tercatat masuk Pelatnas.

    "Sampai saat ini, kami yang dulu pernah menjadi pelatih Ramli masih tak percaya. Tentu kami bangga dengan prestasi Ramli," ujar Edy Suparman.

    Edy mengatakan, prestasi Ramli tak bisa dilepaskan dari kejelian gurunya di SMPN 1 Karangsambung, Ardi. Juga tim pelatih lain Pengkab PASI Kebumen, Wasimin, yang sabar membina Ramli muda untuk dapat menekuni cabang olahraga atletik. "Dulu Ramli hampir saja berhenti menekuni atletik,"kenang Edy.

    Prestasi Ramli, lanjut Edy, diharapkan bisa menjadi motivasi bagi atlet lain di Kebumen. Bahwa dengan minimnya sarana dan prasarana, motivasi dan tekad yang kuat, prestasi tetap bisa diraih. Yang membanggakan, saat ini sudah ada atlet putri asal Kebumen Faikhotul Hikmah, yang sudah masuk PPLP Semarang.

    Di sisi lain, Edy berharap, Pemkab Kebumen semakin meningkatkan upaya pembinaan terhadap cabang olahraga, khususnya atletik. Sebab, sampai saat ini belum ada kompetisi rutin sebagai tolok ukur pembinaan prestasi para atlet. Selain itu, sarana dan prasarana juga masih lumayan minim.

    "Kalau untuk berlatih, mungkin bisa dimana saja. Namun saat menjelang pertandingan, kita membutuhkan peralatan khusus sebagai simulasi pertandingan. Ini yang belum ada," kata Edy. (cah)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top