• Berita Terkini

    Kamis, 15 Maret 2018

    Tol Jakarta-Surabaya Tersambung saat Mudik

    JAKARTA – Tol Trans Jawa dari Jakarta hingga Surabaya, bahkan Probolinggo dipastikan sudah bisa dilewati pada musim mudik nanti. Sebagian besar ruas jalan bebas hambatan itu sudah beroperasi. Namun, ada sebagian yang masih fungsional. Seperti Pemalang-Batang, Batang-Semarang, Salatiga-Kartosura, Solo-Ngawi, dan Wilangan-Kertosono.


    Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menjamin tidak ada lagi jalur darurat tahun ini. Kendati masih ada jalur yang fungsional, namun kondisinya sudah jauh lebih baik. ”Kita ingat tahun lalu dalam kondisi darurat dengan jalan berdebu, sebagian lean concrete dan sebagian masih perkerasan. Tahun ini, insya Allah sudah dibeton dan untuk lapisan tanah yang lunak atau fleksibel kita lapis dengan aspal,” ujar Basuki kemarin (14/3/2018).


    Menurut dia, ada dua titik kritis tersambungnya tol Trans Jawa untuk mudik 2018. Yakni pada lokasi pembangunan Jembatan Kali Kuto sepanjang 160 meter yang berada di ruas Batang-Semarang dan Jembatan Kenteng sepanjang 496 meter di ruas Semarang-Solo. ”Akhir Maret 2018, pekerjaan konstruksi di bagian bawah Jembatan Kali Kuto selesai. Kemudian baru kita pasang girder dan pelat baja untuk jembatan, mudah-mudahan Mei 2018 sudah bisa terpasang dan sebelum mudik bisa dilewati,” terangnya.


    Dengan selesainya Jembatan Kali Kuto, diharapkan pemudik dapat melalui ruas itu hingga keluar di exit Krapyak, Semarang Barat, yang menjadi akhir dari ruas Batang-Semarang. Tahun lalu, ruas tol tersebut difungsikan secara darurat hingga Gringsing, Kabupaten Kendal. Namun, jika kondisinya belum memungkinkan untuk dilewati, pemudik kemungkinan akan keluar sedikit ke jalan raya lalu kembali masuk tol setelah melewati jembatan tersebut.


    Dalam waktu dekat, ada beberapa ruas tol yang bakal beroperasi. Yakni Pejagan-Pemalang seksi 2-3, Ngawi-Wilangan, dan Pasuruan-Probolinggo seksi 1-3. Balai Besar Pembangunan Jalan Nasional (BBPJN) VIII memberikan garansi hampir seluruh ruas tol yang ada, termasuk yang belum selesai, bisa dilewati. Yakni mulai Surabaya hingga perbatasan Jawa Tengah di Ngawi maupun Surabaya-Probolinggo.


    Dari seluruh ruas tol yang ada di Jatim, praktis tinggal Wilangan-Kertosono dan Pasuruan Probolinggo seksi IV yang dipastikan belum kelar pada masa mudik. Ruas Wilangan-Kertosono memiliki panjang 37 km, sedangkan ruas Pasuruan-Probolinggo seksi IV membentang 13,7 kilometer antara Leces-Gending. Saat ini, hanya ruas Leces-Gending yang belum bisa dipastikan apakah bisa dioperasikan secara fungsional.


    Untuk ruas Solo-Ngawi maupun Pasuruan-Probolinggo seksi 1-3 dipastikan sudah bisa dilewati saat masa mudik. Kemudian untuk tol Pasuruan-Probolinggo seksi I-III direncanakan beroperasi pada pertegahan Mei. Ruas Wilangan-Kertosono akan dioperasikan secara fungsional untuk mudik. ’’Kami perkirakan yang bisa rigid (jalur beton) panjangnya 7-8 kilometer. Sisanya LC (lean concrete),’’ tambah Kepala BBPJN VIII I Ketut Darmawahana kemarin (14/3).


    Khusus jalur LC sepanjang 30 km, yang difungsikan hanya satu sisi jalan. Rencananya, jalur itu dibuat bergantian sesuai kebutuhan pada masa mudik mendatang. ’’Yang perlu kami waspadai tinggal debu saja,’’ lanjutnya. Jalur itu diharapkan menjadi alternatif manakala pertigaan Mengkreng macet parah. Waktu pengoperasiannya diserahkan sepenuhnya pada pihak kepolisian atau Kemenhub yang memimpin operasi mudik. Pihaknya hanya mengupayakan agar ruas tersebut bisa dilewati pemudik meski belum tuntas dikerjakan.


    Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja mengatakan, tersambungnya tol Jakarta hingga Surabaya akan memangkas waktu tempuh yang cukup banyak. Menurut Endra, jika dalam kondisi normal butuh setidaknya 24 jam berkendara dari Jakarta ke Surabaya, dengan tol tersebut, Jakarta-Surabaya bisa ditempuh dalam waktu kurang dari 12 jam.


    ”Total kan 670 km dari Jakarta ke Surabaya. Kalau bawa kendaraan dengan kecepatan 60 km per jam saja, sekitar 11 jam sudah bisa sampai Surabaya. Tapi itu jika dalam kondisi normal. Mudik nanti sudah pasti akan lebih padat,” terang Endra. Terkait tarif tol yang harus dirogoh pemudik, Endra mengatakan, tarif beberapa ruas tol belum ditetapkan. Namun, kisarannya antara Rp 850 hingga Rp 1.000 per kilometer. Dengan acuan tersebut, satu kendaraan golongan I membutuhkan setidaknya Rp 360.250 sampai Rp 376.300 dari Cikarang Utama hingga Surabaya. (and/byu)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top