Hal itu terungkap dalam sosialiasi undang-undang Nomor 23 tahun 2007 tentang Perkeretaapian yang digelar PT KAI Daop 5 Purwokerto di SMK Purnama 2 Gombong, Sabtu (17/3/2018). Dalam kesempatan itu, para siswa diberikan pemaparan dan simulasi yang berkaitan dengan terjadinya kecelakaan yang terjadi di jalur kereta api.
"Dengan sosialisasi kepada para siswa ini diharapkan bisa menjadi pengetahuan untuk mentaati perundang undangan perkeretaapian dan pelopor keselamatan KA," kata Manager Pengamanan Obyek Vital dan Aset PT KAI (Persero) Muhammad Sapriyadi SH MH.
Sementara itu, Supervisor Pengamanan Obyek Vital, PT KAI Daop 5 Purwokerto Joko Suminto dalam paparannya menyampaikan, ada sejumlah faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan di kereta api. Antara lain, sikap terburu-buru atau tidak sabar serta tidak memperhatikan rambu-rambu lalu lintas. "Ketika melintas tidak menengok kanan dan kiri sehingga terjadi kecelakaan," katanya.
Hal itu diperburuk dengan banyaknya perlintasan liar yang dibuat sendiri oleh masyarakat. Perlintasan liar ini, berada di luar tanggung jawab PT KAI. Dalam rangka menekan kecelakaan, PT KAI kemudian menutup sejumlah perlintasan liar.
Terkait hal ini, PT KAI, sangat mengapresiasi masyarakat Kabupaten Kebumen yang dinilai memiliki kesadaran paling bagus dibanding kabupaten lain di Daop 5. "Di Kebumen ada penjaga perlintasan swakarsa oleh masyarakat. PT KAI, sangat mengapresiasi hal ini." ujarnya.
Meski begitu, sosialisasi tentang keselamatan KA terus digencarkan. Tak hanya di sekolah, juga ke lingkungan masyarakat terkecil, yakni RT dan RW. Gencarnya sosialisasi, dinilai efektif menekan angka kecelakaan kereta api.
Dalam kesempatan tersebut PT KAI Daop 5 Purwokerto menyerahkan piagam penghargaan kepada Kepala SMK Purnama 2 Gombong H Sutopo HS atas kerjasamanya dalam rangka sosialisasi tentang perkeretaapian dengan sekolah tersebut. (cah)
