• Berita Terkini

    Selasa, 13 Maret 2018

    Lagi, Kecelakaan Tunggal Tanjakan Emen 16 Luka

    JAKARTA— Tanjakan Emen kembali memakan korban. Kemarin (12/3/2018) sebuah mobil Isuzu yang dikendarai Arif Fahrurozi mengalami kecelakaan tunggal di tanjakan Emen, Cicenang, Ciater Subang. 16 orang penumpang mengalami luka berat dan ringan. Polri berharap bila ada temuan bahwa tanjakan dan tikungan Emen dianalisa terlalu tajam, tentu perlu untuk perbaikan.


    Karopenmas Divhumas Polri Brigjen M. Iqbal menjelaskan, kecelakaan terjadi sekitar pukul 12.00, kendaraan dengan nomor polisi E 7548 PB dari arah tempat wisata Gunung Tangkuban Perahu menuju ke Indramayu. Saat menuruni tanjakan Emen, serta menikung ke kanan kendaraan yang dikendarai Arif itu melaju tidak terkendali. ”Lalu, oleng ke arah kiri keluar badan jalan, lalu menabrak tebing,” paparnya.


    Kendaraan Isuzu itu kemudian terguling beberapa kali. Setelah dilakukan pertolongan diketahui 15 penumpang dan sopirnya mengalami luka. Untuk jumlah korban luka berat mencapai empat orang dan luka ringan 12 orang. ”Tidak ada yang meninggal dunia,” terangnya.


    16 orang korban itu luka berat dan ringan itu yakni, Egi, Ega, Ari Anggara, Rohedi, Kursari, Fitri, Tohirin, Kantona, Eko Kuswanto, Wardani, Ahmad Albaruddin, Didi, Dewi Sinta, Tanti Febri, Hendra Lesmana dan Kurniawati.”Semuanya berasal dari Indramayu dan bekerja di sebuah restoran,” tuturnya. 


    Menurutnya, sebuah kecelakaan lalu lintas itu hampir pasti didahului dengan pelanggaran. Seperti, pelanggaran kecepatan, volume atau peralatan teknis kendaraan yang tidak laik jalan. ”Bisa pula faktor manusianya. Untuk kasus yang ini tentunya perlu untuk penyelidikan terlebih dahulu,” ungkapnya.


    Dengan berulang kalinya terjadi kecelakaan di tanjakan Emen, maka harus ada pembenahan serius. Polri merasa bahwa kejadian ini menjadi wake up call bagi semua stakeholder untuk bisa mencegah terjadinya kecelakaan. ”Polri sendiri akan terus memberikan masukan berdasarkan penyelidikan kecelakaan tersebut,” terangnya.


    Menurutnya, bisa jadi setelah penanganan kasus akan ada hasil evaluasi yang diberikan kepada setiap stakeholder. Misalnya, tanjakan Emen terlalu terjal, terlalu menikung dan licin. ”Kami harap pula setiap dinas jangan budget oriented. Sehingga, kecelakaan tidak terus terulang di satu titik tersebut,” ujarnya.


    Sebelumnya, juga terjadi kecelakaan bus maut di tanjakan Emen. Kecelakaan itu memakan korban 27 orang meninggal dunia. Belakangan pengendara bus itu ditetapkan menjadi tersangka karena kejadian tersebut. Hal itu dikarenakan ditemukan fakta bahwa sopir tersebut mengakali rem belakang yang sempat mengalami kebocoran.


    Sebelumnya, Tanjakan Emen pernah diganti nama menjadi Tanjakan Aman pada 15 Februari lalu. Harapannya setelah diubah nama, tanjakan tersebut tidak memakan korban lagi.


    Selain perubahan nama, juga dilakukan penambahan fasilitas keselamatan jalan. Misalnya saja rambu chevron atau pengarah tikungan, pita penggaduh atau ruble strips, dan warning light.  Dengan adanya rambu ini diharapkan sudah menjadi peringatak para pengendara untuk berhati-hati.


    Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi menuturkan jika pihaknya sudah maksimal untuk memberikan pengamanan lalu lintas dari segi rambu-rambu. ”Tinggal dari Kementerian PUPR untuk melakukan pemotongan bukit,” tuturnya saat dihubungi  Jawa Pos kemarin.


    Pemotongan bukit menjadi salah satu jalan yang menurut Budi bisa membuat daerah itu aman. ”Mungkin juga perlu pengalihan jalur,” ucapnya. (idr/lyn)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top