• Berita Terkini

    Rabu, 07 Maret 2018

    Komunitas Kota Lama Purworejo Bedah Buku “Sisi Lain Diponegoro”

    PURWOREJO- Komunitas Kota Lama Purworejo menggelar acara bedah buku Sisi Lain Diponegoro, di Pendopo Kabupaten, belum lama ini. Buku tersbeut merupakan karya seorang sejarawan Inggris sekaligus guru besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB UI), Profesor Doktor Peter Carey.

    Profesor Doktor Peter Carey yang hadir langsung dalam acara bedah buku ini dengah tegas menekankan bahwa Diponegoro dari lahir sudah menjadi pangeran dan berhak secara sah menjadi raja. Namun akibat perlawanan yang dilakukan Diponegoro bagi keraton Jogja dan Solo, semua keturunan Diponegoro diblacklist.  "Karena semasa perang menjadi lawan kerajaan. Kala itu banyak pengaruh di bidang budaya, politik ataupun sosial yang mempengaruhi sikap dan tindakan Diponegoro," paparnya.

    Meski demikian, hal itu sudah dibuka kembali semasa Hamengkubuwono IX, sehingga diakui kembali dalam trah Jogja. Bahkan diputuskan menjadi Pahlawan nasional oleh pemerintah sebagai simbol yang melawan Belanda. "Saya yakin Puworejo dilandaskan di atas satu sejarah yang nyata yaitu munculnya Cokronegoro I sebagai bupati pertama," ucapnya.

    Pemateri kedua mantan Mendikbud Doktor Ing Wardiman Djojonegoro menandaskan hal yang sama bahwa Diponegoro memiliki hubungan kesejarahan dengan Purworejo. Dikarenakan paska perang Diponegoro antara tahun 1825-1830, barulah muncul daerah yang disebut Purworejo. "Ini memang fakta yang terungkap. Sejarawan tidak boleh meiliki kencenderungan kepada tokoh atau golongan tertentu,” paparnya

    Sementara itu Ketua Komunitas Kota Lama Purworejo Widyaastuti Tri Sulistgorini mengungkapakan, bahwa kegiatan ini dalam rangka mengajak kepada seluruh elemen untuk kritis dan berimbang dalam melihat fakta sejarah. Dengan melihat data kongrit, sehingga tidak perangkap stigamtik. "Jangan sampai ada sejarah yang dipahami dengan tidak berdasarka fakta,” ujarnya. (ndi)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top