 |
| IMAM/EKSPRES |
Hal ini pula yang dilakukan oleh Munding Aji (30) salah satu peternak Ular phiton di Dusun Gunungsari Desa/Kecamatan Pejagoan. Menjelang musim kawin ini, pihaknya pun menyiapkan perkenalan ular jantan dan betina.
Saat ditemuai Ekspres di rumahnya, Selasa (27/3/2018), Munding Aji menyampaikan musim kawin ular berlangsung pada awal musim hujan. Umumnya terjadi sekitar Mei-Juni dan Desember Januari. Salah satu persiapan yang dilakukan yakni mengenalkan dua jenis ular yang berbeda kelamin. “Ini untuk persiapan saja, mudah-mudahan musim kawin dapat berlangsung dengan baik,” tuturnya.
Tak kurang dari sembilan ekor ular phiton berukuran besar dipelihara oleh Munding Aji di halaman rumahnya. Mulai dari ukuran 4 sampai 10 meter dengan berat 300 hingga 400 kilogram dipelihara secara terpisah-pisah. Dari sembilan ekor ular yang dipelihara, terdapat satu ular phiton albino. Itulah satu-satunya ular pejantan yang dimiliki Munding. “Yang lain betina, ini satu pejantan albino,” katanya.
Pihaknya menjelaskan yang paling penting untuk persiapan jelang musim kawin adalah menjaga kesehatan ular baik betina maupun pejantan. Peternak akan menghindari mengawinkan ular sakit, karena dikhawatirkan akan menular. Jika ular betina sakit saat sedang hamil, tentunya akan berpengaruh terhadap kualitas telornya. “Saat menjelang musim dan siap kawin, pejantan dapat mogok makan 3 sampai 6 bulan. Sedangkan betina akan mogok makan setelah kawin dan selama proses pembuatan telor,” paparnya.
Tidak kalah penting yang perlu diperhatikan yakni umur ular. Jenis piton jantan siap dikawinkan pada umur 1,8 tahun. Sedangkan untuk betina minimal berumur 2,5 tahun. Kendati demikian pada umur tersebut merupakan pubertas pertama. Jika untuk produksi sebaiknya pejantan berumur 2,5 tahun dengan betina empat tahun. “Semua persiapan harus dilaksanakan secara maksimal. Sebab musim kawin ular tidak terjadi setiap waktu,” ucapnya. (mam)
