• Berita Terkini

    Minggu, 18 Maret 2018

    Hormati Nyepi, Masjid di Jepara ini Kumandangkan Adzan Tanpa Pengeras Suara

    M. KHOIRUL ANWAR/RADAR KUDUS
    JEPARA- SEPI. Begitulah kata yang menggambarkan suasana di Desa Plajan, Kecamatan Pakisaji, Jepara, Jawa Tengah. Pasalnya sekitar lima ratus umat Hindu sedang menjalani catur brata penyepian. Pintu rumah warga banyak yang ditutup. Tidak terdengar suara gergaji yang biasa terdengar ketika memotong kayu. Begitu juga dengan suara peralatan mebel tidak terdengar.

    Ketika masuk waktu salat duhur, masjid dan musala desa setempat tidak menggunakan pengeras suara ketika mengumandangkan adzan. Kumandang adzan tidak menggunakan pengeras suara sejak kemarin subuh sampai subuh pada hari ini (Minggu). Hal itu dilakukan untuk menghormati umat Hindu yang sedang Nyepi.

    Pengurus Masjid At Taqwa Desa Plajan, Kemadi, mengaku pada Jumat (16/3/2018) pihaknya juga tidak membunyikan qiroatul quran menjelang salat Jumat. Karena hari itu bersamaan dengan perayaan Mecaru dari umat Hindu, pengeras suara tidak digunakan.

    Penghormatan terhadap umat Hindu, menurut Kemadi, tidak hanya di Masjid At Taqwa yang kebetulan berdekatan dengan Pura Puser Bumi, melainkan masjid maupun musala lain di Desa Plajan juga melakukan hal serupa.

    Dengan tidak menggunakan pengeras suara saat azan, katanya, bertujuan agar tidak mengganggu pelaksanaan nyepi.

    Selain itu, seluruh masyarakat yang ada di Desa Plajan juga diimbau agar menjaga situasi wilayah tetap kondusif dan tidak muncul suara gaduh, termasuk tidak menghidupkan suara musik atau menggeber kendaraan bermotor.

    Umat Hindu, lanjut dia, ketika umat Islam menggelar perayaan Lebaran juga memberikan penghormatan dengan menjaga tempat peribadatan.Sebelumnya, kata dia, Pemerintah Desa Plajan juga memberikan imbauan untuk menghormati Hari Raya Nyepi.

    Tanpa ada imbauan sekalipun, katanya, warga sudah mengetahui langkah yang harus diambil saat umat Hindu merayakan Nyepi."Warga juga tetap ronda untuk menjaga keamanan selama Nyepi," ujarnya.

    Sementara itu, Kepala Desa Plajan, Priyatin, menuturkan, pihaknya telah memberikan edaran kepada seluruh warga dan tempat ibadah untuk menghormati peryaan Nyepi umat Hindu.


    “Pemerintah desa berupaya menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan selama pelaksanaan Nyepi. Seluruh warga harus berpartisipasi untuk mewujudkan kemanan tersebut,” ujarnya.

    Selama pelaksanaan catur brata, umat Hindu menjalani empat penyepian. Di antaranya Amati Karya  yang berrarti tidak bekerja, Amati Geni atau tidak menyalakan api, Amati Lelungan tidak bepergian, dan Amati Lelanguan tidak bersenang-senang. Termasuk tidak menyalakan alat komunikasi. Catur Brata penyepian yang dijalani umat Hindu saat Hari Raya Nyepi tersebut berlangsung selama 24 jam, atau hingga Minggu 18 Maret 2018 pukul 06.00. Setelah proses penyepian selesai, dilanjutkan upacara Ngambak Geni atau menyalakan api kembali. (war)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top