• Berita Terkini

    Selasa, 20 Maret 2018

    ATM Kantor Cabang Bank Juga Jadi Korban Skimming

    FotoSalmanToyib/JawaPos
    JAKARTA – Kewaspadaan harus benar-benar ditingkatkan. Aksi kejahatan bermodus skimming rupanya terjadi secara masif di banyak lokasi. Kota besar, kota kecil, ATM di mall, ATM di SPBU, ATM di hotel, bahkan ATM di kantor cabang bank pun ada yang menjadi korban aksi skimming.


    Ketua Harian Ikatan Auditor Teknologi Indonesia (IATI) Yanto Sugiharto mengatakan, kejahatan skimming kartu ATM sebenarnya merupakan kejahatan perbankan yang lawas. ’’Ya tahun 1995-an sudah dimulai,’’ ujarnya kemarin (19/3).


    Sayangnya, hingga saat ini masih ada banyak bank yang menjadi sasaran pelaku kejahatan skimming. Artinya, upaya untuk mencegah aksi kejahatan itu harus terus ditingkatkan.


    Dalam aksinya, para pelaku memasang sejumlah perlengkapan di sebuah mesin ATM. Perangkat itu cukup komplek. Bisa berupaya sejenis kamera kecil yang ditempatkan di penutup atau kanopi tombol angka untuk mengetik PIN. Kemudian juga ada alat yang ditancapkan di mulut lubang masuknya kartu ATM. Bahkan ada cara lain yakni dengan memasang perangkat pemancar berbasis sinyal.

    Dengan banyaknya teknis pemasangan skimming itu, publik wajar bertanya-tanya. Setiap mesin ATM kan sudah dilengkapi dengan CCTV. Tetapi kenapa bank tidak bisa mendeteksi adanya perilaku yang mencurigkan. Jika benar-benar CCTV itu terhubung ke bank.


    Dia menjelaskan ada beberapa penyebab kejahatan skimming masih terus terjadi sampai saat ini. Memang benar mesin ATM dilengkapi dengan CCTV. Sehingga bisa memonitor setiap perilaku pelanggan yang masuk. Apakah benar-benar mengambil uang atau malah memang perangkat skimming.


    Yanto mengatakan pada praktiknya saat ini tidak semua mesin ATM ada CCTV-nya. Selain itu ada pihak ketiga atau vendor yang berpotensi ikut bermain dalam kejahatan skimming tersebut. Untuk itu dia berharap Permenkominfo 4/2016 tentang Sistem Manajemen Pengamanan Informasi (SMPI) bisa segera diterapkan dengan maksimal.

    Banyaknya aksi kejahatan skimming terungkap dari hasil penyelidikan Polisi yang sudah menangkap banyak pelaku. Namun, ada pula dokumen investigasi sebuah bank yang mengungkap banyaknya aksi skimming.


    Dalam dokumen internal itu, disebutkan adanya banyak titik mesin ATM yang rupanya telah dipasangi skimmer dan tersebar di berbagai kota. (Selengkapnya lihat grafis). Lokasi ATM yang jadi sasaran skimming pun sangat beragam.


    Selain di mesin ATM, aksi skimming juga ada yang dilakukan pada mesin electronic data capture (EDC). Mesin EDC yang terdampak adalah mesin EDC yang ada di agen Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai). Kota-kota tersebut antara lain Malang, Ngawi, Ngawi, Madiun, Solo, Boyolali, Jogjakarta, Karanganyar, Wonogiri, Ungaran dan Demak.





    Sementara itu, mesin ATM Bank Mandiri di Gedung Graha Pena Surabaya memang terindikasi terkena skimming. Corporate Secretary PT Bank Mandiri Tbk Rohan Hafas mengatakan, ada satu mesin ATM Bank Mandiri di Gedung Graha Pena Surabaya yang terindikasi. “Katanya di Jawa Pos. Berarti kami musti lihat itunya (mesinnya) tuh,” katanya.


    Selain itu, ada satu lagi mesin ATM Bank Mandiri dan satu mesin ATM bank lain di Surabaya yang terindikasi terkena skimming. Namun, Rohan tidak membeberkan di mana lokasi ATM Bank Mandiri selain di Graha Pena Surabaya yang terdampak skimmer.


    Dia juga tidak memberi tahu  ATM bank apa yang bernasib sama seperti ATM Bank Mandiri Graha Pena Surabaya. Yang jelas, mesin-mesin ATM Bank Mandiri di Surabaya yang terindikasi terkena skimming sudah offline untuk dilakukan pemeriksaan.


    Dia mengaku, jika ada nasabah yang tiba-tiba kartunya diblokir sepihak oleh bank, itu adalah tidakan preventif dari bank. Artinya, kartu nasabah tersebut terindikasi digunakan oleh orang jahat yang memasang skimmer di mesin ATM. Semua kartu nasabah Bank Mandiri yang punya riwayat pernah bertransaksi di mesin ATM tersebut akan diblokir oleh Bank Mandiri tanpa persetujuan nasabah.


    Jika mesin ATM tersebut mempunyai riwayat pernah dipakai oleh kartu dari bank lain, maka Bank Mandiri akan berkoordinasi dengan bank penerbit kartu tersebut. Sehingga, nasabah lain itu kemungkinan juga akan diblokir kartunya.


    Meski sudah mendapat laporan mengenai saldo nasabah yang tiba-tiba berkurang dan sudah ada indikasi mesin ATM-nya terkena skimming, hingga kemarin Bank Mandiri masih melakukan verifikasi.


    Artinya, nasabah yang melaporkan kehilangan uang secara misterius baru terindikasi dan belum dinyatakan positif terkena skimming. Hingga tadi malam, Rohan menyebut dana nasabah yang melapor menjadi korban skimming pekan lalu sudah diganti. “Kalau yang hari ini (kemarin, Red) baru melapor, belum diganti, tapi akan segera diproses,” katanya.


    Agar tak menjadi korban skimming, Rohan mengimbau semua nasabah Bank Mandiri untuk mengaktifkan notifikasi SMS banking Bank Mandiri. Jika ada transaksi, aka nada SMS yang masuk ke nomor ponsel nasabah yang telah didaftarkan. (rin/wan)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top