• Berita Terkini

    Sabtu, 17 Maret 2018

    Antisipasi Skimming BRI Meluas, BI Minta Evaluasi Mesin ATM

    SOLO – Kasus pencurian dengan penggandaan kartu debit maupun kredit yang umum dikenal istilah skimming sampai saat ini belum ditemukan di eks Karesidenan Surakarta. Namun, Perwakilan Bank Indonesia Solo tetap meminta bank-bank mengevaluasi mesin ATM mereka. Ini untuk mendeteksi apakah ada alat skimming atau tidak, sehingga nasabah tidak resah. 

    Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Solo Bandoe Widiarto mengatakan, kasus skimming ini sudah pernah terjadi beberapa waktu sebelumnya. Bukan hanya dialami Bank BRI saja (seperti kasus di Kediri dan Jakarta), namun bisa juga terjadi pada bank manapun. Karena itu, keamanan nasabah dan kelancaran sistem pembayaran menjadi perhatian utama yang dilakukan BI sebagai otoritas perbankan.

    ”Ketika ada indikasi risiko sudah ada SOP (standard operating procedure) yang harus dijalankan. Selain itu, perbankan juga harus melakukan investigasi secara internal untuk menganalisa kasus tersebut,” ujarnya saat dihubungi via telepon kemarin (16/3).

    Saat ini di eks Karesidenan Surakarta sendiri ada 80 kantor cabang dan unit dan 1.500 ATM. Setelah munculnya kasus skimming di sejumlah daerah, BI mengimbau agar bank-bank di eks Karesidenan Surakarta juga waspada. Selain mengevaluasi mesin ATM, juga perlu ditekankan semua ATM harus terpasang CCTV. Sebab, CCTV inilah yang nanti bisa menjadi bukti bila ada pembobolan ATM. “Selama ini yang terjadi pelaku adalah sindikat, bukan perorangan,” ujarnya.

    Jika merujuk kasus yang terjadi di Kediri, Jawa Timur, saat ini untuk wilayah eks Karesidenan Surakarta belum ada laporan. Namun, BI sudah memberikan imbauan secara preventif bagi seluruh perbankan agar para nasabahnya mengganti PIN secara regular. Selain itu, tidak diperkenankan memberitahukan PIN kepada siapapun.

    ”Atau lebih banyak menggunakan mobile banking atau internet banking yang terhubung pada SMS banking. Nanti semua laporan akan diberitahukan melalui SMS,” jelasnya.

    Bank juga diminta berhati-hati dalam menggunakan vendor saat pengisian ATM. Antisipasi yang bisa dilakukan yakni mengevaluasi vendor secara berkala. “Karena itu, nanti akan ada evaluasi yang sifatnya umum. Hal ini akan kami diskusikan juga dengan perbankan agar bank-bank memperkuat mitigasi risiko,” jelasnya

    Disadari Bandoe, jika perbankan ini merupakan full regulated industries atau industri yang paling banyak aturannya. Terutama bagi nasabah, perlindungan adalah paling utama. Jika perlindungan tidak diberikan kepada nasabah maka akan rawan terjadi distrust atau ketidakpercayaan.

    Untuk mengantisipasi skimming ini, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Solo Laksono Dwionggo mengatakan, kunci utama yang harus dilakukan nasabah yakni merahasiakan password ATM. ”Kalau sudah dirahasiakan password-nya maka akan aman,” ucapnya.

    Dari sisi keamanan, semua bank di Solo sudah mengantisipasi adanya skimming ini. Bahkan, secara kenyamanan juga sudah dilakukan dengan baik. Mulai dari pemasangan CCTV yang direkam berbulan-bulan hingga pemasangan AC hampir sudah ada di seluruh bank di Solo.

    ”Selain itu kami juga meminta perbankan untuk memasang ATM di tempat yang ramai. Kalau bisa yang dijaga,” ujarnya.

    Begitu pula dengan nasabah, dalam memasukkan PIN juga harus menutup dengan tangan satunya. Ini agar PIN tidak diketahui orang lain. ”Jangan sampai saat kita mengetik PIN tanpa ada perlindungan sama sekali,” imbuhnya.

    Laksono juga menekankan jika kartu sulit masuk ke dalam mesin, maka harus diwaspadai. Lebih baik berganti ke mesin ATM lain. Sebab, mesin skimming ini bisa ditempatkan di manapun. Selain itu, ketika berbelanja atau membayar apapun, maka kartu harus diawasi. Jangan sampai kartu dilepas begitu saja. Sebab, kesempatan kartu tidak diawasi itu, pengkopian bisa langsung dilakukan.

    ”Sering kan kalau ke restoran atau pusat perbelanjaan, kita menyerahkan kartu pada karyawan yang bertugas. Hal ini yang harus diawasi agar jangan sampai ada pengkopian data,” ujarnya.

    Sementara itu, untuk menjaga transaksi nasabah dari kejahatan duplikasi kartu melalui skimming, Sekretaris Perusahaan BRI Bambang Tribaroto mengatakan, Bank BRI telah mengambil berbagai tindakan demi melindungi kepentingan nasabahnya. Hal ini merupakan bagian dari aspek pengelolaan manajemen risiko BRI dalam menjaga keamanan ytansaksi dana nasabah. Terutama di tengah menggeliatnya transaksi e-banking di era e-commerce seperti saat ini. Sehingga sistem keamanan dari segi teknologi informasi (TI) menjadi fokus utama saat ini.

    “Saat ini BRI tengah melakukan enhancement keamanan di teknologi e-channel BRI. Kenyamanan nasabah menjadi fokus kami. Karena itu kami mengimbau agar nasabah tidak perlu khawatir akan keamanan dalam menggunakan layanan Bank BRI,” ujarnya melalui rilis yang diterima koran ini dua hari lalu. (vit/bun)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top