![]() |
YERRY NOVEL/RADAR SLAWI |
Pembina Yayasan Kawit An-Nur Slawi Kasriyanto menuturkan, dugaan keracunan itu bermula saat para santri buka puasa bersama pada Senin (5/3) sore. Untuk membatalkan puasa, biasanya ponpes tersebut menyediakan air teh hangat. Namun, tanpa diketahui pengurus dan pengasuh ponpes, para santri telah meramu minuman sendiri, yakni es kelapa muda, minuman serbuk sachet, dan jeruk bali. ”Ketiga minuman itu dicampur jadi satu di sebuah baskom,” kata Kasriyanto, saat ditemui di lokasi, Rabu (7/3/2018).
Semula, lanjut dia, para santri tidak mengeluh pusing dan perut mual maupun diare. Namun Selasa pagi, ada beberapa santri yang tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) di ponpes tersebut. Kala itu, para pengasuh belum curiga. Baru diketahui sekitar pukul 21.30. Para santri muntah-muntah, kepala pusing, dan diare. Tanpa menunggu lama, pihaknya langsung meminta bantuan dari Palang Merah Indonesia (PMI) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tegal. ”Total santri putra di sini sebanyak 60 orang. Mereka dari jenjang SMP dan SMK. Sedangkan yang diduga keracunan sebanyak 38 orang,” ungkapnya.
Dari jumlah itu, Kasriyanto merinci yang diduga keracunan ringan 8 anak, sedang 27 anak, dan yang dirawat di RSUD dr Soeselo Slawi 3 anak. Saat ini, santri yang kondisinya ringan dan sedang dalam perawatan tim kesehatan yang dipusatkan di lantai 2 Masjid An-Nur. Tim kesehatan memberikan pengobatan dan infus darurat. ”Kami sudah memberitahu kepada semua orangtua para santri,” ujar Kasriyanto yang mengaku jika peristiwa itu baru kali pertama terjadi.
Kepala Bidang Pemberantasan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Tegal Kiswandi mengaku, saat ini sedang melakukan observasi terhadap santri yang kondisi racunnya masih ringan. Sementara yang kondisinya sedang, dilakukan rehidrasi dan infus. Untuk kesembuhan para santri, pihaknya akan membuat posko di lokasi. ”Minumannya sudah kami bawa ke Lab di Semarang, hasilnya belum bisa diketahui,” imbuhnya.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kabupaten Tegal dr Meliansori menyatakan, ciri-ciri orang keracunan diawali dari muntah-muntah, kepala pusing, diare, tubuh panas tinggi, dan perut mual. Sepertinya, para santri itu mengonsumi minuman yang ditolak oleh tubuhnya. Dengan demikian, mengalami keracunan. ”Kalau keracunan ringan dan sedang, akan sembuh sekitar 1 sampai 2 hari. Sementara yang berat atau dirawat di rumah sakit, minimal sampai 3 hari,” jelasnya.
Kapolres Tegal AKBP Heru Sutopo SIK saat datang ke lokasi mengaku belum bisa memastikan para santri ini keracunan atau tidak. Sebab, sisa minuman yang dikonsumsi para santri masih dalam pemeriksaan. ”Sisa minuman sudah kami bawa ke lab, hasilnya belum bisa kita publikasikan,” tandas kapolres didampingi Kasat Reskrim Polres Tegal AKP Bambang Purnomo. (yer/fat)
Dari jumlah itu, Kasriyanto merinci yang diduga keracunan ringan 8 anak, sedang 27 anak, dan yang dirawat di RSUD dr Soeselo Slawi 3 anak. Saat ini, santri yang kondisinya ringan dan sedang dalam perawatan tim kesehatan yang dipusatkan di lantai 2 Masjid An-Nur. Tim kesehatan memberikan pengobatan dan infus darurat. ”Kami sudah memberitahu kepada semua orangtua para santri,” ujar Kasriyanto yang mengaku jika peristiwa itu baru kali pertama terjadi.
Kepala Bidang Pemberantasan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Tegal Kiswandi mengaku, saat ini sedang melakukan observasi terhadap santri yang kondisi racunnya masih ringan. Sementara yang kondisinya sedang, dilakukan rehidrasi dan infus. Untuk kesembuhan para santri, pihaknya akan membuat posko di lokasi. ”Minumannya sudah kami bawa ke Lab di Semarang, hasilnya belum bisa diketahui,” imbuhnya.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kabupaten Tegal dr Meliansori menyatakan, ciri-ciri orang keracunan diawali dari muntah-muntah, kepala pusing, diare, tubuh panas tinggi, dan perut mual. Sepertinya, para santri itu mengonsumi minuman yang ditolak oleh tubuhnya. Dengan demikian, mengalami keracunan. ”Kalau keracunan ringan dan sedang, akan sembuh sekitar 1 sampai 2 hari. Sementara yang berat atau dirawat di rumah sakit, minimal sampai 3 hari,” jelasnya.
Kapolres Tegal AKBP Heru Sutopo SIK saat datang ke lokasi mengaku belum bisa memastikan para santri ini keracunan atau tidak. Sebab, sisa minuman yang dikonsumsi para santri masih dalam pemeriksaan. ”Sisa minuman sudah kami bawa ke lab, hasilnya belum bisa kita publikasikan,” tandas kapolres didampingi Kasat Reskrim Polres Tegal AKP Bambang Purnomo. (yer/fat)
Berita Terbaru :
- 8.523 Kades dan Lurah se-Jateng Antusias Sambut Peluncuran Koperasi Merah Putih
- Ahmad Luthfi Optimistis 50% Koperasi Merah Putih di Jateng Beroperasi pada 2025
- Demi Ekonomi Keluarga, Program Magang ke Negeri Sakura menjadi Asa Para Pemuda
- Tingkatkan Kompetensi Tenaga Kerja, Pemprov Jateng Seleksi Ratusan Peserta Magang ke Jepang
- Pariwisata Olahraga di Jateng Terus Menggeliat, Perekonomian Meningkat
- Ahmad Luthfi Sebut Transaksi Soloraya Great Sale 2025 Sudah Tembus Rp7 Triliun
- Ditinjau Ahmad Luthfi dan Zulkifli, Inilah Potensi Ekonomi KDMP Sumbung Boyolali