 |
| IMAM/EKSPRES |
Sepinya pasar, diawali sejak adanya penutupan tempat prostitusi di Sarke, oleh Pemkab Kebumen, tepatnya pada Jumat (2/2) lalu. Sejak itu bukan hanya para pria hidung belang saja, melainkan para warga yang kerap tongkrong di pasar pun kini jarang kelihatan batang hidungnya. Kondisi tersebut tentunya membuat para pemilik warung di area Sarke merasa risau. Sebab meski pun setiap hari telah menjajakan barang dagangannya, namun tak kunjung ada pembeli.
Adalah Indria (39) salah satu penjual warung di area Sarke, pihaknya menyampaikan, saat ini kondisi pasar sangat sepi. Sejak adanya penutupan jarang sekali warga yang mendatangi Sarke. Padahal berjulan di warung telah menjadi ladang pencaharian untuk diri dan keluarganya. “Sepi sekali mas...., mudah-mudahan segera ada solusi,” tuturnya, Senin (5/2/2018).
Bagi Indria yang terpenting adalah Sarke ramai dan kembali dikunjungi warga. Ramainya suasana akan mendorong perekonomian bagi para pedagang. Jika Pasar Unggas Koplak jadi dipindah ke Sarke, maka hal itu akan sangat menguntungkan masyarakat. “Adanya aktifitas para penjual dan pembeli akan membuat warung kami kembali laku. Saya kira, semua penjual warung yang ada disini juga berpikir demikian,” katanya.
Saat diminta tanggapan secara terpisah, Kepala Dinas Prindustrian dan Perdagangan (Disperidag) Kebumen Drs H Nugroho Tri Waluyo saat mengaku hingga kini belum ada rencana untuk relokasi. Jika warga Sarke menginginkan hal demikian maka pihaknya akan meminta tanggapan dari para pedagang Pasar Unggas/burung Koplak terlebih dahulu. “Nanti kami akan meminta tanggapan dari para pedagang di Pasar Koplak terlebih dahulu. Dengan demikian tidak akan menimbulkan atau memicu masalah dikemudian hari,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut Nugroho juga menyampaikan jika ke depan rencananya Pasar Hewan Tamanwinangun juga akan diperbaiki. Adapun perbaikan direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2019 mendatang. (mam)
