![]() |
fotoahmadsaefurrohman/ekspres |
Para siswa pun terlihat antusias mengikuti kegiatan yang digelar di lingkungan sekolah tersebut, Sabtu (10/2/2018) pekan lalu. Untuk karya batik tulis ini, para siswa menggunakan pewarna alami terdiri dari murni dari alam seperti warna kuning dari kunyit, Daun suci, warna hijau dari Pandan, ungu dari Kulit manggis, dan merah dari daun jati.
"Semuanya difermentasi dan tanpa bahan kimia," kata Kepala SMA N 1 Klirong Dra Rahmi Lestari Rahayuni MPd didampingi Bagian Humas, Sudewi SPd, di sela kegiatan.
Rahmi Lestari menambahkan, kegiatan tersebut dalam rangka dalam rangka penilaian sekolah Adiwiyata tingkat Provinsi Jawa Tengah. Sekaligus, melatih kreatifitas siswa serta memotivasi siswa untuk dapat berwirausaha. Juga berkaitan dengan upaya menjaga lingkungan.
"Ini tidak hanya semata dalam rangka menghadapi penilaian lomba sekolah Adiwiyata, tetapi bagaimana agar siswa merasa nyaman belajar dan berada di lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah harus tetap hijau, asri, dan bersih bebas sampah," imbuh dia.
Sudewi menmabahkan, permasalahan sampah juga menjadi perhatian utama di sekolah tersebut. Ia berharap SMA 1 Klirong juga menargetkan pencapaian prestasi di tahun 2018 sekolah adiwiyata tingkat provinsi Jawa Tengah.
Pembina Ekstra Kulikuler Batik Tulis, Tusina SPd, mengatakan pihaknya juga mengajarkan berbagai kerajinan daur ulang sampah dengan harapan para siswa mampu mengembangkan kreatifitasnya di bidang pengelolaan limbah, untuk didaur ulang menjadi kerajinan.
"Seragam batik ramah lingkungan itu nantinya akan dipakai oleh siswa,"imbuhnya.
Selain pembuatan batik, imbuh dia, para siswa juga diwajibkan membuat karya seni lukis menggunakan pewarna alami seperti karat besi. "Untuk penilaian akhir semester untuk siswa kelas 12 ditugaskan untuk membuat lukisan menggunakan bercak karat besi," kata Tusina.(saefur)
Rahmi Lestari menambahkan, kegiatan tersebut dalam rangka dalam rangka penilaian sekolah Adiwiyata tingkat Provinsi Jawa Tengah. Sekaligus, melatih kreatifitas siswa serta memotivasi siswa untuk dapat berwirausaha. Juga berkaitan dengan upaya menjaga lingkungan.
"Ini tidak hanya semata dalam rangka menghadapi penilaian lomba sekolah Adiwiyata, tetapi bagaimana agar siswa merasa nyaman belajar dan berada di lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah harus tetap hijau, asri, dan bersih bebas sampah," imbuh dia.
Sudewi menmabahkan, permasalahan sampah juga menjadi perhatian utama di sekolah tersebut. Ia berharap SMA 1 Klirong juga menargetkan pencapaian prestasi di tahun 2018 sekolah adiwiyata tingkat provinsi Jawa Tengah.
Pembina Ekstra Kulikuler Batik Tulis, Tusina SPd, mengatakan pihaknya juga mengajarkan berbagai kerajinan daur ulang sampah dengan harapan para siswa mampu mengembangkan kreatifitasnya di bidang pengelolaan limbah, untuk didaur ulang menjadi kerajinan.
"Seragam batik ramah lingkungan itu nantinya akan dipakai oleh siswa,"imbuhnya.
Selain pembuatan batik, imbuh dia, para siswa juga diwajibkan membuat karya seni lukis menggunakan pewarna alami seperti karat besi. "Untuk penilaian akhir semester untuk siswa kelas 12 ditugaskan untuk membuat lukisan menggunakan bercak karat besi," kata Tusina.(saefur)
Berita Terbaru :
- 8.523 Kades dan Lurah se-Jateng Antusias Sambut Peluncuran Koperasi Merah Putih
- Ahmad Luthfi Optimistis 50% Koperasi Merah Putih di Jateng Beroperasi pada 2025
- Demi Ekonomi Keluarga, Program Magang ke Negeri Sakura menjadi Asa Para Pemuda
- Tingkatkan Kompetensi Tenaga Kerja, Pemprov Jateng Seleksi Ratusan Peserta Magang ke Jepang
- Pariwisata Olahraga di Jateng Terus Menggeliat, Perekonomian Meningkat
- Ahmad Luthfi Sebut Transaksi Soloraya Great Sale 2025 Sudah Tembus Rp7 Triliun
- Ditinjau Ahmad Luthfi dan Zulkifli, Inilah Potensi Ekonomi KDMP Sumbung Boyolali