• Berita Terkini

    Sabtu, 17 Februari 2018

    Shio Anjing, Ekonomi Diprediksi Bergairah

    foto : wiwid arif/magelang ekspres
    MAGELANG TENGAH - Memasuki tahun shio anjing tahun ini, dalam kepercayaan warga Tionghoa berarti akan ada harapan yang lebih baik. Kondisi positif itu diprediksi terhadap nilai ekonomi di Indonesia.

    ”Segi ekonomi akan meningkat, namun kita harus tetap waspada, terlebih tahun ini juga ada agenda politik (Pilkada) yang sedikit banyak memengaruhi kemanan,” ujar Ketua Harian TITD Liong Hok Bio, Wong Su Li, kemarin.

    Menurutnya, perayaan Imlek tahun ini juga terasa lebih spesial karena umat sudah bisa menempati bangunan kelenteng baru setelah sebelumnya terbakar 2014 lalu. Bangunan baru ini berdiri lebih megah, dengan ornamen khas kelenteng yang indah.

    ”Kami senang, akhirnya kelenteng sudah dibangun baru dengan donasi umat. Bahkan, sekarang jadi ikon baru Kota Magelang. Banyak yang datang untuk berfoto-foto,” jelas Wong Su Li.

    Pada 22-25 Maret 2018 mendatang, bangunan kelenteng baru akan diresmikan bersamaan dengan Taoist Day atau peringatan ulang tahun Dewa Thay Sang Lao Cin (Dewa junjungan umat Tao).

    ”Ini Taoist Day kedua kami jadi tuan ruman. Peserta kegiatan akan dihadiri tamu-tamu dari negara tetangga, seperti Singapura, Malaysia, Italia, dan tentunya Tiongkok,” katanya.

    Adapun ragam kegiatan selama Taoist Day antara lain kirab budaya (Jut Bio) dan kirab bumi yang kemudian dirangkai dengan peresmian gedung baru oleh pejabat setempat.

    Ketua Yayasan TITD Liong Hok Bio, Paul Chandra Wesi Aji menjelaskan kegiatan serangkaian Imlek sudah dimulai dengan Toa Pekong Naik (Punggahan) berupa puja bhakti dari pagi sampai malam, Jumat (9/2) lalu. Dilanjutkan dengan pembersihan rupang (patung dewa-dewi) dan bakti sosial, Minggu (11/2). Pembersihan ini bertujuan untuk membersihkan jiwa dan pikiran bagi umat yang akan melaksanakan ritual ibadah.

    Puncak kegiatan, umat melakukan Sembahyang Tutup Tahun (Ti Sik), Kamis (15/2) pukul 22.30 WIB dan sembahyang awal tahun, Jumat (16/2) pukul 00.00 WIB.

    Selanjutnya yaitu sembahyang Toa Pekong Turun (Pudunan/Ci Ang/Ci Sin) pada Senin (19/2). Lalu sembahyang besar King Dhi Kong pada Jumat (23/2), Ci Swak pada Senin (26/2), dan Hari Kenaikan YM Kwan Sing Tee Koen pada Rabu (28/2).

    Lalu, agenda yang ditunggu-tunggu masyarakat adalah Cap Go Meh, Jumat (2/3). Nantinya, akan ada kirab budaya, dengan ratusan peserta. Akan ada kirab barongsai, atraksi kelenteng se-Jawa, termasuk kesenian tradisional.

    ”Kolaborasi kesenian Tionghoa dan tradisional Jawa pada saat perayaan Cap Go Meh seperti pada tahun-tahun sebelumnya. Ini mewujudkan bahwa toleransi dan kolaborasi masih sangat erat di Magelang,” ujar pria yang acap disapa Awe ini.

    Awe menambahkan, imlek tahun ini mengangkat tema “Dengan Imlek, Kita Tingkatkan Persaudaraan Sejati Antar-Umat Beragama”. Tema ini sengaja diambil, karena melihat kondisi sebagian masyarakat saat ini yang masih kerap termakan isu-isu SARA.

    ”Kami mengajak seluruh umat, tidak memandang suku, agama, ras, untuk saling mempererat persaudaraan. Kita kalau bersatu akan indah, damai, bahagia, jangan lagi termakan isu-isu provokatif yang memecah belah bangsa,” tuturnya.

    Awe mengakui jika ancaman-ancaman atau teror terhadap tokoh serta tempat ibadah masih terjadi. Pihaknya pun tidak menampik ada kekhawatiran karena bisa saja ancaman tersebut terjadi terhadap umatnya.

    “Khawatir ada, tapi kami yakin pemerintah dan kepolisian sudah mengantisipasi itu,” ucapnya. (wid)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top