• Berita Terkini

    Sabtu, 17 Februari 2018

    Sambut Imlek, Penganut Tri Dharma Gelar Sembahyang Bersama

    sudarno ahmad/ekspres
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Warga keturunan Tionghoa di Kebumen antusias menyambut Tahun baru Imlek 2569 dengan berbagai kegiatan. Salah satunya dilakukan oleh penganut Tri Dharma yang menggelar sembahyang bersama di Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Klenteng Kong Hwie Kiong Kebumen, pada malam pergantian tahun, Jumat (16/2/2018) dini hari.
     
    Dalam ritual yang berlangsung sekitar pukul 24.00 para penganut Tri Dharma berdoa untuk kedamaian di setiap agama dan kesejahteraan untuk seluruh rakyat Indonesia. Selesai khidmat bersembahyang, acara dilanjutkan dengan saling memberi ucapan selamat tahun baru kepada semua yang datang.
     
    Tampak sejumlah tokoh keturunan Tionghoa antara lain, Pengurus Yayasan Tri Dharma TITD Kong Hwie Kiong, dan Pengurus Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Kebumen.

    Perayaan Imlek tahun ini dilakukan secara sederhana, namun tetap khidmat dan tidak mengurangi makna Imlek. Sebelum melaksanakan ibadah bersama, warga yang datang menyalakan lilin berukuran raksasa yang memenuhi ruangan utama Klenteng. Penyalaan lilin tersebut sebagai simbol agar manusia diberikan penerangan selama setahun ke depan. Pendar cahaya lilin merah juga memberi nuansa khidmat Klenteng yang terletak di Jalan Kolonel Sugiono Kebumen itu.

    Seksi Rumah Tangga Klenteng Kong Hwie Kiong Kebumen, Tjen Lay, menjelaskan tradisi perayaan Imlek dimulai tanggal 30 bulan ke-12 dan berakhir pada tanggal 15 bulan pertama penanggalan China. Empatbelas hari sesudah tahun baru atau tanggal 15 akan digelar perayaan Cap Go Meh.
     
    Selama perayaan Imlek warga Tionghoa biasanya melakukan aktifitas masing-masing. Seperti menerima kunjungan atau mengunjungi saudara yang jauh. "Tradisi perayaan Imlek ini sekaligus sebagai ajang mempererat persaudaraan baik kerabat, tetangga maupun masyarakat," ujarnya.

    Sebelum perayaan Imlek digelar, berbagai persiapan dilakukan mulai dari kerja bakti membersihkan Klenteng yang berdiri tahun 1898 itu. Korden penutup altar dicuci, kemudian 37 rupang atau patung kongco makco (dewa-dewi) dibersihkan. Tidak terkecuali patung Thian Shang Senmu (Dewi Samudera) juga dibersihkan.(ori) 

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top