 |
| fotoahmadsaefurrohman/ekspres |
Ribuan peserta mengikuti aksi tersebut. Mereka bergerak dari Jalan HM Sarbini Kebumen menuju ke Jalan Veteran. Selanjutnya memutari alun-alun Kebumen dan melakukan orasi di depan Pendopo Bupati Kebumen. Dalam aksinya, peserta unjuk rasa menggelar orasi dan melakukan aksi teatrikal yang menggambarkan nasib guru GTT/PTT. Peserta juga menampilkan tragedi meninggalnya seorang guru di Sampang Madura yang meninggal karena dianiaya murid.
Cuaca terik membuat sejumlah peserta pingsan. Ada sebanyak 10 guru yang jatuh pingsan hingga harus dilarikan ke rumah sakit. Koordinator aksi damai GTT, Musbikhin mengatakan, mereka yang pingsan kebanyakan wanita.
Kepala Markas PMI Kebumen, Eko Purwanto, melalui salah satu relawanya, Ikwanudin (29) mengatakan, pihaknya menerjunkan 8 personil dari relawan PMI Kebumen dan 6 personil dari Puskesmas Kebumen I dan III.
"Ada 4 unit ambulan satu dari PMI dan sisanya dari Puskesmas Kebumen," katanya.
Cuaca terik dan banyaknya peserta memicu korban pingsan, beberapa korban pingsan telah sadar saat ditangani di lokasi namun ada dua korban pingsan yang dilarikan ke rumah sakit Permata Medika Kebumen. Mereka kepanasan dan kurang oksigen," ungkapnya
Aksi tadi siang meminta Bupati Kebumen untuk segera menerbitkan SK yang mengakui keberadaan guru GTT PTT. Mereka meminta Bupati Kebumen menerapkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2017 tentang guru, dengan cara mengakui GTT sebagai tenaga honorer. Pada aksi tersebut juga diisi dengan aksi teatrikal. Massa membubarkan diri setelah mendengar penjelasan dari Ketua PGRI Kebumen.
Selanjutnya, perwakilan GTT diterima Bupati Kebumen, Mohammad Yahya Fuad. (saefur/ori)
