• Berita Terkini

    Senin, 12 Februari 2018

    Menilik Wisata Budaya Kampung Meteseh, Kelurahan Magelang

    Diharapkan Jadi Magnet Baru Wisata Magelang 

    JUMLAH kunjungan wisatawan ke Kota Magelang mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Salah satu yang menjadi daya tarik dari wisata Kota Sejuta Bunga yakni wisata budaya. Seperti apa?
    --------------------------
    Laporan Magelang Ekspres
    -------------------------

    Kampung Meteseh, Kelurahan Magelang, Kecamatan Magelang Tengah ditargetkan menjadi destinasi wisata baru di Kota Magelang. Pasalnya, setiap Minggu Pahing atau Pahingan, di kampung yang dulu dinamakan Mantiyasih itu diselenggarakan pentas seni tari dari puluhan sanggar seni tari di Kota Magelang.

    Seperti yang digelar, Minggu (11/2/2018), Kampung Meteseh mendadak menjadi panggung pertunjukkan. Beberapa penari pun sudah bersiap dengan peralatan gamelan di belakangnya. Mereka mementaskan seni tradisional jatilan.

    Gagasan seni tari di Pendopo Mantyasih ini sudah melalui persiapan panjang. Di antaranya dimilikinya pendopo yang menyerupai bangunan kuno tetapi tetap bernuansa modern.

    Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Magelang, Taufiq Nurbakin mengatakan, lewat pentas seni tari ini pihaknya ingin mewujudkan Kampung Mantyasih sebagai kampung budaya yang menjadi daya tarik wisatawan.

    Menurutnya, di panggung Pendopo Mantyasih itu pula mulai tahun 2018 ini digelar pertunjukan tari dari berbagai sanggar tari binaan. Dari 53 sanggar yang terdata, mereka seluruhnya sudah dijadwalkan untuk mengisi acara Minggu Pahing di Pendopo Mantyasih hingga akhir tahun nanti.

    ”Awal kita buka pada akhir tahun 2017 lalu. Sedangkan sekarang ini (kemarin) adalah yang pertama di tahun 2018. Nantinya setiap sore di Minggu Pahing akan terus dipentaskan tari-tarian semacam ini,” katanya.

    Taufiq menuturkan bahwa pagelaran tari di pendopo Mantiyasih merupakan bentuk kegiatan yang rutin diadakan dinas untuk memberikan kesempatan sanggar tari memperlihatkan hasil karyanya.

    ”Ada banyak sekali sanggar tari di Kota Magelang. Ini menjadi upaya kami untuk melakukan pemberdayaan sanggar tari agar mereka bisa mengekspresikan aktivitas mereka lewat pertunjukan rutin setiap Minggu Pahing. Dengan harapan, kalau mereka terus tampil, kreativitas mereka akan terus terasah,” paparnya.

    Taufiq menjelaskan jadwal pelaksanaan di setiap Minggu Pahing sendiri tidak berbenturan dengan kegiatan lain. Apalagi gelaran ini berlangsung mulai siang hingga sore hari saja. Ia berharap, pertunjukan di Pendopo Mantiyasih mampu memberi hiburan tersendiri bagi warga.

    Sementara itu, Kasi Seni Tradisi, Bidang Budaya, Disdikbud Kota Magelang, Indri Astuti menuturkan acara pertunjukan yang diadakan 35 hari sekali ini menambah kesejahteraan warga sekitar Pendopo Mantyasih, yang menggelar acara pertunjukan seni tari.

    ”Sanggar yang tampil bergantian setiap Minggu Pahing. Satu harinya ada satu hingga dua sanggar yang tampil,” katanya.

    Kegiatan yang diprakarsai oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Magelang ini pun mendapat tanggapan positif dari kalangan DPRD. Seperti yang diutarakan Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Magelang, Aktib Sundoko bahwa pementasan tari tradisional di Pendopo Mantiyasih digelar secara rutin akan menambah semangatsanggar tari dari Kota Magelang. Dirinya juga menilai festival tarian tradisional di Pendopo Mantiyasih, merupakan bentuk pelestarian budaya.

    ”Ini sekaligus menjadi cara positif membendung tingkah laku negatif, pergaulan bebas, terutama kalangan anak-anak muda. Saya juga menyarankan agar pementasannya melibatkan anak-anak muda, termasuk pelajar,” ungkapnya.

    Senada juga diutarakan Anggota Komisi A DPRD Kota Magelang, Tyas Anggraeni Bekti Prasetyo bahwa gelaran pentas tari ini harus konsisten ke depannya. Jangan sampai kegiatan yang mestinya rutin dijalankan tersebut, putus di tengah jalan karena minimnya antusiasme dari penonton.

    ”Perlu pemikiran juga siapa nanti yang akan selalu menyaksikannya. Kalau anak-anak muda, Dinas P dan K bisa menggandeng sekolah-sekolah, komunitas tertentu, dan lainnya. Supaya tidak hanya punya tujuan untuk melestarikan budaya, tapi juga menularkan efek positif terhadap dunia seni,” katanya.

    Para pengunjung objek wisata budaya Pendopo Mantyasih Kota Magelang merasa terhibur adanya atraksi tarian jatilan, Minggu (11/2) siang. Satu di antara pengunjung yaitu Rahmawati (29). Ia merasa dapat nilai tambah ketika berkunjung ke lokasi wisata Pendopo Mantyasih yang menjadi salah satu destinasi wisata unggulan tanpa biaya di Kota Magelang.

    ”Adanya atraksi itu bisa sekaligus mengenalkan budaya ke anak-anak. Sehingga selain bisa wisata, juga ada nilai tambah ke anak untuk mengenal budaya,” kata wanita yang akrab disapa Rahma, warga Kabupaten Magelang itu.

    Rahma yang datang bersama suami dan kedua anaknya mengaku senang adanya penampilan dari grup kesenian jatilan siang itu. Meski awalnya ia penasaran ada atraksi tarian kontemporer.

    ”Ya walaupun tarian jatilan, tapi tetap saja dapat menghibur anak-anak. Saya ingin setiap Minggu Pahing datang ke sini untuk melihat tari-tarian kontemporer dari Magelang,” ucapnya.

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top